Mohon tunggu...
Riswandi
Riswandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menyemai Kisah, Menuai Hikmah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembunuh Rasa

1 Juni 2013   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:41 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mas, sebentar lagi aku akan menikah dengan Mas Rudi, orang yang pernah aku ceritakan kepadamu. Orang yang sempat mengisi ruang hatiku sebelum mengenalmu lebih dalam. Aku menerimanya saat ia melamarku, mengingat umurku yang sudah saatnya berkeluarga. Jika aku tetap menunggumu, entah sampai kapan aku tetap melajang.

Mas, sebenarnya berat bagiku menulis surat ini. Namun, aku tak sanggup memendam hal ini lebih lama lagi. Dengan menulis ini aku harap aku bisa melepas bayangmu dari hatiku, dan menggantinya dengan suamiku kelak.

Maafkan aku yang baru bisa jujur padamu, yang mungkin seharusnya kulakukan sejak dahulu. Maafkan aku, Mas. Dan, kuharap kita tetap bersahabat seperti dulu, meski hanya dalam hati.

Dari sahabatmu. Aurora Marniasih.

Kudekap erat surat dari Marni di dadaku. Dan, tanpa terkontrol, kurasakan cairan hangat meleleh dari sudut kedua mataku.

***

Cerpen ini juga saya posting di SINI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun