Sebut saja warung pandu mereka membuka UMKM sejak tahun 2015. Beliau adalah sepasang suami istri beliau bernama ibu Wiwin yang merintis membuka usahanya sampai dia dijuluki sebagai bos gorengan. Dan tak lama kemudian istrinya membuka usaha sendiri yaitu berjualan sayur-sayuran. Masing-masing mereka membuka usaha sendiri, suaminya membuka usaha gorengan dan sampai bisa membuka beberapa cabang gorengan dan akhirnya beliau menjadi bos gorengan. Dan sangat terkenal dengan sebutan warung mamah pandu.
Mereka setiap jam 2 pagi pergi pasar untuk kebutuhan warungnya dan kebutuhan untuk membuat gorengan. Sampai jam 3 pagi dan membuka warungnya jam 5 pagi tutup sampai jam 2 siang. Kegiatan setiap hari hanyalah begitu pergi berbelanja pulang jualan sayuran di rumah dan membuat adonan gorengan seperti molen, gorengan tempe dan lain-lainnya. Dengan membuka usaha kecil-kecillan Alhamdulillah mereka bisa membuka cabang jualan gorengan dan bisa membantu orang lain bisa bekerja.
Jika sayurannya tidak laku Samapi jam 2 siang, sorenya memulai dengan asistennya melihat apa saja yang bisa di pasak buat besok di jual. Dan sehabis magrib iya langsung update story atau status WhatsApp menu apa saja yang akan di jual. Yaitu seperti:Â
1. Chicken
2. Rendang
3. GulaiÂ
4. Sate
5. Kentang pengantin.
Awalnya hanya cuma ide memanfaatkan dan sayang kalau sayuran di buat besok kan akan menjadi layu dan pastinya tidak akan laku lagi untuk di jual. Usaha yang awalnya jualan gorengan sendiri, lalu membuka warung sampai bisa membuka careting mereka bisa membeli rumah sendiri. Jerih payah yang mereka lakukan untuk mencari rezeki Samapi sekarang mereka tidak khawatir karena mereka udah mempunyai pelanggan.
yang awalnya takut akan membuka UMKM takutnya tidak mempunyai pelanggan, bangkrut dan banyak hutang kesana kemari tetapi beliau bisa membuat orang-orang bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya. Dalam masa Pandemi mereka sangat khawatir apalagi saat awal-awal adanya Pandemi dan khawatir karena banyaknya pengangguran-pengangguran. Menjadi orang-orang susah untuk mencari rezeki.
Menjadi tantangan dan rintangan bagi yang mempunyai UMKM, baik yang udah lama dan baru, dengan virus covid-19 yang tak kunjung mereda, yang menjadi tantangan bagi mereka agar bisa pengunjung bisa tertarik dengan produk yang mereka akan jual. Dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp jualan pun bisa, mereka yang sebagai pelanggan hanya diam di rumah saja tak lama kemudian makanan sudah di antar ke depan rumah.
semenjak adanya Pandemi menurut ibu Wiwin itu emang adalah masalah yang bukan sepele tapi masalah yang bener-benar di pikiran, apalagi semenjak banyak yang di PHK dalam pekerjaannya. Dan mereka mulai membuka usaha kecil dengan tak habis pikir karena sudah tidak bisa bekerja di perusahaan ataupun pekerja buruh yah jalan keluarnya membuka usaha.
daya saing usaha pun meningkat tapi ibu Wiwin hanya bisa berpasrah karena semua rezeki Alloh yang ngatur. Dan dengan tekat yang yakin dan percaya setiap hari selalu ada orderan cetering ataupun pesenan seperti rendang, nasi bok, atau sate, dan tumpeng buat ultah ataupun buat syukuran rumah atau syukuran lainnya, dan makanan lainnya.
Dengan tekad yang kuat yang mereka merintis membuka usaha yang sejak tahun 2015, mereka pernah merasa jatuh bangun, dan bisa membuka cabang gorengan pinggiran 5 gerobak, terus mempunyai karyawan untuk membantu memasak cetringan nya karena dengan kerja keras dan kegigihannya usahanya pun sampai sekarang masih banyak orang yang selalu membeli.
Apalagi ketika datang yang banyak hajatan, idul Fitri sama idul Adha orderan pun sangat banyak sampai karyawan kelelahan karena banyak orderan yang begitu banyak. Ketika jelang hari raya idul Fitri dan idul Adha banyak yang sering memesan ketupat dan beliau sampai bikin 10 atau 20 Karena di komplek tersebut sudah menjadi langganan dan sudah menjadi lidahnya mereka dalam masakan nya ibu Wiwin tersebut. Usaha yang awalnya kecil dan Alhamdulillah bisa di nikmati banyak orang walau belum kepikiran untuk membuka rumah makan.Â
Dengan membuka usaha yang cuma kecil-kecilan dengan membuka segini juga alhamdulillah dan bisa mencukupi hidup buat makan dan lain-lainnya. Dengan memodalkan memasak dari sisa dagangannya yang laku di jual lalu iya di bikin menjadi menu makan sarapan buat ibu-ibu komplek yang males memasak yah jalan keluarnya membeli ke warung ibu Wiwin atau ke mamah pandu.
Siapa lagi yang tak kenal dengan warung yang sering sebut warung mamah pandu, pasti semua komplek tau karena dikenal dengan masakan yang sangat luar biasa. kalau membicarakan tentang hal soal untung rugi beliau berkata nanya juga lagi usaha pasti ada kalanya rugi ada kalanya untung, namanya juga roda kehidupan. Walaupun bukan lulusan bisnis tapi mereka yakin selagi kita usaha dan ikhtiar pasti Alloh akan membalasnya dengan kebaikan dan harapan yang tidak di duga-duga. Walaupun banyak saingan mereka tidak pernah menyerah dan selalu berusaha apapun yang akan terjadi. Tidak ada usaha yang semuanya instan semua itu butuh proses dan kerja keras yang sangat gigih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H