Mohon tunggu...
RITA RACHMAWATI
RITA RACHMAWATI Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Menadi insan yang dapat bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Studi Kasus Pengaruh Kegiatan Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Anak

1 Desember 2023   14:47 Diperbarui: 1 Desember 2023   15:31 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.  Deskripsi Studi Kasus 

       Selama saya melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan dan berdasarkan pengamatan di TKIT Wildani 2 pada anak kelompok B, saya menemukan suatu permasalahan yang menarik perhatian saya terkait dengan  masih belum terlihatnya kreatifitas anak saat diminta untuk membuat gambar sederhana dengan topik tertentu. Anak yang masih kesulitan dalam menuangkan ide kreatifnya dalam suatu gambar, terlihat dari sikap yang ditunjukkan, seperti masih berfikir lama untuk menemukan idenya, atau ada juga yang melihat gambar milik teman sebelahnya, atau ia hanya akan menggambar sama persis dengan contoh yang diberikan oleh guru.

Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengatasi kesulitan tersebut dan melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas anak dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan media yang lebih bervariasi.

B.  Analisis Situasi 

         Setelah pembelajaran selesai, saya melakukan tindakan refleksi diri, saya melakukan evaluasi terhadap beragam permasalahan yang ditemui di dalam kelas, salah satunya melakukan pengamatan terhadap peserta didik sehingga dapat diketahui bahwa media yang digunakan guru kurang bervariasi karena masih berupa Lembar Kerja Anak. Dalam meningkatkan kemampuan kreatifitas anak, strategi yang digunakan guru kurang diminati anak, kemudian anak masih belum faham bagaimana kreatif itu karena guru kurang memberikan stimulasi tersebut, kurangnya pemanfaatan TPACK dalam kelas dan beberapa anak masih belum kuat motorik halusnya sehingga berpengaruh terhadap ide yang dituangkan tidak sesuai dengan yang difikirkan serta bahan yang digunakan guru masih belum variatif.            

Melalui hasil pengamatan tersebut saya telah merancang pembelajaran yang kreatif. Disini saya mengambil peranan untuk melakukan percakapan dan pertanyaan pemantik setelah anak-anak menonton video pembelajaran yang sesuai dengan topik yang diambil  Hasil tersebut kemudian saya gunakan untuk merancang media pembelajaran yang menerapkan prinsip pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran.

Pihak yang terlibat dalam membuat perencanaan evaluasi pembelajaran yakni konsultan pendidikan, wali kelas serta teman sejawat. Sumber informasi mengenai kondisi peserta didik saya dapatkan dari wali kelas di kelompok B. Walikelas juga berperan dalam membuat perencanaan serta memastikan pada proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sedangkan teman sejawat berkaitan dengan berbagai pengalaman serta meminta saran dan solusi.

Tantangan yang saya hadapi yaitu dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, karena perlunya dokumentasi kegiatan anak yang memerlukan kamera lebih dari 1 agar asesmen yang dilakukan guru bisa maksimal

C.  Alternatif Solusi 

      Dalam menghadapi kasus kurang nya ketertarikan dan kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran di kelas, Langkah nyata yang saya lakukan adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu :

Berkaitan dengan pemanfaatan TPACK, guru perlu membuat video yang sesuai dengan topik yang diangkat, lalu memperlihatkan video tersebut ke anak sebagai sumber belajar anak. Sehingga saat guru melakukan percakapan dengan kalimat pemantik, anak sudah memiliki gambaran seperti yang diharapkan guru.

Berkaitan dengan metode pembelajaran, guru menggunakan metode pembelajaran langsung (demonstrasi) yaitu dengan praktek membuat proyek sekolah impianku dan memberikan kesempatan pada anak untuk memilih teman dan memilih bahan sesuai dengan minatnya sehingga anak lebih antusias dan memunculkan ide kreatifnya.

Berkaitan dengan bahan yang digunakan, dalam hal ini guru perlu menyediakan bahan yang bervariatif antara lain bahan bekas (kardus besar, kardus tipis, bungkus makanan ringan, kotak susu) dan bahan loosepart (ranting dan daun kering, pasir pantai, batu aquarium, kancing)

 

      Media yang digunakan adalah memperbaiki pembelajaran yang sudah mendapat arahan dari dosen pembimbing dan guru pamong. Dan melalui variatif bahan/ media yang digunakan akan meningkatkan kreatifitas anak dalam kegiatan proyek ini.

Yang terlibat dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah :

Prof. Dr. Rachma Hasibuan, M.Kes. selaku dosen pembimbing

Dr. Nurul Khotimah, S. Pd, M. Pd selaku dosen pembimbing

Erna Wahyu Utami, S. Pd selaku guru pamong

Dessi Setiawati,M.Pd sebagai konsultan pendidikan di TKIT Wildani 2 Surabaya.

Guru TKIT Wildani 2 Surabaya yang senantiasa membantu dalam proses pengambilan dokumentasi pembelajaran

Materi yang diperlukan untuk melakukan strategi ini adalah menyiapkan modul ajar dan perangkat yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu tentang topik "Apa saja yang ada di sekitarku", sub topik "Sekolahku"

D.  Evaluasi 

        Dari kegiatan pembelajaran dan solusi yang dilakukan oleh guru, maka evaluasi yang dapat diambil yaitu dampak dari aksi yang dilakukan adalah :

Dengan menggunakan media TPACK anak lebih bersemangat dan tidak mudah bosan untuk menerima pembelajaran yang diberikan.

Dengan menggunakan media konkret yang dekat dengan anak dapat menarik minat anak dalam mengikuti pembelajaran, sehingga bisa berkembang secara optimal.

Dengan menggunakan berbagai media seperti video pembelajaran, benda konkret yang dekat dengan anak dalam pembelajaran terdapat peningkatan kreatifitasnya, terlihat 9 anak lebih meningkat kreatifitasnya. Untuk  motorik halusnya dan anak merasa capek terdapat 2 anak dari 9 anak. Hal ini dapat dilihat ketika guru mendokumentasikan, bertanya dan membuat asesmen pembelajaran berupa ceklis dan hasil karya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun