Mohon tunggu...
Rival Andjo
Rival Andjo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just love to share whatever

Selanjutnya

Tutup

Financial

Keputusan dalam Pemilihan Produk dan Merk pada Pasar Global

21 Juli 2022   16:51 Diperbarui: 21 Juli 2022   17:00 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pengertian Produk

Menurut Philip Kotler, pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, termasuk di dalamnya fisik, jasa, orang, tempat organisasi dan gagasan.

Menurut Philip Kotler, adapun jenis-jenis produk adalah sebagai berikut:

A. Produk Konsumsi

Definisi produk konsumsi adalah semua produk yang digunakan oleh konsumen tingkat akhir (end user). Dengan kata lain, produk tersebut tidak dijual kembali tapi digunakan langsung oleh konsumen.

Produk konsumsi dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian:

Produk Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Goods); yaitu produk yang sangat diperlukan dan mudah habis jika digunakan sehingga sering dibeli oleh konsumen. Beberapa contohnya; bahan makanan, minuman, sabun mandi, sabun cuci, dan lain sebagainya.

Produk Belanjaan (Shooping Goods); yaitu produk yang dibeli dengan cara membandingkan antara satu produk dengan produk lainnya yang sejenis, bagi dari sisi harga, kualitas, spesifikasi, dan kualitasnya. Beberapa contoh yang termasuk dalam produk belanjaan diantaranya; televisi, smartphone, sepatu, laptop, dan lain sebagainya.

Produk Khusus (Specialty Goods); yaitu produk yang memiliki karakteristik khusus yang memiliki kesan mewah dan istimewa, dimana sekelompok konsumen bersedia membayar dengan harga tinggi untuk mendapatkan produk tersebut. Beberapa contohnya; mobil mewah, perhiasan, smartphone mewah, atau produk limited edition.

Unsought Goods; yaitu produk yang tidak diketahui oleh konsumen, dan bahkan jika diketahui oleh konsumen, mereka belum tentu tertarik untuk membelinya. Beberapa contohnya; peti mati, batu nisan, tanah pemakaman, dan lain-lain.

B. Produk Industri

Definisi produk industri adalah semua produk yang dibeli oleh suatu produsen yang digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga menghasilkan produk baru. Dengan kata lain, produksi industri khusus untuk digunakan dalam proses produksi

Produk industri dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian:

Bahan Baku dan Suku Cadang (Materials and Parts); yaitu produk yang dibutuhkan untuk proses produksi sehingga menghasilkan produk baru yang lebih bermanfaat. Jenis produk ini dibagi dua, yaitu; bahan mentah dan bahan jadi/ suku cadang. Contoh bahan mentah; kayu (menjadi lemari, kursi, meja), gandum (menjadi roti), dan lain sebagainya. Contoh bahan jadi dan suku cadang; benang, komponen kendaraan (ban, velg, dan lainnya), dan lain sebagainya.

Barang Modal (Capital Items); yaitu produk yang dapat memudahkan produsen untuk mengelola dan mengembangkan produk jadi serta memiliki daya tahan yang sangat lama. Beberapa contohnya; bangunan kantor, pabrik, mesin produksi, komputer, dan lain sebagainya.

Perlengkapan dan Layanan Bisnis (Supplies and Services); yaitu produk yang dapat memudahkan pengelolaan produk jadi serta memiliki daya tahan yang lama. Beberapa contoh supplies; bahan bakar mesin, oli pelumas, alat tulis kantor, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh business services; periklanan produk, konsultasi hukum, perawatan peralatan, dan lain sebagainya.

C. Produk Berdasarkan Wujud

Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan wujudnya, yaitu barang dan jasa.

Barang adalah semua produk yang wujudnya fisik, dapat dilihat, diraba, disentuh, dirasa, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Contoh barang; makanan, minuman, aksesoris, dan lain sebagainya.

Jasa adalah semua aktivitas yang memberikan manfaat dan kepuasan kepada konsumen. Contoh jasa; jasa pijat, jasa makeup, jasa penginapan, jasa konsultasi, dan lain sebagainya.

D. Produk Berdasarkan Daya Tahan

Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan daya tahannya. Dalam hal ini, produk dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok:

Barang Tidak Tahan Lama (Non-durable Goods); yaitu semua barang yang memiliki wujud yang dapat habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh; sabun mandi, sabun cuci, shampo, pasta gigi, dan lain sebagainya.

Barang Tahan Lama (Durable Goods); yaitu semua barang yang memiliki wujud yang dapat bertahan lama meskipun digunakan berulang kali. Contoh; televisi, kulkas, lemari, meja, dan lain sebagainya.

Marketing mix

Menurut kotler dan Armstrong (1997:48), pengertian marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam target market. Merupakan pengembangan dari konsep 4 P, konsep 7 P ini tersusun dengan tambahan 3 poin lagi yakni Process (proses), People (orang) dan Physical Evidence (bukti fisik). Untuk mengetahui lebih dalam mengenai semua poin dalam konsep Marketing Mix, dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Aspek Produk (Product)

Yang dimaksud dengan produk adalah hal yang kita jual dalam bisnis meliputi barang atau jasa yang memiliki nilai guna dan dibutuhkan oleh konsumen. Kunci utama dari sebuah produk yakni barang atau jasa tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Selain itu, diperlukan juga nilai lebih dibanding produk lain agar produk kita lebih mudah diterima konsumen.

2. Aspek Harga (Price)

Harga merupakan uang yang harus diberikan konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. Harga menjadi aspek yang sangat penting karena umumnya konsumen menjadikan harga sebagai pertimbangan utama sebelum membeli. Mengingat sifatnya yang sangat fleksibel, ada baiknya Perusahaan selalu mengikuti dinamika pasar agar bisa menetapkan harga pada level yang tepat. Dimana harga tetap bisa diterima masyarakat namun juga tetap menghasilkan keuntungan.

3. Aspek Tempat (Place)

Tempat usaha merupakan lokasi dimana kita akan melakukan proses jual beli. Bagi usaha konvensional aspek ini memang sangat penting. Perusahaan harus memperhatikan apakah lokasi tersebut cukup strategis dan mudah dikunjungi konsumen. Namun dengan makin berkembangnya bisnis modern seperti bisnis online, kini pengertian aspek tempat kian beragam disesusaikan dengan media yang digunakan.

4. Aspek Promosi (Promotion)

Promosi adalah kegiatan bisnis yang mempunyai tujuan agar konsumen bisa lebih mengenal dan tertarik dengan produk bisnis. Dalam kegiatan ini, perusahaan harus mampu mengubah presepsi konsumen menjadi positif mengenai bisnis perusahaan tersebut. Untuk melakukannya banyak sekali teknik promosi baik secara manual lewat face to face promotion hingga promosi online yang kini semakin pesat berkembang.

5. Aspek Proses (Process)

Dalam bisnis, proses dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan antara penjual dan konsumen. Di dalamnya meliputi pelayanan serta proses transaksi. Berikan pengalaman pelayanan yang memuaskan bagi konsumen lewat berbagai teknik agar merekapun merasa puas.

6. Aspek Orang (People)

Yang termasuk dalam aspek ini tentu saja bukan hanya konsumen namun semua SDM yang terlibat termasuk pekerja atau tim bisnis. Hal ini sangat penting diperhatikan mengingat semau orang tentunya mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam dunia bisnis. Memberikan perhatian yang baik pada orang yang terlibat dalam bisnis perusahaan, merupakan langkah awal yang sangat baik.

7. Aspek Bukti Fisik (Physical Evidence)

Physical evidence merupakan semua yang berbentuk peralatan atau perangkat yang digunakan untuk mendukung berjalannya bisnis kita. Utamanya untuk bisnis skala besar, maka tentunya saja membutuhkan semakin banyak peralatan dan semakin kompleks pula fungsi serta penggunaannya. Mengingat semua aspek dalam konsep Marketing Mix saling berkaitan satu sama lain, maka Perusahaan harus menjalankannya secara beriringan serta proporsional.

Brand image

Brand image adalah persepsi konsumen tentang suatu produk atau merek. Ini tentang apa yang konsumen tahu dan pikirkan bila menyebut nama suatu brand. Citra merek bisa terbentuk berdasarkan pengalaman membeli, testimoni konsumen lain, interaksi yang tidak selalu melibatkan pembelian/penggunaan produk/layanan, atau pengenalan produk melalui berbagai bentuk pemasaran. Setiap konsumen mungkin memiliki pikiran, persepsi, impresi, ide, kesan, dan keyakinan berbeda tentang suatu produk. Persepsi itu juga bisa berubah seiring waktu. Semakin baik citra merek di mata konsumen, maka semakin bagus itu berpengaruh pada keputusan pembelian. Kebanyakan konsumen cenderung hanya akan membeli atau menggunakan produk/layanan yang diyakini berkualitas dan terkenal.

 

Fungsi Brand Image bagi Perkembangan Bisnis

Setiap brand berusaha untuk membangun citra merek yang kuat dan positif untuk menggapai tujuan bisnis mereka. Berikut ini fungsi dari citra merek untuk perkembangan bisnis:

 

1. Meraih Keuntungan

Bisnis akan lebih laris bila memiliki citra merek yang kuat. Konsumen tidak ragu untuk mulai membeli atau bahkan berlangganan suatu produk dengan citra berkualitas dan harga bersaing.

2. Memudahkan Promosi Produk Baru

Akan lebih mudah untuk memperkenalkan produk baru bagi brand yang sudah terkenal dan dipercaya. Konsumen bahkan cenderung penasaran dengan produk-produk yang baru dirilis.

 

3. Pembeda dari Kompetitor

Konsumen memiliki citra baik pada brand kamu karena ada keunikan dan keunggulan dari kompetitor. Itu bisa dari kualitas produk, iklan, dan identitas brand yang lebih menarik.

 

4. Memungkinkan Menetapkan Harga Sesuai Kualitas 

Permainan harga sering dilakukan oleh perusahaan branded. Merek mereka sudah dipercaya dan terbukti berkualitas, konsumen pun rela mengeluarkan kocek lebih mahal untuk mendapatkan produknya.

 

5. Menciptakan Segmen Pasar Sendiri 

Brand memiliki keunikan dan keunggulan yang mampu meraih sejumlah konsumen pada segmen tertentu. Bahkan, citra merek yang kuat akan membuat brand naik kelas.


Brand equity

Menurut Kotler, brand atau merek adalah sebuah nama, istilah, desain, atau kombinasinya yang bisa mengidentifikasi barang atau jasa milik penjual baik individu atau kelompok, sehingga bisa membedakan mereka dari para pesaingnya (Kotler, 1994: 444-445 dalam Tuominen, 1999: 66). Sedangkan brand equity atau ekuitas merek adalah sejumlah aset yang berhubungan dengan merek yang bisa menambah atau mengurangi nilai dari merek tersebut (Kotler & Keller, 2006 dalam Khasanah, I: 2013: 97).

Brand equity atau aset yang bisa membantu kita dalam menilai keefektifan mereka ini terbagi dalam lima kategori sebagai berikut: 1. Brand awareness (kesadaran merek), yaitu kesanggupan calon konsumen untuk mengenali sebuah sebuah merek. 2. Brand association (asosiasi merek), yaitu segala sesuatu yang berkaitan secara langsung maupun tidak tentang ingatan konsumen terhadap sebuah merek. 3. Perceived quality (persepsi kualitas), yaitu persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan merek. 4. Brand loyalty (loyalitas merek), yaitu ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. 5. Other assets, yaitu aset-aset hak milik lain, seperti hak paten, hak cipta, atau hak atas saluran distribusi merek. (Aaker & Joachimsthaler, 2000 dalam Kunto & Agusli, 2013: 2-3).

Produk Global

Salah satu keuntungan utama produk global adalah pencapaian skala ekonomi berdasarkan produksi, yaitu menjadi lebih mudah dan biaya per unit yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk berkurang, seiring dengan bertambahnya jumlah. Ruang lingkup ekonomi juga dapat dicapai. Pengenalan merek global adalah keuntungan lain. Memposisikan produk global adalah tugas yang kompleks. Strategi promosi & pemasaran global yang digunakan untuk produk semacam itu idealnya tetap kurang lebih serupa di semua wilayah.

Ini bisa menjadi masalah, karena pelanggan dari daerah yang berbeda mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda. Aturan dan peraturan Pemerintah yang berbeda di negara yang berbeda juga dapat memaksa perusahaan-perusahaan ini untuk sedikit mengubah fitur produk global. Saat mengembangkan strategi pemasaran ini, hal lain yang harus diingat adalah budaya dan isu-isu sensitif politik lainnya untuk berbagai daerah. Pada kenyataannya, beberapa fitur seperti kemasan dapat dilokalisasi agar sesuai dengan wilayah tertentu. Produk global mungkin juga menghadapi persaingan ketat dari pesaing lokal. Produk-produk yang diproduksi di satu negara tetapi dijual di negara lain dengan nama merek yang sama disebut produk internasional atau produk global. Produk ini dipasarkan secara internasional

Merek Global

Merek global adalah perusahaan yang diakui di seluruh Dunia atau bagian terpenting darinya. Ini memiliki pendekatan terpadu untuk strategi merek global untuk meningkatkan kekuatan dan pengakuan di pasar serta mendukung pengembangannya di wilayah baru. Perusahaan dengan branding dan positioning global menggunakan pendekatan serupa dalam mempresentasikan dan mempromosikan produk dan layanan mereka. Sementara beberapa berpegang pada strategi branding global stperusahaanr yang memberlakukan kebijakan dan tindakan terpadu dari satu negara ke negara lain, yang lain menyesuaikan identitas merek mereka, termasuk kemasan dan bahkan produk itu sendiri (misalnya, rasa), ke pasar lokal karena perbedaan budaya dan nuansa bahasa. . Ambil contoh perusahaan keripik kentang Lay yang berbasis di AS. Tidak hanya itu dijual dengan nama yang berbeda di negara yang berbeda, tetapi berbagai rasa juga bervariasi tergantung pada preferensi negara. Sebagai aturan, branding dalam pemasaran internasional dapat memaksa perubahan di bidang seperti:

  • Pesan. Tren sosial, kebiasaan, dan budaya di wilayah tertentu mungkin memerlukan penyesuaian slogan atau slogannya untuk membantu agar lebih beresonansi dengan orang banyak dan membangkitkan keseluruhan emosi yang dibutuhkan.
  • Kebijakan penetapan harga. Ini adalah aspek pertama dari strategi yang berubah agar sesuai dengan potensi ekonomi pasar.
  • Rentang produk. Beberapa produk dan aspeknya diubah agar sesuai dengan preferensi dan harapan pelanggan.
  • Model bisnis. Karena perbedaan peraturan daerah, struktur pajak, budaya, dan tren, perusahaan dapat mengubah model bisnis. Proses ini secara luas dikenal sebagai lokalisasi. Mari kita pertimbangkan sedikit lebih dekat.

Menentukan target pasar Global

Memilih target pasar membutuhkan pengetahuan tentang pelanggan Perusahaan yang sudah ada dan calon pelanggan potensial. Berikut adalah karakteristik yang perlu dipertimbangkan saat melakukan riset pasar

Jenis pelanggan

Langkah pertama adalah menentukan apakah pelanggan Perusahaan adalah konsumen atau bisnis. Perusahaan dapat berkomunikasi dengan konsumen menggunakan bahasa informal tetapi pelanggan korporat membutuhkan komunikasi formal dan lebih meyakinkan untuk membeli.

Demografis

Menggunakan karakteristik demografis untuk menentukan target pasar Perusahaan berarti mengkategorikan mereka menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, agama, ras, status perkawinan, dan aspek spesifik kehidupan mereka.

Psikografis

Perusahaan juga dapat menentukan pelanggan ideal Perusahaan berdasarkan karakteristik pribadi mereka termasuk kepribadian, perilaku, nilai, sikap, gaya hidup, hobi, dan minat. Ini dapat membantu Perusahaan mengidentifikasi bagaimana produk atau layanan Perusahaan sesuai dengan gaya hidup pelanggan, platform media sosial favorit mereka, dan fitur yang paling menarik bagi mereka. Dengan informasi ini, pesan Perusahaan dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dengan ciri-ciri serupa, meningkatkan pangsa pasar.

Daya beli

Identifikasi daya beli dan pola pelanggan Perusahaan saat ini. Ini dapat membantu Perusahaan mengembangkan strategi penetapan harga yang efektif yang menangani preferensi keuangan dan pengeluaran pelanggan potensial.

Bahasa

Calon pelanggan Perusahaan mungkin tidak berbicara dalam bahasa yang sama atau bahasa dominan di lokasi geografis tertentu. Berkomunikasi dalam bahasa pilihan mereka dapat membantu Perusahaan memenangkan bisnis mereka.

Generasi

Perusahaan juga dapat menentukan target pasar berdasarkan generasi mereka. Misalnya, banyak perusahaan menargetkan milenium sementara yang lain mengarahkan upaya pemasaran mereka ke Gen X dan baby boomer.

Tahap kehidupan

Tahap kehidupan pelanggan Perusahaan adalah strategi penargetan yang efektif. Cari tahu apakah mereka orang tua, baru menikah, pensiunan atau mahasiswa.

Kelompok

Cara lain untuk mengelompokkan pelanggan adalah dengan mengidentifikasi mereka yang memiliki pengalaman serupa saat tumbuh dewasa. Ini bisa berupa pelanggan yang bersekolah di sekolah swasta, orang yang bermain sepak bola sejak usia dini dan faktor pembeda lainnya.

Lokasi

Lokasi dan zona waktu pelanggan Perusahaan saat ini dapat membantu Perusahaan mengidentifikasi orang lain yang akan membeli produk dan layanan Perusahaan. Ini juga dapat meningkatkan keterlibatan dan visibilitas karena Perusahaan akan tahu waktu terbaik untuk menjadwalkan iklan Perusahaan. Memahami pelanggan saat ini dapat meningkatkan strategi pemasaran Perusahaan dan kemampuan untuk menargetkan orang yang membuat keputusan pembelian. Dengan cara ini, Perusahaan mendapatkan lebih banyak informasi tentang klien potensial sekaligus meningkatkan volume bisnis yang Perusahaan lakukan dengan pengguna yang ada.

Setelah Perusahaan memahami karakteristik pelanggan yang ada, akan lebih mudah untuk merancang kampanye pemasaran yang menargetkan segmen pasar tertentu yang memiliki ciri-ciri tersebut untuk visibilitas maksimum dan peningkatan penjualan.

Alternatif strategi dalam pemasaran global

Maulana (1999) mengungkapkan tentang lima alternatif strategi dalam pemasaran global yang dikemukakan oleh Keegan (1999) yang meliputi :

  • Strategi perluasan langsung. Dalam strategi ini, perusahaan tidak melakukan sesuatu yang baru atau sama sekali tidak mengubah produk yang sudah dijualnya di pasar domestik, dan memasarkannya ke pasar asing dengan cara promosi yang juga sudah diterapkan di pasar domestik sebelumnya. Strategi ini akan cocok untuk produk-produk seperti kamera dan peralatan elektronika.
  • Alternatif strategi kedua adalah adaptasi produk, yaitu strategi perusahaan melakukan perubahan pada produk sesuai pasar yang dituju. Promosi tidak banyak diubah, bahkan terkadang tidak diubah sama sekali. Hal ini telah dilakukan oleh McDonalds dan Kentucky Fried Chicken (KFC). McDonalds mencontohkan dengan mengembangkan produk McRendang, demikian pula KFC memasukan nasi sebagai salah menunya.
  • Alternatif strategi ketiga adalah strategi produk baru. Strategi ini terbagi atas dua jenis: backward invention, yaitu strategi dengan memperkenalkan produk baru di pasar yang baru dituju namun dengan memperkenalkan produk yang sudah lama dikenal di pasar domestik sebelumnya. Forward invention, yaitu strategi di mana perusahaan benar-benar memperkenalkan produk baru untuk memenuhi permintaan pasar baru.
  • Alternatif strategi keempat adalah adaptasi komunikasi, yaitu strategi yang dilakukan perusahaan dengan menyesuaikan promosi sesuai kondisi pasar yang dituju. Dan alternatif kelima adalah strategi adaptasi gperusahaan, yaitu perusahaan melakukan penyesuaian antara produk dan promosinya sesuai dengan pasar yang dituju. Pemilihan kelima strategi tersebut perlu didasarkan kepada tujuh faktor kunci yang perlu dipertimbangkan, yaitu aspek stperusahaanrdisasi/kustomisasi, aspek hukum, aspek ekonomi, tingkat pendapatan masyarakat, aspek pasar sasaran, aspek budaya, dan aspek persaingan. Contoh dari strategi perluasan produk dengan adaptasi komunikasi ini adalah sepeda motor, di Amerika Serikat sepeda motor hanya digunakan untuk rekreasi saja sedangkan di negara lain seperti Indonesia, sepeda motor merupakan alat transportasi dasar.
  • Alternatif strategi kelima adalah adaptasi gperusahaan, yaitu strategi yang sebelum memasarkan produk, perusahaan tentu membandingkan pasar geografis yang baru dengan kondisipasar domestik, pemasar kadangkala menemukan bahwa kondisi lingkungan dari penggunaan produk maupun preferensi konsumen berbeda. Pada dasarnya situasi ini merupakan kombinasi dari kondisi pasar dalam strategi 2 dan Unilever merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan adaptasi gperusahaan untuk produksi pelembut kain dimana unilever membuat kemasan untuk tujuh merek pelembut kain yang berbeda dan dipasarkan di berbagai negara. Unilever paham, bahwa jauh lebih efektif menciptakan merk yang sesuai dengan selera lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun