Saya dan teman-teman sepakat. Tentu saja Yuri tidak akan tahan memakai topeng terus-menerus. Sebab Yuri bukanlah tipe seperit tu. Tetapi mengapa Yuri tidak mau terbuka soal kesulitan dalam relasinya dengan Bram? Ah sudahah, pasti dia punya pertimbangan sendiri. Mungkin sedang menunggu waktu yang tepat untuk bercerita. Dan kalau tidak mau berceritapun tidak apa-apa. Kami mencoba berprasangka baik kepadanya.
****
AKHIRNYA BERPISAH ...
Akhirnya Yuri mengumumkan perpisahannya dengan Bram.
Sudah seperti saja ya, hahaha ...
Pemberitahuan itu disampaikan oleh Yuri kepada teman-teman dekatnya melalui grup aplikasi pesan singkat. Kalau dari Bram, kami hanya mendengar pengakuan singkat saja, "Iya, saya sudah tidak dengan Yuri. Kami berbeda prinsip ..."
Baik, baiklah Bram. Kami mencoba menerima ini, meski sedih. Entah kenapa, kalau ada salah satu di antara kami menghadapai masalah pelik, yang lain jadi ikut-ikutan merasa 'bermasalah'.
Kami menghormati pilihan Yuri untuk memilih dengan siapa hendak menikah. Tampaknya ia  bisa segera menyesuaikan diri dengan perubahan hidupnya. Pada sebuah kesempatan Yuri berani membuka sedikit persoalannya dengan Bram. Ia mengakui bahwa mereka memulai hubungan dengan tujuan yang salah, yaitu ingin mengubah satu sama lain. Yang satu ingin mengubah penampilannya, yang lain ingin mengubah sifat-sifatnya. Diakui oleh Yuri, sepanjang usaha-usaha itu, dia kerap merasa frustarsi. Tapi tak berani mengungkapkan kepada siapapun. Yuri dengan jujur mengatakan, kadang ia merasa muak ketika harus menghabiskan banyak waktu untuk mengukuti tren berpakaian; ketika harus mempertahankan bentuk badan (yang berisi itu) demi kesenangan Bram. Di satu sisi, dia pun harus jadi 'polisi' bagi kekasihnya kalau-kalau Bram bertidak kurang baik. Misalnya, menggunakan uang berlebihan.
Pernah terpikir oleh Yuri untuk menyudahi saja hubungan mereka. Dia sangat lelah dengan segala keharusan ini dan itu. Tapi demi mengingat permohonan Bram ketika menyatakan cinta, Yuri tidak tega. Bram mendekati dia usai ibadah Paskah. Pikir Bram, enak juga mungkin ya punya pasangan yang baik dan dekat dengan Tuhan. Maka dia intens mendekati Yuri. Tak masalah usia Yuri lebih tua dua tahun dari dia. Waktu itu Bram memang baru saja putus dari pacarnya. Jadi, tidak melanggar etika kalau Bram pedekate kepada seorang perempuan.
Yuri bukannya tidak tahu sedang didekati oleh pria itu. Yuri juga tahu Bram baru putus dari Angie. Tapi Yuri tidak pernah bercita-cita menikah dengan pria tampan. Ow, bentuk lain dari  diskriminasi percintaan. Â
Kami pernah protes atas kriteria yang diajukan Yuri buat calon pasangannya. Yaitu "bukan pria tampan". Kenapa harus seperti itu, tanya kami. Yuri pun menjawab, dia tidak mau stres memikirkan bagaimana kalau pasangannya nanti disukai atau digoda perempuan lain. Kami hanya bisa tertawa mendengar alasan klasik Yuri. Endah bahkan menyebut Yuri tidak cukup pede untuk berpasangan dengan lelaki enak dipandang.