Mohon tunggu...
Moh rivaldi abdul
Moh rivaldi abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN Gorontalo -

Mahasiswa IAIN Gorontalo Fb. Moh. Rivaldi Abdul Rivaldiabdulputrisuleman.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memperjuangkan Kemerdekaan

30 November 2018   08:44 Diperbarui: 30 November 2018   10:04 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw., dikatakan bahwa cintah tanah air adalah sebagian dari iman. Inilah semangat yang mendorong para pahlawan Indonesia dalam memperjungkan kemerdekaan. Semangat cinta tanah air. Sebab di tanah air inilah kita dilahirkan dan kelak anak cucu kitapun akan lahir dan tinggal di tanah air ini. Maka jika ada yang menjajah ingin mengambil alih kekuasaan tanah air Indonesia maka harus dilawan. 

Begitu banyak darah para pahlawan yang tumpah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka semua adalah para pecinta tanah air. Mereka adalah orang-orang yang tidak ingin tanah air Indonesia tercinta dijajah oleh bangsa asing. Mereka berjuang demi cita-cita yang mulia yaitu kemerdekaan Indonesia. Bahkan banyak diantara mereka yang lebih dahulu meninggal sebelum cita-cita kemerdekaan itu terwujud.

"Wahai segala pencinta tanah air, yang telah tewas sebagai korban dari cintanya! Di manakah engkau sekarang, Imam Bonjol? Engkau tiada sempat melihat bagaimana pada tanggal 17 Agustus 1945, cucumu memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di mana engkau Gusti Pangeran Abdul Hamid Diponegoro? Engkau tiada hadir ketika bendera yang engkau kibarkan dahulu, dikibarkan kembali, lebih seratus tahun engkau wafat oleh anak cucumu. Di mana engkau pahlawan-pahlawan yang tiada terkenal yang bekerja di tempat-tempat yang jauh dan tersembunyi, tewas pun dengan tiada dikenal orang pula? Di mana engkau? Rasa cinta dan suri teladan yang tuan-tuan tinggalkan, tetap menjadi penuntun kami dalam melanjutkan perjuangan menuju kemerdekaan, kebahagiaan, dan ketinggian tanah air kita." (HAMKA, Lembaga Hidup : 313-314).

Berkat jasa dan pengorbanan para Pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, maka pada 17 Agustus 1945 Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Namun, perjuangan kemerdekaan belumlah usai. Menurut Buya Hamka bahwa, "Usahah melepaskan diri sampai berhasil menumbangkan satu kekuasaan yang menindas, dinamakan revolusi. 

Revolusi sosial adalah perjuangan di dalam negeri mencapai masyarakat yang lebih adil, sedangkan revolusi nasional adalah perjuangan ke luar mencapai pengakuan bangsa lain atau berdirinya suatu bangsa yang jelas wilayah tanahnya, batas negerinya, undang-undang dasarnya, benderanya, dan kepala negaranya." (HAMKA, Islam Revolusi dan Ideologi).

Proklamasi kemerdekaan Indonesia membuat negara kita diakui sebagai negara yang merdeka, membuat Indonesia sudah sampai pada revolusi nasional. Namun revolusi sosial dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat belumlah usai. Sebab jika Si Godam, dalam ceritanya Tan Malaka, berkata bahwa "Merdeka 100% adalah jaminan buat terus merdekanya Indonesia." (Tan Malaka, Merdeka 100%, 2017: 242).

Maka penulis ingin berkata bahwa, jika masih banyak rakyat yang tak mendapatkan keadilan. Jika masih banyak rakyat yang jauh dari kata sejahtera. Jika masih banyak suara teriakan rakyat miskin. Maka Indonesia belumlah merdeka 100%. Dan perjuangan kemerdekaan belumlah usai.

Terakhir, penulis ingin mengutip pesan Kiai Hasyim Asyari dalam Film Sang Kiai. Bahwa "Semua orang yang melawan penjajah itu pahlawan. Tidak ada yang lebih berjasa dari yang lain. Kalaupun ada yang melupakan jasa mereka juga tidak mengapa. Karena Allah menjanjikan tempat yang sebaik-baiknya bagi para syuhada."

Para pahlawan dengan gagahnya berjuang melawan penjajah. Sehingga mengantarkan Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan. Jangan lupakan jasa mereka. Ingatlah jasa mereka dengan terus melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berkibarlah merah putih ku. Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun