Menurut pandangan Nasution & Casmini (2020), dalam pengaplikasian teori Humanistik Carl Rogers dalam proses pembelajaran, peranan seorang pendidik atau guru ialah menjadi fasilitator bagi siswa-siswinya. Guru memberi sebuah motivasi dan kesadaran para siswa terhadap pemaknaan belajar dalam kehidupan. Seorang guru memberi fasilitas pengalaman belajar serta mendampingi peserta didik, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Peranan peserta didik ialah sebagai student center atau pelaku utama yang memberikan pemaknaan proses pengalaman belajar. Hal tersebut bertujuan supaya siswa mampu memahami dan meningkatkan potensi-potensi diri secara positif serta mengurangi potensi-potensi yang mengarah pada hal negatif.
Menurut Panggabean et al. (2021) pada model pembelajaran Student Centered Learning ini, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan oleh individu dalam proses belajarnya diantaranya yakni sebagai berikut:
Small Group Discussion (SGD)
SGD merupakan teknik diskusi dalam proses belajar, peserta didik secara individu ataupun kelompok melakukan analisis, melakukan penggalian informasi atau mendiskusikan suatu tema maupun suatu permasalahan tertentu. Proses ini membantu peserta didik untuk dapat belajar dalam proses menemukan permasalahan yang terjadi dan berupaya memecahnya permasalahan pada saat itu juga dengan menggunakan pendekatan "problem centered"atau fokus pada suatu masalah. Peserta didik dapat saling bertukar pikiran satu sama lain akan pandangannya masing-masing mengenai suatu topik yang sedang dibahasnya dan menemukan solusi bersama dari permasalahan tersebut.
Role-Play and Simulation
Teknik ini berfokus pada penguasaan materi pembelajaran yang dilakukan dengan pengembangan imajinasi serta penghayatan yang dilakukan dengan peserta didik yang diminta untuk memerankan tokoh hidup maupun benda mati. Pengalaman yang dipelajari dari diberlakukannya teknik ini adalah seperti kemampuan untuk bekerja sama, menginterpretasikan suatu peristiwa dan berkomunikasi. Contohnya adalah ketika peserta didik diminta untuk menirukan tokoh pahlawan Indonesia dalam simulasi melawan penjajah. Proses role-play yang dilakukan tersebut dapat membantu peserta didik untuk belajar mengenai sejarah dengan mencari informasi mengenai karakteristik masing-masing tokoh yang diperankan sehingga dapat membantu peserta didik untuk belajar menginterpretasikan suatu peristiwa dan berkomunikasi berdasarkan informasi yang ia dapatkan secara mandiri.
Discovery Learning
Teknik ini memberikan tugas belajar untuk peserta didik yang bertujuan supaya peserta didik mampu mendapatkan jawaban dari suatu persoalan tanpa dibantu oleh guru. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian peserta didik dalam mencari penyelesaian dari pertanyaan yang diberikan. Dimana, dalam andragogi, peserta didik dianggap sebagai pribadi yang mampu belajar secara mandiri karena dipandang sebagai pribadi yang matang secara psikologis.
Self-Directed Learning
Teknik memberikan tugas belajar untuk peserta didik, berupa tugas untuk membaca serta merangkum materi. Teknik ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan strategi questionin dalam konsep 5W + 1H guna meningkatkan kemampuan membaca informasi dan menganalisis bagian-bagian mana saja yang perlu untuk dicatat dan mana yang tidak.
Cooperative Learning
Teknik ini dilakukan dengan membuat perancangan serta pemantauan proses belajar dengan membentuk suatu permasalahan ataupun kasus yang dapat dikerjakan peserta didik dalam kelompok. Sementara peserta didik melakukan diskusi dan memberi kesimpulan terkait permasalahan ataupun tugas dengan berkoordinasi didalam kelompok
Problem Based Learning (PBL)
Teknik ini memberi stimulasi tugas pembelajaran dengan cara alternatif untuk memecahkan suatu permasalahan, memberi motivator, dan fasilitator. Sementara peserta didik belajar dengan melakukan penggalian atau pencarian informasi (inkuiri). Dari informasi yang didapatkannya itu, peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan faktual yang ada, dan melakukan analisis strategi untuk memecahkan permasalahan tersebut
Collaborative Learning (CbL)
Teknik ini dilangsungkan dengan melakukan perancangan tugas terbuka, berperan menjadi motivator serta fasilitator. Peserta didik membuat desain proses serta formulir penilaian berdasarkan persetujuan kelompok dengan dapat bekerja sama dengan anggota kelompok. Metode ini mengajarkan peserta didik untuk menemukan sebanyak mungkin jawaban dengan menggali berbagai kemungkinan yang ada dan memumngkinkan terjadinya interaksi dalam proses pencarian informasi tersebut.
Contextual Learning (CL)
Teknik ini disebut juga dengan pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dimulai dengan tanya jawab seputar dunia nyata kehidupan dari peserta didik (daily life modelling), sehingga materi yang diberikan akan lebih terasa manfaatnya dan diharapkan motivasi belajar juga akan semakin tumbuh seiring dengan suasana kelas yang terasa menyenangkan.
Project Based Learning (PjBL)
Teknik ini dilakukan dengan memberi tugas proyek yang dikerjakan peserta didik yang dilakukan dengan melakukan pencarian sumber informasi atau perpustakaan sendiri. Contohnya adalah dalam pembelajaran geografi yang memberikan tugas untuk membuat replica gunung meletus menggunakan bahan-bahan tertentu yang tentunya aman untuk digunakan sebagai praktik sederahana guna mencapai tujuan pembelajaran.