Dalam ijtima' ulama III yang digelar di Sentul, Bogor, Rizieq Shihab turut menyampaikan maklumatnya melalui video. Salah satu isi video tersebut adalah meminta Prabowo harus jadi presiden berapapun angka atau suara yang didapatkannya.
"Jokowi harus didiskualifikasi berapa pun angka yang didapatkan, karena terbukti melakukan kecurangan. Sementara Prabowo harus dinyatakan sebagai pemenang berapa pun angka yang didapatkan," ujar Rizieq Shihab seperti dilansir dari suara.com (1/5/2019).
Rizieq Shihab juga menuduh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan KPPS telah melakukan kecurangan untuk memenangkan pasangan tertentu.
Pernyataan ini sungguh sangat ironis. Rizieq Shihab sangat berkepentingan agar Prabowo menang. Pasalnya, Prabowo telah membuat perjanjian untuk memulangkannya ke tanah air dan memulihkan nama baik serta hak-haknya sebagai warga negara dengan kewenangan yang melekat para presiden. Bila Prabowo kalah, otomatis ia tidak mau pulang karena terkadung benci setengah mati sama Jokowi.
Adanya permintaan untuk mendiskualifikasi Jokowi karena melakukan kecurangan harus bisa dibuktikan dengan hasil yang signifikan. Bila hanya koar-koar saja, semua orang bisa melakukannya.
Meminta Prabowo diangkat sebagai presiden berapapun suara yang didapatkan berarti mencederai demokrasi dan menafikan pemilu yang sudah menelan biaya sangat besar.
Terakhir, menuduh KPPS curang sungguh menunjukkan tak ada rasa empati. Mereka sudah bertugas mati-matian sampai banyak jatuh korban baik meninggal maupun sakit. Tercatat lebih dari 300 orang meninggal dan ribuan lainnya sakit.
Sebagai seseorang yang disebut sebagai imam besar umat Islam, seharusnya bicaranya bisa lebih mendamaikan dan memberi kesejukan, bukan justru memprovokasi dan menyalahi demokrasi seenaknya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H