a. Kemiskinan Kultural.
Kemiskinan kultural berkaitan erat dengan sikap sesorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya.
     Masalah kemiskinan yang merupakan salah satu bentuk ketimpangan sosial, memang bukan hanya menjadi masalah yang terjadi di Indonesia. Bahkan di negara maju pun, Masakah kemiskinan masih juga harus di atasi dengan berbagai cara dan program pengentasan kemiskinan. Memang selayaknya kemiskinan ini bukan untuk diperdebatkan, melainkan harus dicarikan jalan keluar  penyelesaiannya. Dampak positif dari globalisasi, yaitu kemudahan memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, kemudahan dalam melakukan komunikasi, Kemudahan melakukan mobilitas baik vertical maupun horizontal dapat memacu  untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karena tu, apabila penegakan hokum srta adanya rasa keadilan di masyarakat, maka kesejahteraan bukan lagi menjdi sebuah impian, melainkan dapat menjadi sebuah kenyataan.
     Kemiskinan tidak  dapat diatasi hanya dengan membantu golongan miskin saja, tanpa menghadapi dimensi-dimensi struktural, seperti ketergantungan dan eksploitasi. Permasalahannya adalah dimensi-dimensi struktural manakah yang memengaruhi secara langsung terjadinya kemiskinan, bagaimana ketepatan dimensi untuk kondisi sosial budaya setempat.
"Berikut beberapa Indikator kemiskinan menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Selo soemardjan
a. Para petani yang tidak memiliki tanah  sendiri.
b. Petani yang tanah miliknya begitu kecil sehingga hasilnya tidak cukup untuk memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluarganya.
c. Kaum buruh yang tidak terpelajar dan tidak terlatih .
d. Para pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah.
e. Kebijakan ekonomi tidak mencukupi dalam usaha mengatasi ketimpangan-ketimpangan structural, dimensi structural perlu   dihadapi juga terutama diperdesaan.