Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jabat Tangan yang Berkesan

15 Oktober 2018   07:11 Diperbarui: 15 Oktober 2018   09:41 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(gofreedownload.net)

Takdir mempertemukan saya dengan Sandiaga Uno. Waktu itu, sekitar tahun 2013, saya mendapat bantuan hibah dari Inotek, yayasan nirlaba dalam pengembangan teknologi inovatif (www.inotek.org) yang dibentuk Sandiaga. Bekerjasama dengan The Lemelson Foundation dari AS, Yayasan Inotek memberikan hibah untuk pengembangan produk berbasis inovasi teknologi. 

Sidang penetapan pemberian hibah untuk produk inovasi yang saya buat waktu itu dipimpin oleh Sandiaga Uno selaku Pembina Yayasan Inotek. Itulah satu-satunya kontak saya dengan Sandiaga, saat dia menjabat tangan saya setelah selesainya paparan saya. Sandiaga dikenal sebagai konglomerat muda bertangan dingin. 

Banyak perusahaan-perusahaan yang hampir bangkrut dia selamatkan. Sandiaga kemudian berpasangan dengan Anies Baswedan memenangkan pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017, mengalahkan pasangan petahana Basuki-Djarot, tapi pada tahun 2018 mengundurkan diri karena mengikuti Pilpres 2019 bersama Prabowo Subianto.

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Waktu itu hari baru beranjak siang ketika saya mendengar Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang baru diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta akan berkunjung ke kantor kami. 

Saat menyusur lorong menuju kamar kecil, secara kebetulan saya berpapasan dengan Basuki yang sedang berkeliling diantar seorang teman. Sayapun menyambut jabatan tangannya dan mengucapkan selamat datang. Basuki ternyata berperawakan tinggi dengan muka boyish.

Meskipun hanya sesaat bertemu dan berjabat tangan dengan Basuki, waktu itu saya sudah mempunyai firasat bahwa dia cocok memimpin Jakarta, dan terbukti benar. Tidak lama setelah dia menjadi Gubernur, proyek penanggulangan banjir Jakarta (Jakarta Urgent Flood Mitigation Project) dimana Penulis pernah ikut terlibat didalamnya menjadi lebih lancar. 

Bahkan dia minta proyek selesai tiga tahun dari rencana semula lima tahun. Ini membuat staf Dinas Tata Air di DKI Jakarta menjadi kewalahan. Staf yang tidak becus langsung diganti dengan yang lebih baik, meskipun tidak secepat yang kita harapkan, maklum karena urusan Gubernur bukan cuma banjir. Banyak warga Jakarta yang merasa masalah banjir jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya.

Sebenarnya banyak proyek-proyek di Jakarta yang merupakan kelanjutan dari proyek sebelumnya, seperti penanggulangan banjir, mass-rapid transit (MRT), Trans Jakarta atau busway, mega proyek reklamasi dan banyak lagi. Tapi pada saat Basuki jadi Gubernur-lah sebagian dari proyek-proyek itu mulai terwujud.   

Basuki menjadi tokoh paling fenomenal setelah pernyataannya di Kepulauan Seribu dianggap menista agama. Dalam sejarah Indonesia barangkali tidak ada tokoh yang begitu kontroversial seperti dia. 

Dalam perkembangannya, Basuki kemudian dinyatakan bersalah dalam proses di pengadilan dan dihukum penjara selama satu tahun. Terlepas dari tutur katanya yang terkadang kasar, Jakarta sebenarnya kehilangan dia yang mempunyai niat yang tulus untuk membenahi Jakarta, tapi Tuhan berkehendak lain.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun