Iman ini pula menurut Uyainah merupakan perpaduan antara Keyakinan dan Amal, kita tidak bisa hanya meyakini dengan hati dan pikiran saja tetapi harus dilaksanakan apa yang menjadi keyakinan kita. Itu baru dikatakan Iman. Dengan demikian keyakinan seseorang harus diimbangi dengan perwujudan amal perbuatan sebagai bukti cintanya kepada Alloh swt.
Sebagaiman Firman Alloh SWT dalam Surah Al Baqarah Ayat 4 dan 177 sebagai berikut:
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].
[17] Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul.
[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia. kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
Oleh karena itu kita harus menjaga Iman kita jangan sampai goyah sedikitpun dimasa pandemi Covid-19 ini, apalagi kita sampai su'udzhan (buruk sangka) kepada Alloh swt. Keyakinan bahwa virus covid-19 ini merupakan ujian dari Alloh pasti akan diangkat oleh Alloh swt.Â
Apabila kita sebagai ummat manusia sadar dan kembali untuk mengikuti apa yang menjadi perinta-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun tingkat keimanan seseorang itu memang berbeda-beda sebagaimana dalam Kita Risalatul Muawanah Karangan Al Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad antara lain :
1.Ashabul Yamin
Yaitu orang-orang yang percaya dan kuat dalam iman, tapi saat-saat tertentu, jiwanya dapat diguncangkan oleh keraguan dan praduga.
2.Al Muqarrabin
Yaitu orang-orang yang benar-benar kuat dalam berkeyakinan, mereka mampu menguasai hati mereka dengan bermodalkan keteguhan iman dan taqwa. Segala bentuk keraguan dan praduga tak akan mampu mengganggu dan merudak imannya. Bahkan sesuatu yang gaib pun dapat terlihat dengan jelas. Tingkatan ini dinamakan Iman bil Yaqin.
3.Tingkatan para Nabi dan Pewarisnya
Pada tingkat tertinggi ini pun segala sesuatu yang gaib dan teresembunyi dapat terlihat dengan sangat jelas dan nyata. Tingkatan ini disebut Iman bil kasfyi wal iyan.
Dengan beragam tingkat keimanan pada masing-masing orang ini menjadi tantangan bagi kita bahwa ketika ada ungkapan yang berkembang di masyarakat "Percayalah pada Alloh swt, Jangan Percaya Corona" seakan kalimat tersebut adalah benar, namun kurang tepat.Â