Mohon tunggu...
Rita Kurnia Wati
Rita Kurnia Wati Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa UINSI Samarinda

Nama Lengkap: Rita Kurnia Wati Lahir: Kutai, 04 Agustus 2001 Lulusan: SMA Islam Rahmatullah Alamat: Jl. SMD-BTG Km.73 Desa Prangat Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Milenial Muslim sebagai Kunci Perdamaian Dunia

23 Desember 2019   16:00 Diperbarui: 23 Desember 2019   18:58 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                   Rita Kurnia Wati

                       Mahasiswa IAIN Samarinda

Siapa yang tidak menyukai perdamaian? Tidakkah semua orang membenci kekerasan, kebencian, ketidakdamaian dan juga ketidakadilan? Menurut saya semua orang pasti menyukai akan sebuah perdamaian. Tentu saja bagi kita para kaum milenial memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membangun sebuah perdamaian. Perdamaian di dunia atau dalam sebuah Negara bukan hanya menjadi tugas pemerintah negera itu saja. Akan tetapi, generasi muda atau kaum milenial pun turut memiliki peran penting dalam menciptakan perdamainan. Perdamaian dunia sangatlah penting. 

Ada sebuah artikel yang saya baca bahwa ada Negara yang melakukan pertemuan dalam Konferensi Pemuda Internasional untuk mendukung penuh peran kaum milenials dalam perdamaian dunia. Pentingnya peran kaum milenials ini ditunjukkan dengan adanya data bahwa jumlah pemuda pemudi jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Tak salah jika kelangsungan dan majunya sebuah Negara tergantung pada pemudanya. 

Ditahun 2017, berdasarkan The World Demographics Profile 2017, populasi manusia dalam rentang usia diperkirakan mencapai 1,18 miliar jiwa. Jumlah itu mewakili 16,16% populasi manusia di dunia. Sayangnya, 600 juta anak muda tinggal dalam kondisi rapuh dan sedang dilanda permasalahan atau konflik. Sedangkan, lebih dari 24 juta anak muda tidak bersekolah. Padahal peran mereka sangatlah penting untuk menjaga perdamaian dunia. Sebab itulah kita sebagai kaum muda milenial harus mengambil peran untuk menyelamatkan mereka dan menjaga perdamaian dunia. Meski tak secara langsung berada di samping mereka, setidaknya, kita dapat berperan dimanapun kita berada. 

Dengan demikian daya kreatifitas kita akan semakin tersalurkan dengan baik menjadi modal yang sangat berharga, tentu saja itu harus dibarengi dengan nilai-nilai moral dan sebuah inovasi yang menjadikan modal untuk menciptakan pemimpin-pemimpin dimasa yang akan datang. Berkembangnya teknologi ini semakin banyak kesempatan bagi kaum millenial untuk berkarya bagi negeri yang kiat terbuka ini, namun disatu ada celah penyebab merosotnya kualitas dan moral kaum millennial. Jadi pandai-pandai lah dalam memanfaatkan kesempatan emas ini untuk dapat kita gunakan dalam mewujudkan perdamaian dunia. 

Didalam buku yang saya baca yaitu ciptaan Mirza Masroor Ahmad yang berjudul "Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian" mengungkapkan bahwa menuju perdamaian dunia sangat membutuhkan kaum muslimin sangat berperan penting didalamnya. Dalam Al-Qur'an telah dijelaskan dalam (QS. Al-Maidah: 9) yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri teguh karena Allah, menjadi saksi dengan adil; dan janganlah kebencian muncul kepada  suatu kaum untuk mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil, itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas apa yang kamu kerjakan. Inilah sebuat kutipan dalam ayat Al-Qur'an yaitu ajaran untuk menegakkan perdamaian dalam sebuah Negara maupun dunia. Dan janganlah pernah untuk meninggalkan sebuah keadilan bahkan kepada seorang musuh sekalipun. 

Meskipun ajaran ini mengenai Islam, namun dengan mengikuti prinsip ini, dasar sebuah perdamaian dapat diterapkan. Tidak heran jika banyak sekali upaya yang dilakukan untuk melemahkan umat Islam serta mempropagandakan citra Islam dalam agar terlihat jahat, ekstrim, bahkan dicap sebagai teroris, sehingga melahirkan sebuh pemikiran yang disebut Islamphobia. Dan akibat nya banyak sekali Negara yang semakin mencurigai kaum komunis Islam terutama di Negara-negara Barat dan Negara yang minoritas penduduknya adalah seorang Muslim. 

Jumlah populasi umat Muslim di dunia hingga tahun 2017 yaitu mencapai lebih dari 1,7 miliyar jiwa, yang didominasi oleh kaum milenialnya. Itu berartri bahwa, seorang Muslim mempunyai peran strategis dalam berpartisipasi dalam menyebarkan perdamaian di penjuru dunia, ada 4 poin penting yang harus ditempuh umat Islam untuk bisa menjadi agen perdamaian. Yang pertama, memiliki sifat damai yang sudah muncul di akal dan di hati sejak kecil. Faktor kepribadian sangat lah menentukan bagaimana ekspresi sikap dan perbuatah seseorang. Dengan kata lain, konflik harus segera selesai. 

Kedua, mempunyai kesadaran secara kolektif sebagai seorang Muslim, baik itu dalam lingkungan ormas atau ruang lingkup aliran, bahwa untuk menegakkan perdamaian adalah kewajiban bersama. Sedangkan pembangunan dan keamanan tidak dapat kita diperoleh melalui jalan peperangan. Sehingga keragaman dan kepercayaan masyarakat haruslah terus dirawat dan dikeloka dengan baik, dan bukan untuk dipertentangkan. Hal ini memerlukan peran seorang tokoh agama agar mampu mengendalikan dan menegakkan jamaahnya saat muncul sebuah konflik. 

Ketiga, mentransformasikan nilai dan ajaran perdamaian Islam melalui kebijakan dengan cara yang strategis. Ini sangat lah penting, apalagi pemerintah yang semala ini terlibat dalam berbagai macam konflik dan peperangan, entah itu sebuah perang tetangga maupun perang antar Negara tetangga. Sehingga pemimpin Negara tidak dapat dengan mudah menentukan sebuah peperangan, namun selalu mengupayakan adanya perundingan agar tidak terjadi angkat senjata ataupun pertumpahan darah. 

Keempat, perlu adanya tim khusus yang terdiri dari tokoh-tokoh ulama dan pemimpin Negara-negara yang memiliki satu visi dan misi untuk menjadi sebuah mediator terhadap kelompok yang sedang dilanda konflik. Namun untuk mewujudkan semua hal tersebut diatas tentunya semua pihak , baik dari institute pemerintahan dan kalangan swasta juga harus ikut serta dalam berperan aktif dengan melibatkan para kaum milenial untuk memberikan pelatihan agar bisa berpartisipasi dalam melakukan penyebaran konten-konten perdamaian melalui dunia maya atau yang sering kita sebut adalah media social. Karena perkembangan Islam pun semakin mudah dengan adanya teknologi ini terkhusus di kalangan kaum milenial. 

Dalam menyuarakan sebuah suara, Islam tak lagi harus dengan bertatap muka langsung, tetapi bisa melalui media social yang dimana seseorang berbicara namun tidak di depan banyak orang. Hanya dengan menggunakan sebuah kamera sebagai alat perekam yang nantinya akan diunggah di akun media social. Di zaman sekarang peran kaum milenial masih sangat dibutuhkan sebagai barisan terdpan untuk menghindari sebuah perpedahan dan jangan sampai menjadi pelaku provokator. 

Usaha kami para kaum milenial ini adalah dengan memperkaya pengetahuan guna menolak adanya kebodohan agar tidak dapat mudah terpancing atau terpengaruh oleh lingkaran tersesat. Karena sebagai kaum muda milenial yang dapat menerangi kebodohan, perlu juga dibarengi dengan pemikiran yang rasional. Kaum milenial yang hidup pada masa ini, perannya dalam menyuarakan anti kekerasan dan intolerant dalam praktik doktrin agama , dalam upaya mensosialisasikan keberagaman dalam kebersamaan. 

Dengan adanya inovasi terbaru dalam menyebarkan sebuah pesan perdamaian maka, upaya yang dapat dilakukan juga merupakan sifat jihad seseorang. Maka upaya melawan atau memerangi dari sifat pemikiran yang sempit harus ditanamkan. Intelektual muda Muslim, bernama Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin menyatakan bahwa Islam mengajarkan pentingny perdamaian dalam segala aspek kehidupan manusia. 

Karena ini adalah sebuah pondasi dari jalan menuju pembangunan umat, masyarakat, bangsa, bahkan dunia. Jadi, mulailah dari sekarang kita sadarkan diri kita untuk ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia, dari perbuatan kecil sampai perbuatan besar. Karena itu semua sangatlah penting dan berpengaruh bagi perubahan dunia menjadi sebuah perdamaian dunia.

Terimakasih atas kunjungannya...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun