Mohon tunggu...
Moh rivaldi abdul
Moh rivaldi abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN Gorontalo -

Mahasiswa IAIN Gorontalo Fb. Moh. Rivaldi Abdul Rivaldiabdulputrisuleman.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar Pancasila Pada Buya Hamka

21 Juni 2018   10:12 Diperbarui: 21 Juni 2018   10:18 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Persatuan Indonesia. Benar disebagian tempat kita bisa melihat bagaimana contoh KeBhinekaan benar-benar hidup, dimana perbedaan tidak menyebabkan perpecahan namun mendatangkan persatuan. Namun di tempat lain tidaklah demikian, masih ada saja tempat yang terjadi perpecahan baik karena masalah suku, maupun agama. Ini menandakan persatuan Indonesia belum benar-benar wujud dari sabang sampai merauke. 

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masih banyak masyarakat Indonesia yang jauh dari kata sejahtra. "Bukan lautan hanya kolam susu.. katanya. Tapi kata kakekku, hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu..." demikianlah puisi dalam film "Tanah Surga Katanya". Kalau kita ingin Indonesia semakin maju dan lebih baik lagi, maka mulailah dengan menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila. Tidak hanya untuk rakyat namun juga pemerintah. 

Menurut Buya Hamka bahwa inti atau pokok dari Pancasila adalah sila yang pertama, "Ketuhanan yang maha Esa". Sebagaiman dalam bukunya "Dari Hati keHati", ia mengumpamakan Pancasila dengan nilai angka 10.000. dimana angka yang didepan sekali adalah angka satu, itulah keTuhanan yang maha Esa. Angka-angka berikutnya empat berderet ialah perikemanusiaan, kebangsaan, kedaulatan rakyat, dan keadilan sosial, semuanya dilambangkan dengan nol. 

Oleh karena itu, selama angka satu masih ada, selama itu pulalah empat nol yang mengikutinya ada harga. Namun kalau angka satu hilang, walaupun empat nol ditambah 1000 nol lagi, tidaklah ada harganya. 

Demikianlah menurut Buya Hamka bahwa inti dari Pancasila ada pada dasar sila yang pertama yakni keTuhanan yang maha Esa. Karena menurutnya apabila kita telah percaya pada Tuhan yang maha Esa, maka dengan sendirinya  akan tumbuh dasar kedua, yaitu Perikemanusiaan sebab agama kita memandang seluruh umat itu adalah satu. 

Dengan keTuhanan yang maha Esa maka dalam jiwa seorang muslim haruslah tumbuh rasa persatuan kebangsaan, karena Allah berfirman:

Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Al-Hujurat : 13).

Dan menurut Buya Hamka bahwa, "kebangsaan kita bukanlah chauvinism -- membenci bangsa lain - karena membenci bangsa lain berlawanan dengan dasar kedua, yaitu perikemanusiaan dan melanggar dasar pertama, percaya kepada Tuhan.

Dengan keTuhanan yang maha Esa kata Buya Hamka akan menimbulkan musyawarah untuk mufakat, yang kadang disebut demokrasi dan kadang kita sebut kedaulatan rakyat. Firman Allah :

"Orang-orang yang segera menyambut panggilan Tuhan, lalu mereka mendirikan sholat. Setelah itu maka segala urusan mereka, mereka musyawarahkan bersama, dan mereka sudi mengorbankan harta benda yang telah dianugrahkan Tuhan kepada mereka". 

Dengan keTuhanan yang maha Esa pulalah akan menumbuhkan dasar kelima "keadilan sosial". Adil dan makmur yang merata sebab kita manusia ini ditakdirkan Tuhan sama. Sama-sama hamba-Nya tingkat hidup hanyalah soal kesanggupan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun