Mohon tunggu...
Nurista Purnamasari
Nurista Purnamasari Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis/editor

Perempuan independen yang berpikiran terbuka, suka menulis dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Jadi Outfit Harian Emak-Emak, Bagaimana Sejarah Daster?

2 Desember 2024   13:28 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:26 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daster menjadi pakaian sehari-hari kaum perempuan ini ternyata mempunyai sejarah panjang. (INSTAGRAM/DASTERAN)

Daster menjadi outfit harian "emak-emak" di Indonesia. Bahannya yang nyaman dan desainnya yang simple memudahkan dalam beraktivitas sehingga menjadi pilihan ibu-ibu sebagai pakaian harian saat di rumah.

Bahkan kini daster seakan naik kelas karena beberapa modelnya bisa di-mix and match sehingga bisa digunakan sebagai outfit untuk jalan-jalan hingga hangout.

Tapi sudah tahukan kalian sejarah dan asal usul daster itu sendiri?.

Kata "daster" berasal dari bahasa Inggris, yaitu "duster", yang berarti jubah panjang yang longgar dan terbuat dari bahan ringan.

Daster awalnya digunakan sebagai pakaian pria di Amerika Serikat pada abad ke-18 dan ke-19.

Daster berfungsi sebagai luaran (outerwear) untuk melindungi koboi dari debu dan kotoran.

Daster juga bisa digunakan sebagai jas hujan anti air dengan menambahkan lapisan parafin.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, daster mulai dikenakan oleh perempuan.

Daster menjadi populer di kalangan perempuan setelah desainnya mulai dirancang lebih modis dan bergaya.

Di Indonesia, daster awalnya hanya dikenakan oleh kelas menengah bawah.

Daster menjadi semakin modis di Indonesia, terutama menjelang tahun 2010.

Daster menjadi busana "lintas kelas" yang dikenakan oleh semua lapisan masyarakat.

Apalagi sejak marak fenomena artis berdaster, pamor dan kelas daster terus melesat.

Daster biasanya terbuat dari bahan yang ringan, sejuk, dan mudah menyerap keringat, seperti bahan katun dan batik. Sehingga sangat cocok untuk iklim tropis.

Daster memiliki potongan yang longgar sehingga membuat tubuh leluasa bergerak saat melakukan pekerjaan rumah.

Desainnya yang longgar memberikan keleluasaan bergerak, membuatnya ideal untuk berbagai aktivitas, mulai dari mengurus rumah tangga hingga berkumpul bersama keluarga.

Pakaian ini pertama kali muncul di Indonesia pada era kolonial Belanda, ketika para wanita Eropa mengenakan gaun longgar yang cocok untuk cuaca tropis.

Dari sana, masyarakat lokal mulai mengadaptasi dan memodifikasi desain daster dengan menggunakan kain tradisional dan motif lokal.

Perubahan ini membuat daster semakin populer di kalangan wanita Indonesia, yang menyukainya karena kesederhanaan dan kenyamanannya saat beraktivitas di rumah.

Dalam beberapa dekade terakhir, baju daster mengalami evolusi yang signifikan.

Desainer lokal mulai berinovasi dengan berbagai motif, warna, dan potongan yang lebih modern.

Daster kini tidak hanya dipakai di rumah, tetapi juga menjadi pilihan fashion untuk berbagai acara santai.

Beberapa desainer bahkan membawa daster ke panggung mode, menjadikannya sebagai salah satu elemen penting dalam busana sehari-hari wanita Indonesia.

Dengan sejarah yang kaya dan terus berkembang, baju daster telah menjadi lebih dari sekadar pakaian rumah.

Ia menjadi simbol identitas dan budaya yang merefleksikan gaya hidup masyarakat Indonesia.

Keberadaannya menunjukkan bagaimana pakaian sederhana dapat beradaptasi zaman dan relevan dengan berbagai suasana. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun