BUKALAH TOPENGKU ...
Selama Yuri dan Bram memadu kasih, kami mendukung hubungan mereka. Sebab menurut kami, Bram terlihat jauh lebih baik. Pasti pengaruh dari Yuri nih, kami berprediksi. Hahaha, solider banget yah. Tapi kami harus fair juga, Yuri pun tampak ikut berubah setelah berteman dengan Bram. Setidaknya, kali ini Yuri jadi pesolek dan tampil lebih manis.
Sampai berita itu datang.
Puji, teman satu kantor Yuri memberi kabar. Ia mengadu pada kami bahwa kak Yuri, demikian Puji memanggil Yuri, dekat dengan lelaki lain. Padahal Yuri masih pacarnya Bram waktu itu.
Awalnya saya dan teman-teman tidak percaya. Tapi setelah dijelaskan panjang lebar oleh Puji dan mendapat 'pengakuan' pula dari yang bersangkutan (Yuri), kami pun jadi (harus) percaya. Yuri sih tidak gamblang mengakui bahwa ia berpacaran dengan orang lain. Ia hanya menyebutkan bahwa ia merasa nyaman dengan 'orang baru' ini dan tidak memberikan komitmen khusus untuk berpacaran. Yuri sadar bahwa ia masih terikat dengan Bram.
Tapi anehnya, selama menjalani masa-masa penuh kebimbangan itu, Yuri tidak banyak bercerita kepada sahabat-sahabatnya. Mungkin dia enggan membuka persoalan antara dia dan Bram. Justru dari Pujilah kami banyak tahu masalah apa saja yang terjadi pada mereka.
Yuri semenjak berpacaran dengan Bram mengakui kalau dia berusaha untuk 'mengubah' gaya hidup Bram. Dari Bram yang royal menjadi Bram yang bijak menggunakan uang. Dari Bram yang manja dan agak pemalas menjadi Bram yang lebih mandiri dan mau bekerja keras. Dari Bram yang senang menggampangkan sesuatu menjadi Bram yang lebih serius dan menghargai orang. Sampai dengan menjadi Bram yang peka terhadap perasaan perempuan.
Memang itulah yang terjadi. Bram berubah menjadi persis seperti kami. Tetapi kalau soal penampilan, masih sama. Selera berpakaiannya tetap necis dan gayanya elegan. Dan rupanya, gaya berpenampilan seperti inilah yang ditularkan Bram kepada Yuri. Selama 2 tahun ini Yuri tampil lebih modis. Pilihan busananya rasanya lebih 'berkelas'. Dulu, Yuri suka sekali memakai baju bercorak. Mulai dari corak batik, sampai kotak-kotak. Tetapi sekarang, pilihan busana Yuri  dominan polos dengan warna-warna yang sedikit mencolok. Badannya pun lebih berisi (saya tidak berani bilang dia seksi). Dulu kan dia kurus tinggi langsing.
Jadi, Bram mengubah Yuri dalam berpenampilan, Yuri mengubah Bram dalam berbagai kebiasaan.
Ah, tapi tunggu dulu.
Puji bilang, selama dekat dengan Bram, Yuri stres kalau mau bepergian, atau kalau Bram akan datang ke rumahnya. Yuri harus sedemikian rupa mempersiapkan pakaian dan perlengkapannya. Salah kostum sedikit saja, langsung deh kritikan terlontar dari mulut Bram. Sedangkan Bram enjoy-enjoy saja mengritik penampilan Yuri kalau ada yang salah.
Kritikan demi kritikan itu akhirnya membuat Yuri merasa unsecure dengan dirinya. Hal yang sama juga terjadi kalau Bram datang ke rumahnya. Bram orang yang sangat rapi. Dia akan membetulkan letak barang-barang di rumahnya. Dan kebiasaan semacam ini telah berlangsung dua tahun lamanya.
Entah bagaimana Yuri mengelola ketidakanyamanannya menghadapi Bram yang sangat perfeksionis soal penampilan. Kenapa dia tidak protes saja? Jadi orang rapi memang menyenangkan, tapi tidak adil menuntut kerapihan bagi orang yang kurang rapi.
Nah, Puji juga bilang bahwa ternyata Bram juga sama stresnya kalau Yuri sudah memberikan 'The Ten Commandments' kepada Bram soal perilaku. Kalau itu disampaikan kepada anak-anak didik di kelasnya, mungkin mereka bisa menerima. Tetapi Bram bukan anaknya Yuri, kan?