Berdasarkan berbagai teknik tersebut, orang dewasa dalam proses belajarnya dapat mencoba mempraktikkan teknik-teknik yang ada ketika di dalam maupun di luar kelas belajar. Peserta didik boleh mencobanya sebagai teknik baru dalam upaya belajarnya bersama teman ataupun yang dilakukan secara individu untuk membantunya dalam memahami materi pembelajaran yang dipelajari.
Orang dewasa dianggap mampu belajar secara mandiri tanpa harus selalu didampingi oleh gurunya karena orang dewasa dipandang dapat belajar dari manapun, kapanpun, dan dimanapun individu berada. Orang dewasa dapat belajar dari berbagai sumber dan media pembelajaran, sehingga bukan hanya guru saja yang menjadi sumber informasi bagi orang dewasa. Cahyadi (2019) mengemukakan bahwa terdapat beberapa bentuk klasifikasi sumber belajar menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), yang dapat dimanfaatkan oleh orang dewasa dalam mendapatkan suatu informasi yaitu :
- Pesan (messages), yakni informasi dalam bentuk data, ide, seni, dan fakta. Semua bidang studi yang harus diajarkan kepada peserta didik juga termasuk dalam kelompok pesan (messages)
- Orang (peoples), bertindak sebagai pengolah, penyimpan, dan penyaji pesan. Contohnya adalah tutor, guru, peserta didik, tokoh masyarakat yang mungkin berinteraksi dengan individu.
- Bahan (materials), yakni perangkat lunak yang berisi pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat maupun dirinya sendiri. Contohnya transparansi, slide, audio, video, buku, majalah, dan sebagainya. Buku yang dimaksud dapat berupa pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lainnya. Selain itu juga dapat berupa peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, seperti peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lain yang guru bisa menjadikannya sebagai sumber belajar.
- Alat (devices) yakni perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya slide proyektor, videotape, pesawat radio, televisi.
- Teknik (Techniques), yakni prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Seperti belajar sendiri, simulasi, demonstrasi, tanya jawab.
- Lingkungan (setting), yakni situasi di sekitar dimana pesan disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman, lingkungan) dan dapat bersifat non fisik/suasana belajar. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik atau alam. Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam.
Berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan oleh orang dewasa dalam proses belajarnya dapat memberi kemudahan kepadanya untuk mendapatkan semakin banyak informasi mengenai ilmu pengetahuan dari manapun, kapanpun, dan dimanapun individu berada. Sumber belajar orang dewasa tidak hanya berpaku pada satu sumber saja seperti guru, namun orang dewasa dapat menjadikan setiap hal yang ada disekitarnya sebagai sumber belajar. Bahkan, Sumber belajar dari orang dewasa yang paling banyak merupakan pengalaman dimilikinya, dimana pengalaman tersebut dapat diperoleh dari problem solving, skill practice, pelatihan dan sebagainya. Orang dewasa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan lebih efektif melalui pengalaman langsung. Oleh karena itu, media pembelajaran yang melibatkan pengalaman langsung seperti simulasi, permainan, atau latihan yang interaktif dapat membantu mereka belajar dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Â
Anwar, Bakri. (2017). Konsep Pendidikan Andragogi Menurut Pendidikan Islam. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 6(1), 28--48. https://doi.org/10.24252/ad.v6i1.4864
Cahyadi, Ani. (2019). Pengembangan Media dan Sumber Belajar (Teori dan Prosedur). Penerbit Laksita Indonesia.
Khoiriah, Mazni Luthfiatul, & H, Isnaria Rizki. (2020). Penerapan Student Center terhadap Pemahaman Konsep Matematis dan Mental Siswa. Jurnal Pendidikan Terintegrasi, 1(1), 31--36.
Nasution, Umaruddin, & Casmini, Casmini. (2020). Integrasi Pemikiran Imam Al-Ghazali & Ivan Pavlov Dalam Membentuk Prilaku Peserta Didik. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 25(1), 103--113. https://doi.org/10.24090/insania.v25i1.3651
Panggabean, Suvriadi, Lisnasari, Srie Faizah, Puspitasari, Ika, Basuki, Listari, Fuadi, Ahmad, Firmansyah, Hamdan, Badi'ah, Atik, Ridha, Zaifatur, Anwar, Azwar, Nggaba, Mayun E., Ghaybiyyah, Faatihatul, Annisa, Rully, Zakaria, Arifin, Shokhibul, & Purbasari, Imaniar. (2021). Sistem Student Center Learning dan Teacher Center Learning (Arif Munandar, ed.). Retrieved from https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=5XpWEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA59&dq=kekurangan+teori+belajar+students+center&ots=-VOjDhIyUC&sig=wiJDZn4M-W_uesQjEjExHZFWF-A&redir_esc=y#v=onepage&q=kekurangan teori belajar students center&f=false
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H