Mohon tunggu...
Rita Widayanti
Rita Widayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga/Karyawan/Mahasiswi

Selalu ingin mencoba hal-hal baru walaupun bukan bidang dan minat yang diinginkan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Media Sosial & Tren Mental Health

24 Mei 2022   18:00 Diperbarui: 24 Mei 2022   18:32 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan mental merupakan salah satu kajian dalam ilmu kejiwaan yang sudah dikenal sejak abad-19, seperti di Jerman tahun 1875 M. Kesehatan mental sebagai suatu kajian ilmu kejiwaan walaupun dalam bentuk sederhana. Pada abad ke-20 kajian tersebut berkembang dan maju pesat sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern. 

Pada awalnya Kesehatan mental hanya terbatas pada individu yang mempunya gangguan kejiwaan dan tidak diperuntukkan bagi setiap individu pada umumnya. 

Namun pandangan tersebut bergeser sehingga Kesehatan mental tidak terbatas hanya pada individu yang mengalami gangguan kejiwaan tetap juga diperuntukkan bagi individi yang mentalnya sehat yakni bagaimana individu tersebut mengeksplor dirinya sendiri yang berkaitan dengan bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan dan sekitarnya.

Bagi sebagian orang mungkin sudah banyak yang mengetahui kesehatan mental mencakup kesehatan emosional, psikologis, dan sosial. Kesehatan mental memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental juga membantu seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan. 

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan menyebabkan gangguan mental, antara lain genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak, trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-obatan, riwayat keluarga dan masalah keluarga. 

Dan untuk mengetahui gejala awal jika seseorang memiliki gangguan pada Kesehatan mentalnya bisa dilihat dari makan atau tidur terlalu sedikit atau banyak, menarik diri dari orang lain dan aktivitas umum, tidak berenergi atau hanya memiliki sedikit energi, merasa tak berdaya atau putus asa, merasa bingung, pelupa, marah, cemas, dan takut yang tidak biasa, 

bahkan merasa bahwa dirinya kurang termotivasi yang bisa dikarenakan karena terbawa pola hidup dari media social yang hanya mengejar tren dan popularitas. dan beberapa gejala lainnya yang mungkin tidak disadari tetapi ternyata merupakan gejala awal. 

Tanpa disadari beberapa tahun terakhir Kesehatan mental akhirnya menjadi sangat perlu diperhatikan dan tidak bisa dianggap mudah. Kondisi mental yang kurang stabil tentunya akan berpengaruh terhadap aktifitas sehari-hari dan tidak mustahil jika seseorang yang memiliki masalah dengan Kesehatan mentalnya tidak akan menjalani hari dengan semestinya. 

Penggunaan media social dapat menjadi salah satu pemicu sebuah kondisi psikologis menyimpang FOMO ( Fear of Missing Out ) yang merupakan pola perilaku yang menunjukkan rasa takut berlebih akan tertinggal dari trend yang ada saat ini. 

FOMO juga termasuk dalam gangguan Kesehatan mental, sama seperti depresi, anxiety, bipolar, scizhophernia, tetapi hanya dampaknya saja yang tidak terlalu merusak penderita. Biasanya yang paling mungkin terkena FOMO adalah kalangan muda pengguna aktif media social. Yang biasanya merasa iri dengan pencapaian followers dari influencers maupun artis.

Media social, seperti yang Sudah diketahui bahwasanya penggunaan media social belakangan menjadi trend dan banyak milenial dan remaja -- remaja bahwa masyarakat yang usianya sudah tidak muda lagi menggunakan media social untuk berinteraksi dan saling terhubung satu sama lain. 

Belakangan bisa disaksikan di Instagram, Tiktok dan di Facebook semakin banyak para penggunanya membuat video -- video yang berkaitan dengan Mental Health. 

Mungkin bagi Sebagian pengguna media social itu, video yang diunggah dan dibagikan hanya sebagai trend saja sedangkan bagi Sebagian pengguna lainnya, video yang mereka unggah merupakan pengalaman Pribadi. 

Dengan banyaknya video -- video yang diunggah ke media social yang menyebutkan gejala -- gejala awal adanya gangguan Kesehatan mental ini, sangat dimungkinkan membuat para penonton video tersebut memiliki rasa ketakutan dan rasa kaingin tahuan apakah dirinya memiliki gangguan Kesehatan mental? 

Apakah benar dengan gejala -- gejala yang dirasakan juga oleh mereka adalah gejala gangguan Kesehatan mental? Untuk itulah, perlu adanya diagnose oleh Dokter Ahli agar ketakutan -- ketakutan yang disebabkan oleh unggahan video tersebut dapat terjawab. 

Dokter Ahli yang dimaksud adalah Dokter ahli jiwa atau psikiater, dimana Dokter tersebut akan mendiagnosis suatu gangguan mental yang diawali dengan suatu wawancara medis dan wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain. 

Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain sudah dieliminasi, dokter akan memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu mengelola emosi pengidap.

Penanganan terhadap orang yang mengalami gangguan pada kesehatan mental tergantung dari tipe gangguan itu sendiri. Namun, pada dasarnya pengobatan yang dapat dilakukan meliputi obat-obatan dan psikoterapi. Pengobatan kasus gangguan mental yang berat juga mencakup beberapa ahli seperti dokter ahli kejiwaan, dokter umum, anggota keluarga, dan lain-lain. 

Obat-obatan yang dapat digunakan seperti antidepresan, antiansietas atau anticemas, menstabilkan mood, dan antipsikotik. 

Psikoterapi disebut juga terapi bicara yang meliputi kondisi penderita dan isu terkait kepada dokter ahli jiwa. Terdapat banyak tipe dari psikoterapi. Pengobatan biasanya dapat berlangsung beberapa bulan hingga lebih lama. Psikoterapi dapat hanya bersama penderita atau anggota keluarga. 

Tetapi Kembali lagi jika diri sendiri atau kerabat menunjukkan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas secara terus-menerus dan tidak membaik, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut, 

sehingga bisa dilakukan diagnose awal sebelum akhirnya menyimpulkan sendiri bahwa kita mengalami gangguan Kesehatan mental.

DAFTAR PUSTAKA / REFERENSI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun