Daster menjadi semakin modis di Indonesia, terutama menjelang tahun 2010.
Daster menjadi busana "lintas kelas" yang dikenakan oleh semua lapisan masyarakat.
Apalagi sejak marak fenomena artis berdaster, pamor dan kelas daster terus melesat.
Daster biasanya terbuat dari bahan yang ringan, sejuk, dan mudah menyerap keringat, seperti bahan katun dan batik. Sehingga sangat cocok untuk iklim tropis.
Daster memiliki potongan yang longgar sehingga membuat tubuh leluasa bergerak saat melakukan pekerjaan rumah.
Desainnya yang longgar memberikan keleluasaan bergerak, membuatnya ideal untuk berbagai aktivitas, mulai dari mengurus rumah tangga hingga berkumpul bersama keluarga.
Pakaian ini pertama kali muncul di Indonesia pada era kolonial Belanda, ketika para wanita Eropa mengenakan gaun longgar yang cocok untuk cuaca tropis.
Dari sana, masyarakat lokal mulai mengadaptasi dan memodifikasi desain daster dengan menggunakan kain tradisional dan motif lokal.
Perubahan ini membuat daster semakin populer di kalangan wanita Indonesia, yang menyukainya karena kesederhanaan dan kenyamanannya saat beraktivitas di rumah.
Dalam beberapa dekade terakhir, baju daster mengalami evolusi yang signifikan.
Desainer lokal mulai berinovasi dengan berbagai motif, warna, dan potongan yang lebih modern.