Tapi ada anak perempuan kelas 2 SD di kelas lain yang menurutku bersikap genit kepada lawan jenisnya. Aku pernah dilapori orangtua murid, dia naik ke atas rak buku dengan kedua kakinya yang terbuka lebar, lalu ada murid laki-laki berjalan di bawah kakinya sambil mengintip celana dalamnya. Seperti apa gerangan aktivitas dia di rumah? Dan supaya adil, aku juga harus bercerita padamu Ren, kalau ada murid laki-laki di kelasku yang kosakatanya banyak yang cabul. Cara si murid memperlakukan lawan jenisnya juga menurut pengamatanku agak kurang ajar. Aku belum punya kesempatan berbicara kepada dia. Aku sungguh naif ya Ren, kalau menganggap semua anak-anak itu masih imut dan unyu-unyu.
Lalu tadi siang, ketika hendak keluar gerbang, ada murid kelas 2 yang bertanya kapan lagi kita belajar. Padahal baru 30 menit yang lalu dia dan teman-temannya bersorak keras waktu aku memperbolehkan mereka pulang lebih cepat. Pikiranku tentang anak-anak itu masih terbawa sampai di rumah. Dan sampai aku beranjak tidur. Bisakah aku tegas pada diriku sendiri untuk tidak melanjutkan mengajar?
Baiklah Irena, aku sudahi dulu suratku ya? Kalau tidak direpotkan oleh Priyanka, balaslah suratku ini.
Peluk dari jauh,Â
Imelda
gbr: depoedu.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H