Mohon tunggu...
Rita Nur Aliyah
Rita Nur Aliyah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA IAIN JEMBER

pertahankan sabar dan senyummu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dalam Dilema Covid-19

13 April 2020   12:25 Diperbarui: 28 April 2020   09:45 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini dunia dihadapkan adanya virus baru yang berasal dari Wuhan China, dan telah ditetapkan sebagai pandemic global oleh World Health Organization (WHO) pada Kamis, 12 Maret 2020. Virus baru yang kita kenal corona atau covid-19 ini telah merugikan banyak pihak. Pemerintah Indonesia sendiri Sudah menghimbau masyarakat Indonesia supaya jaga jarak dengan siapa saja, alhasil Pendidikan jadi terkena imbasnya.

Dalam waktu singkat, covid-19 merupakan virus yang berbahaya. Tentu saja, karena virus ini telah merenggut banyak nyawa. Demi mengatasi pencegahan dan penularan lebih, lembaga pendidikan menerapkan kebijakan Physical Distancing yang mewajibkan pelaksanaan pembelajaran dirumah secara online dengan sistem Daring (dalam jaringan).

Sistem daring tidak semudah yang kita bayangkan, dan bahkan tidak mendapat respon positif  karena dianggap merepotkan bagi guru, siswa dan orang tua yang tidak menguasai IT (Information Technology). Dalam hal ini tentu membutuhkan penyesuaian panjang dari guru, siswa maupun orang tua siswa untuk beradaptasi dengan sistem daring.

Teknologi memang sangat berperan, lebih lagi pada perkembangan Pendidikan yang semakin mengalami kemajuan. Lantas bagaimana nasib guru, siswa juga orang tua siswa yang tidak paham dengan teknologi sekarang?

Dengan keadaan yang lagi memprihatinkan ini mau tidak mau, bisa atau tidak, terpaksa ataupun rela, tetap saja guru, siswa juga orang tua siswa harus menguasai teknologi. keadaan saja sudah membebankan semua serba online, tidak bisa dipungkiri kalau pembelajaran juga dilaksanakan secara online.

Posisi guru saat ini dalam kebimbangan, antara belajar online tapi menyulitkan ataukah belajar disekolah tapi tidak mentaati aturan?

Guru dihadapkan kesulitan lantaran pembelajaran online dirasa kurang efektif dalam ketercapaian hasil belajar siswa, sebab dalam pelaksanaannya banyak terkendala hambatan. Mau bagaimanapun situasinya, belajar tetap harus berjalan, guru mengajar dan siswa tetap belajar. Adapun kendala dan hambatan yang menghambat berlangsungnya proses belajar online kurang lebih sebagai berikut:

1. Keterbatasan sarana teknologi

    Tidak semua peserta didik memiliki fasilitas yang memadai untuk mengikuti pembelajaran online, sebab masih ada yang belum memiliki fasilitas seperti HP, laptop dll yang bisa digunakan untuk belajar online. Lebih lagi sekarang warnet jarang ditemukan, sehingga mereka akan sangat keberatan.

2.Minim jaringan 

    Dalam hal jaringan biasanya ini menjadi kendala bagi pelajar yang bukan berasal dari kota, tempat-tempat terpencil akan sangat susah mendapatkan jaringan yang lancar. Padahal sistem pembelajaran online sangat membutuhkan banyak sinyal.

3. Kuota menipis

    Besarnya pengeluaran yang digunakan untuk pembelian kuota internet tentu menjadi kendala bagi siswa juga orang tua, karena pembelajaran online menghabiskan banyak kuota, sehingga hal ini mengakibatkatkan pembengkakan pada jatah kuota internet anak.

 4. Keterbatasan kemampuan Bagi guru, siswa dan juga orang tua yang gaptek (gagap teknologi)

      pembelajaran online tentu menjadi beban berat yang harus dijalankan. Untuk sekolah yang terbiasa menggunakan sistem online tentu tidak ada kendala, namun dengan sekolah yang baru melaksanakan sistem online tentu akan jadi masalah.

Lantas banyaknya kendala dan hambatan tentu tidak membuat pembelajaran online diurungkan, untuk itu peran orang tua dan guru disini sangat dibutuhkan, lebih lagi kepada guru yang memiliki kewajiban untuk mengajar. Untuk itu, peran guru yang sangat penting dan dibutuhkan dalam situasi saat ini adalah sebagai berikut:

1. Guru sebagai penasehat

     Sebagai seorang yang dihormati, guru harus bisa memberi nasehat kepada peserta didiknya. lebih lagi dalam situasi kritis saat ini, nasehat guru akan lebih menguatkan peserta didiknya. tidak semua peserta didik bahkan orang tua yang tidak keberatan dengan sistem daring. Tentu mereka akan sangat keberatan, banyaknya tugas rumah ditambah lagi tugas sekolah. Untuk itu nasehat guru sangat berperan, setidaknya penguatan-penguatan yang diberikan mampu meringankan beban pikiran peserta didik.

2. Guru sebagai evaluator

     Adanya masalah yang timbul dari pembelajaran online, guru harus mampu mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran. Hal ini bermanfaat untuk perbaikan sistem pembelajaran kedepannya, sebab tidak mudah memahamkan materi kepada siswa yang dilakukan secara online.

3. Guru sebagai innovator

     Dengan pembelajaran online, guru dituntut untuk menguasai teknologi. Guru harus bisa memiliki inovasi-inovasi dalam mengaplikasikan media pembelajaran dan metode yang digunakan dalam pembelajaran online. Semisal dalam menjalankan pembelajaran, guru menggunakan zoom, line, wa, google classroom dan lain sebagainya. Adanya belajar yang tidak dilangsungkan secara tatap muka, membuat guru harus benar-benar mengaplikasikan media dan metodenya semenarik mungkin agar peserta didik tidak bosan, dan materi bisa dipahami dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun