Mohon tunggu...
Moh rivaldi abdul
Moh rivaldi abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN Gorontalo -

Mahasiswa IAIN Gorontalo Fb. Moh. Rivaldi Abdul Rivaldiabdulputrisuleman.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memperjuangkan Kemerdekaan

30 November 2018   08:44 Diperbarui: 30 November 2018   10:04 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memperjuangkan Kemerdekaan

Oleh: Moh. Rivaldi Abdul

Kebaikan ialah mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Jika manusia itu lemah, hidupnya dijajah, diperbudak maka itu merupakan sebuah keburukan. Kebaikan apabila manusia memiliki kekuatan dalam hidupnya sehingga ia menjadi manusia yang tidak dijajah atau ditindas. Demikianlah pandangan baik-buruk menurut aliran vitalisme. Bahwa ukuran baik-buruk terletak pada kekuatan manusia.

Walaupun sebenarnya paham ini lebih cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai suatu kebaikan. (Abuddin Nata, Akhlak Tasauf, 2011: 115).

Namun jika dipikir-pikir, memang tidak ada manusia yang ingin hidupnya dijajah atau ditindas. Karena itu jika manusia ditindas maka itu merupakan sebuah keburukan. Kebaikan apabila manusia itu tidak ditindas. Kebaikan apabila manusia itu memperoleh kemerdekaannya dalam hidup.

Namun, alangkah baiknya prinsip yang demikian dibatasi. Dibatasi dengan apa yang pernah dikatakan oleh filsuf China kuno, Qong Qiu bahwa jangan melakukan sesuatu perbuatan kepada orang lain yang kau sendiri tidak ingin diperlakukan demikian. Apabila manusia itu kuat maka ia tidak akan menindas yang lemah. 

Sebab sebagai manusia diapun tidak ingin ditindas.  Sehingganya kekuatan manusia tidak digunakan untuk menindas orang lain. Kekuatan manusia adalah untuk mewujudkan kemerdekaan bagi seluruh umat manusia.

Merdeka. Kata inilah yang diperjuangkan banyak manusia. Kehidupan yang baik dapat dicapai apabila manusia sudah merdeka. Dalam Islam seorang muslim diajarkan untuk merdeka. Hidupnya tidak diperbudak oleh manusia dan dunia. Sebab seorang muslim hanya pantas menghambakan dirinya pada Allah swt, bukan pada manusia dan dunia.

Begitu banyak nyawa yang melayang hanya untuk memperjuangkan sebuah kata "Merdeka". Ada begitu banyak perjuangan untuk merdeka. Revolusi Prancis di belahan bumi Eropa, adalah untuk memperjuangkan kata merdeka. Gerakan kasih sayang Mahatma Ghandi di India adalah untuk memperjuangkan kata merdeka. Palestina yang terus melawan Israel hingga sekarang adalah untuk memperjuangkan kata merdeka. Setiap manusia ingin merdeka, sebab merdeka adalah cita-cita yang mulia. 

Di Indonesia, kurang lebih 350 tahun Belanda berusahah menjajah Indonesia dan dilanjutkan oleh Jepang. Maka selama itu pulah rakyat Indonesia berjuang melawan penjajahan. Rakyat Indonesia ingin merdeka tidak ingin dijajah, sebab jika tetap dijajah itu buruk dan yang baik adalah jika Indonesia merdeka. Rakyat Indonesia terus berjuang sebab untuk merdeka. Ingin mengusir penjajah dari tanah air Indonesia.

Para Pahlawan berjuang membebaskan tanah air Indonesia dari penjajah. Sebab mereka cintah dengan tanah air Indonesia. Tak terhitung berapa banyak darah para pejuang yang mengalir memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Buya Hamka berkata, "Cinta tanah air adalah perasaan yang sangat halus dan dalam di hati manusia. Bahkan cinta tanah air itu timbul daripada iman yang sejati." (HAMKA, Lembaga Hidup : 310). 

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw., dikatakan bahwa cintah tanah air adalah sebagian dari iman. Inilah semangat yang mendorong para pahlawan Indonesia dalam memperjungkan kemerdekaan. Semangat cinta tanah air. Sebab di tanah air inilah kita dilahirkan dan kelak anak cucu kitapun akan lahir dan tinggal di tanah air ini. Maka jika ada yang menjajah ingin mengambil alih kekuasaan tanah air Indonesia maka harus dilawan. 

Begitu banyak darah para pahlawan yang tumpah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka semua adalah para pecinta tanah air. Mereka adalah orang-orang yang tidak ingin tanah air Indonesia tercinta dijajah oleh bangsa asing. Mereka berjuang demi cita-cita yang mulia yaitu kemerdekaan Indonesia. Bahkan banyak diantara mereka yang lebih dahulu meninggal sebelum cita-cita kemerdekaan itu terwujud.

"Wahai segala pencinta tanah air, yang telah tewas sebagai korban dari cintanya! Di manakah engkau sekarang, Imam Bonjol? Engkau tiada sempat melihat bagaimana pada tanggal 17 Agustus 1945, cucumu memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di mana engkau Gusti Pangeran Abdul Hamid Diponegoro? Engkau tiada hadir ketika bendera yang engkau kibarkan dahulu, dikibarkan kembali, lebih seratus tahun engkau wafat oleh anak cucumu. Di mana engkau pahlawan-pahlawan yang tiada terkenal yang bekerja di tempat-tempat yang jauh dan tersembunyi, tewas pun dengan tiada dikenal orang pula? Di mana engkau? Rasa cinta dan suri teladan yang tuan-tuan tinggalkan, tetap menjadi penuntun kami dalam melanjutkan perjuangan menuju kemerdekaan, kebahagiaan, dan ketinggian tanah air kita." (HAMKA, Lembaga Hidup : 313-314).

Berkat jasa dan pengorbanan para Pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, maka pada 17 Agustus 1945 Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Namun, perjuangan kemerdekaan belumlah usai. Menurut Buya Hamka bahwa, "Usahah melepaskan diri sampai berhasil menumbangkan satu kekuasaan yang menindas, dinamakan revolusi. 

Revolusi sosial adalah perjuangan di dalam negeri mencapai masyarakat yang lebih adil, sedangkan revolusi nasional adalah perjuangan ke luar mencapai pengakuan bangsa lain atau berdirinya suatu bangsa yang jelas wilayah tanahnya, batas negerinya, undang-undang dasarnya, benderanya, dan kepala negaranya." (HAMKA, Islam Revolusi dan Ideologi).

Proklamasi kemerdekaan Indonesia membuat negara kita diakui sebagai negara yang merdeka, membuat Indonesia sudah sampai pada revolusi nasional. Namun revolusi sosial dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat belumlah usai. Sebab jika Si Godam, dalam ceritanya Tan Malaka, berkata bahwa "Merdeka 100% adalah jaminan buat terus merdekanya Indonesia." (Tan Malaka, Merdeka 100%, 2017: 242).

Maka penulis ingin berkata bahwa, jika masih banyak rakyat yang tak mendapatkan keadilan. Jika masih banyak rakyat yang jauh dari kata sejahtera. Jika masih banyak suara teriakan rakyat miskin. Maka Indonesia belumlah merdeka 100%. Dan perjuangan kemerdekaan belumlah usai.

Terakhir, penulis ingin mengutip pesan Kiai Hasyim Asyari dalam Film Sang Kiai. Bahwa "Semua orang yang melawan penjajah itu pahlawan. Tidak ada yang lebih berjasa dari yang lain. Kalaupun ada yang melupakan jasa mereka juga tidak mengapa. Karena Allah menjanjikan tempat yang sebaik-baiknya bagi para syuhada."

Para pahlawan dengan gagahnya berjuang melawan penjajah. Sehingga mengantarkan Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan. Jangan lupakan jasa mereka. Ingatlah jasa mereka dengan terus melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berkibarlah merah putih ku. Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun