Mohon tunggu...
Suga Muhammad
Suga Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - penulis dan trainer

meninggalkan jejak pemikiran lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Rizieq Shihab Ngotot Prabowo Harus Jadi Presiden Berapapun Angkanya, Demokrasi Macam Apa Ini?

2 Mei 2019   05:14 Diperbarui: 2 Mei 2019   05:22 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ijtima' ulama III yang digelar di Sentul, Bogor, Rizieq Shihab turut menyampaikan maklumatnya melalui video. Salah satu isi video tersebut adalah meminta Prabowo harus jadi presiden berapapun angka atau suara yang didapatkannya.

"Jokowi harus didiskualifikasi berapa pun angka yang didapatkan, karena terbukti melakukan kecurangan. Sementara Prabowo harus dinyatakan sebagai pemenang berapa pun angka yang didapatkan," ujar Rizieq Shihab seperti dilansir dari suara.com (1/5/2019).

Rizieq Shihab juga menuduh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan KPPS telah melakukan kecurangan untuk memenangkan pasangan tertentu.

Pernyataan ini sungguh sangat ironis. Rizieq Shihab sangat berkepentingan agar Prabowo menang. Pasalnya, Prabowo telah membuat perjanjian untuk memulangkannya ke tanah air dan memulihkan nama baik serta hak-haknya sebagai warga negara dengan kewenangan yang melekat para presiden. Bila Prabowo kalah, otomatis ia tidak mau pulang karena terkadung benci setengah mati sama Jokowi.

Adanya permintaan untuk mendiskualifikasi Jokowi karena melakukan kecurangan harus bisa dibuktikan dengan hasil yang signifikan. Bila hanya koar-koar saja, semua orang bisa melakukannya.

Meminta Prabowo diangkat sebagai presiden berapapun suara yang didapatkan berarti mencederai demokrasi dan menafikan pemilu yang sudah menelan biaya sangat besar.

Terakhir, menuduh KPPS curang sungguh menunjukkan tak ada rasa empati. Mereka sudah bertugas mati-matian sampai banyak jatuh korban baik meninggal maupun sakit. Tercatat lebih dari 300 orang meninggal dan ribuan lainnya sakit.

Sebagai seseorang yang disebut sebagai imam besar umat Islam, seharusnya bicaranya bisa lebih mendamaikan dan memberi kesejukan, bukan justru memprovokasi dan menyalahi demokrasi seenaknya saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun