Delusi ini salah persepsi.
Lembutnya bagai sutra..
Tapi sikapnya bagai duri berkepala dua.
Baiknya sungguh tak terkira,
hingga membuat terpanah.
Sampai dibutakan oleh dunia
Ia mungkin terlalu percaya,
terhadap semua ujarannya
Raganya juga selalu ada
Dan nyatanya hanya pelampiasan semata.
Dia dianggap ada...
Namun nyatanya, hanya dibutuhkan saja
Setelah itu bebas pada siapa saja.
Kenyamanan sekarang bukan jaminan untuk setia...
Terlebih lagi jika sudah percaya, selalu timbul kecewa..
Memang benar, percaya manusia hanya menyakitkan ujungnya..
Terlebih jika kepercayaan itu telah dipandang sebelah mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H