Islam Nusantara yang kaya akan warisan Islam (Islam Legacy) menjadi harapan renaisans peradaban Islam global." Penulis buku Islam Nusantara (2002) ini juga mengatakan bahwa cara pandang normative dan idealistis atas Islam itu sebagai tidak historis.
Sedangkan Habib Luthfi bin Yahya yang juga Rasi Aam Jatman mengibaratkan Islam Nusantara seperti cara masyarakat di berbagai penjuru dunia menikmati makanan dengan berbagai alat masing-masing yang menunjukkan perbedaan budaya. Lanjut beliau bahwa Islam Nusantara adalah sebuah spirit penghargaan terhadap tradisi local yang tidak dipertentangkan dengan nilai-nilai agama.
Perumpamaan lain tentang konsep Islam Nusantara juga pernah disampaikan oleh Nadirsyah Hosen. Ia member contoh Islam seperti perusahaan makanan dari Amerika yang memiliki cirri khas menjual ayam goreng, namun disetiap Negara cara menikmatinya berbeda, ada yang menikmati dengan nasi, ada yang menikmati bersama kentang, dan sebagainya.
Seorang Peneliti dari Universitas Victoria, Faried F Saeong, mengatakan "Perlu Etnograf. Perlu masuk ke NU dulu untuk melihat praktik itu baru kemudian Anda kritik kalau mau. Kalau yang dipakai definisinya NU, mau mengritik NU silakan. Berarti dia paham." pungkasnya.Â
Mengutip perkataan KH Ali Musthafa Ya'kub, Ust. Abdul Somad menjelaskan Islam Nusantara adalah Islam yang ada di Nusantara, maksudnya Asia Tenggara, Islam yang dibawa dari Arab, semuanya pakai sorban, pakai jenggot, demikian Syaikh Achmad Dahlan dan Syaikh Hasyim Asy'ari. Intinya Islam itu Agama, dan Nusantara itu Budya.
Sedangkan Habib Taufiq Assegaf Pasuruan, mengatakan dengan lantang bahwa Islam Nusantara itu mengakibatkan paham yang menjurus kearah Fasadul  Qabilah wa Ta'assub Qabilah (fanatik kesukuan). Islam itu Dunia-Akhirat satu. Beliau juga mengutip Ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan Hamiyyatal Jahiliyah. Hati-hati, kita disatukan oleh Islam dan dengan Iman. Habib Rizieq Shihab memaparkan bahwa Penganut paham Liberal ganti nama Islam Inklusif, ditolak, ganti nama Islam Multikulturalisme, tlagi-lagi tidak laku, maka saat ini muncul Islam Nusantara.
Mereka mau masuk lewat budaya, mereka bungkus dengan budaya, Islamnya kita terima, Arabnya buang. Jilbab itu budaya Arab, Assalamu'alaikum diganti dengan Salam Sejahtera, selesai! Termasuk baca al-Qur'an, ngapain pakai langgam Arab? Kita punya banyak langgam, langgam jawa, sunda, Batak, Dst. Mereka bilang Islam itu pendatang, maka harus tunduk kepada adat istiadat, harus diindonesiakan. HRS memberi nama Islam Nusantara dengan Jama'ah Islam Nusantara (JIN).
Cak Nun ketika ditanya soal Islam nusantara dan Syi'ah, beliau malah menyuruh yang bertanya mencari tahu apa latar belakang dari Islam Nusantara itu? Apa hubungannya dengan Muktamar Jombang, hubungannya dengan beasiswa Iran, hubungannya dengan Mesir yang dihancurkan Arab Spring. Pelaku nya tidak hebat-hebat amat yang didalam Negri. Buya Yahya menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah istilah, maka tergantung siapa yang menjelaskannya.
Kalau Islam Nusantara kembali kepada Islam yang dibawa Salafus Salih yaitu rahmah, lembut, maka itu baik, sebagaimana yang dianut oleh Wali Songo. Dakwah Wali Songo lemah lembut, sehingga mampu menikahi anak-anak  raja. Islam Nusantara ini digaungkan untuk mengkounter paham yang gampang membid'ahkan. Tetapi kalau yang digaungkan oleh anak-anak muda liberal sekarang ya salah kaprah.
KH Maimun Zubair dalam pengajian beliau memaparkan, Ummat Islam di Indonesia jangan karena golongan, tapi harus bersatu, yaitu Islam Nusantara; bedo tapi podo, podo tapi bedo. Penceramah Mamah dedeh dalam video kontroversinya menyinggung jangan hanya baca Surat Yasin! Berapa kali khatam dalam sebulan?
Jangan hanya bangga mengaji Yasin. Harus dirobah. Dalam video lainnya juga dikatakan bahwa Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang ama Islam mencakup semuanya. Maka tidak ada Islam Nusantara. Akan tetapi dalam ceramah live di televise Ia kemudian meralat ucapannya sebelumnya. Entah atas dasar aap Ia meralatnya. Dan Ustadz Abdul Somad pun sudah mengomentari ceramah mamah dedeh tersebut dengan penjelasan panjang lebar.