Mohon tunggu...
Risqi Ariansyah
Risqi Ariansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Universitas Dian Nusantara

Mengkoleksi barang antik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuis_ K15_Diskursus Gaya Kepemimpinan MBTI

23 Desember 2024   10:23 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016
Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016

sejarah gaya kepemimpinan MBTI.

Asal-Usul MBTI dan Kaitannya dengan Kepemimpinan

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi preferensi psikologis seseorang. Alat ini didasarkan pada teori tipe psikologis yang dikemukakan oleh psikiater Swiss, Carl Gustav Jung. Jung berpendapat bahwa setiap individu memiliki preferensi alami dalam cara mereka memandang dunia dan berinteraksi dengan orang lain.

Katharine Cook Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers, tertarik pada teori Jung dan mengembangkannya menjadi sebuah alat yang lebih praktis. Mereka menciptakan MBTI pada pertengahan abad ke-20 dengan tujuan untuk membantu orang memahami diri mereka sendiri dan orang lain dengan lebih baik.

MBTI dan Kepemimpinan

Seiring berjalannya waktu, para peneliti dan praktisi mulai menyadari bahwa MBTI dapat menjadi alat yang berguna untuk memahami gaya kepemimpinan. Setiap tipe MBTI memiliki kecenderungan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, berdasarkan preferensi psikologis individu tersebut.

Mengapa MBTI Penting dalam Kepemimpinan?

 1. Peningkatan kesadaran diri: Membantu pemimpin memahami kekuatan dan kelemahan diri.

 2. Peningkatan komunikasi: Memudahkan pemimpin berkomunikasi dengan anggota tim yang memiliki tipe MBTI berbeda.

 3. Peningkatan kolaborasi: Membantu membangun tim yang lebih efektif dengan menggabungkan berbagai tipe MBTI.

 4.Pengembangan diri: Memberikan wawasan tentang area yang perlu dikembangkan sebagai seorang pemimpin.

Perkembangan Gaya Kepemimpinan MBTI

Sejak diperkenalkan, MBTI terus dikembangkan dan disempurnakan. Penelitian-penelitian lebih lanjut telah mengungkap hubungan yang lebih mendalam antara tipe MBTI dan gaya kepemimpinan. Beberapa temuan penting antara lain:

 * Tipe MBTI dan gaya kepemimpinan yang dominan: Penelitian telah menunjukkan bahwa tipe MBTI tertentu cenderung lebih cocok dengan gaya kepemimpinan tertentu. Misalnya, ESTJ sering kali menjadi pemimpin yang tegas dan terstruktur, sementara INFJ cenderung menjadi pemimpin yang visioner dan inspiratif.

 * Fleksibilitas dalam gaya kepemimpinan: Meskipun ada kecenderungan tertentu, penting untuk diingat bahwa gaya kepemimpinan tidak bersifat statis. Pemimpin yang efektif dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sesuai dengan situasi dan kebutuhan tim.

 * Pentingnya pengembangan diri: MBTI dapat menjadi alat yang berguna untuk membantu pemimpin mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru yang diperlukan untuk menjadi lebih efektif.

Penerapan MBTI dalam Dunia Kerja

MBTI telah banyak digunakan dalam dunia kerja, termasuk dalam bidang kepemimpinan. Beberapa penerapan MBTI dalam konteks kepemimpinan antara lain:

 * Rekrutmen: Digunakan untuk memilih calon pemimpin yang memiliki tipe MBTI yang sesuai dengan budaya organisasi dan peran yang akan mereka jalankan.

 * Pengembangan tim: Digunakan untuk membangun tim yang lebih efektif dengan menggabungkan berbagai tipe MBTI.

 *Coaching: Digunakan untuk membantu pemimpin mengembangkan potensi diri dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

Kesimpulan

MBTI telah menjadi alat yang populer untuk memahami gaya kepemimpinan. Dengan memahami tipe MBTI diri sendiri dan orang lain, pemimpin dapat menjadi lebih efektif dalam memimpin tim dan mencapai tujuan organisasi.

Apakah Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang tipe MBTI tertentu atau bagaimana menerapkan MBTI dalam organisasi?

Topik lain yang mungkin menarik:

 *Perbandingan MBTI dengan model kepribadian lainnya.

 *Kritik terhadap MBTI dan keterbatasannya.

 *Studi kasus tentang penerapan MBTI dalam organisasi.

Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016
Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016

Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016
Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016

masing-masing tipe kepribadian MBTI dan kaitannya dengan gaya kepemimpinan.
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi preferensi psikologis seseorang. Terdapat 16 tipe kepribadian yang terbentuk dari kombinasi empat dimensi utama:
Empat Dimensi Utama MBTI
 1. Ekstroversi (E) vs Introversi (I):
  2.Ekstroversi (E): Mendapatkan energi dari interaksi sosial, suka bekerja dalam tim, dan seringkali menjadi pusat perhatian.
 3. Introversi (I): Mendapatkan energi dari introspeksi, lebih suka bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil, dan cenderung lebih pendiam.
     
 4.Sensing (S) vs Intuisi (N):
   * Sensing (S): Fokus pada fakta, detail, dan pengalaman nyata. Lebih suka informasi yang konkret dan dapat diandalkan.
  5.Intuisi (N): Fokus pada kemungkinan, ide-ide besar, dan gambaran besar. Lebih suka informasi yang abstrak dan inovatif.
     
 6. Thinking (T) vs Feeling (F):
   * Thinking (T): Membuat keputusan berdasarkan logika, objektivitas, dan analisis. Lebih suka fokus pada tugas dan hasil.
 7.Feeling (F): Membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai, empati, dan hubungan interpersonal. Lebih suka fokus pada orang dan harmoni.
     
 8.Judging (J) vs Perceiving (P):
   * Judging (J): Suka memiliki rencana, struktur, dan keteraturan. Lebih suka menyelesaikan tugas dan membuat keputusan.
  9. Perceiving (P): Lebih fleksibel, spontan, dan terbuka terhadap perubahan. Lebih suka menjaga opsi tetap terbuka.
     
16 Tipe Kepribadian MBTI dan Gaya Kepemimpinan
Setiap kombinasi dari empat dimensi ini menghasilkan 16 tipe kepribadian yang unik, dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa contoh:
 -ESTJ (The Executive): Pemimpin yang tegas, terorganisir, dan fokus pada hasil. Mereka sangat efektif dalam mengelola proyek dan tim.
 - INFJ (The Advocate): Pemimpin yang visioner, inspiratif, dan berorientasi pada nilai. Mereka sangat baik dalam memotivasi orang lain dan membangun konsensus.
 - INTP (The Architect): Pemimpin yang analitis, kreatif, dan inovatif. Mereka sangat baik dalam memecahkan masalah kompleks dan mengembangkan strategi jangka panjang.
 - ENFP (The Campaigner): Pemimpin yang antusias, inspiratif, dan berorientasi pada orang. Mereka sangat baik dalam membangun hubungan dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Gaya Kepemimpinan Berdasarkan MBTI
 - Tipe ST (Sensing dan Thinking): Biasanya menjadi pemimpin yang fokus pada tugas, efisiensi, dan struktur.
 -Tipe NF (Intuisi dan Feeling): Biasanya menjadi pemimpin yang fokus pada orang, nilai, dan harmoni.
 -Tipe NT (Intuisi dan Thinking): Biasanya menjadi pemimpin yang fokus pada ide-ide besar, inovasi, dan strategi.
 - Tipe SF (Sensing dan Feeling): Biasanya menjadi pemimpin yang fokus pada hubungan interpersonal, kerjasama tim, dan kesejahteraan karyawan.
Penting untuk diingat:
 -MBTI hanyalah sebuah alat, bukan label yang mutlak.
 -Setiap individu adalah unik dan kompleks.
 - Gaya kepemimpinan yang efektif dapat beradaptasi dengan situasi.
Ingin tahu lebih lanjut tentang tipe MBTI tertentu atau bagaimana menerapkannya dalam organisasi Anda? Jangan ragu untuk bertanya!
Topik apa yang ingin Anda bahas lebih lanjut mengenai MBTI dan kepemimpinan?
Beberapa topik yang mungkin menarik:
 -Perbandingan MBTI dengan model kepribadian lainnya.
 -Penerapan MBTI dalam rekrutmen dan pengembangan karyawan.
 -Tantangan dalam menggunakan MBTI dalam organisasi.
 -Studi kasus tentang keberhasilan penerapan MBTI dalam kepemimpinan.

Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016
Modul Kuliah 15, Prof Apollo,2016

Dimensi Thinking (T) vs. Feeling (F)

Dimensi ini menunjukkan bagaimana seseorang membuat keputusan.

 -Thinking (T): Orang dengan preferensi Thinking cenderung membuat keputusan berdasarkan logika, analisis, dan objektivitas. Mereka lebih fokus pada fakta, data, dan aturan. Ciri-ciri orang dengan preferensi Thinking antara lain:

   *Kuat dalam analisis

   *Menggunakan "rasionalitas"

   *Mengikuti aturan berpikir sebab-akibat

   *Teguh pendirian

   *Objektif

   *Masuk akal

   *Adil

 -Feeling (F): Sebaliknya, orang dengan preferensi Feeling lebih cenderung membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai pribadi, empati, dan hubungan interpersonal. Mereka lebih memperhatikan perasaan orang lain dan harmoni dalam kelompok. Ciri-ciri orang dengan preferensi Feeling antara lain:

   *Bisa dengan mudah memahami orang lain

   * Dibimbing oleh nilai-nilai pribadi

   *Lembut-perasaan

   *Berjuang untuk keharmonisan dan keyakinan individual

   *Kasih sayang

   *Menerima

Dimensi Judging (J) vs. Perceiving (P)

Dimensi ini menunjukkan bagaimana seseorang mengatur kehidupan dan pekerjaannya.

 - Judging (J): Orang dengan preferensi Judging cenderung lebih suka memiliki struktur, rencana, dan jadwal yang jelas. Mereka lebih suka menyelesaikan tugas dan membuat keputusan. Ciri-ciri orang dengan preferensi Judging antara lain:

   *Suka membuat rencana

   * Suka menyelesaikan tugas

   *Lebih suka membuat keputusan

 - Perceiving (P): Sebaliknya, orang dengan preferensi Perceiving lebih fleksibel, spontan, dan terbuka terhadap perubahan. Mereka lebih suka menjaga opsi tetap terbuka. Ciri-ciri orang dengan preferensi Perceiving antara lain:

   *Fleksibel

   * Spontan

   *Terbuka terhadap perubahan

Kesimpulan

Gambar yang Anda berikan menyoroti dua dari empat dimensi utama dalam MBTI, yaitu Thinking vs. Feeling dan Judging vs. Perceiving. Dimensi-dimensi ini membantu kita memahami bagaimana seseorang membuat keputusan dan mengatur hidupnya.

Penting untuk diingat:

 * MBTI hanya salah satu alat untuk memahami kepribadian seseorang.

 * Setiap individu adalah unik dan kompleks.

 * Preferensi seseorang dapat berubah seiring waktu dan situasi.

dua dimensi dalam tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yaitu Judging (J) dan Perceiving (P).
Dimensi Judging (J) dan Perceiving (P) ini berkaitan dengan bagaimana seseorang mengatur kehidupan dan pekerjaannya. Mari kita bahas satu per satu:
Judging (J)
 *Gaya hidup: Teratur, terencana, dan pasti.
  Ciri-ciri:
   * Terjadwal: Suka membuat jadwal dan mengikuti rencana.
   * Teratur: Menyukai keteraturan dan sistematika dalam segala hal.
   * Menyukai batasan: Merasa nyaman dengan batasan yang jelas dan kategori-kategori yang pasti.
   * Suka menutup perkara: Suka menyelesaikan tugas dan membuat keputusan.
   * Menghindari tekanan batas waktu: Lebih suka memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan tugas.
Orang dengan preferensi Judging cenderung lebih suka memiliki kontrol atas lingkungan mereka. Mereka merasa nyaman dengan struktur dan rutinitas.
Perceiving (P)
 * Gaya hidup: Luwes, spontan, dan mudah menyesuaikan diri.
  Ciri-ciri:
   * Spontan: Suka bertindak spontan dan tidak terikat oleh rencana.
   * Berpikiran terbuka: Terbuka terhadap ide-ide baru dan pengalaman yang berbeda.
   * Menyukai kebebasan: Tidak suka terikat oleh aturan dan batasan.
   * Suka pada hal yang bebas dan terbuka pada perubahan: Merasa nyaman dengan ketidakpastian.
   * Merasa bersemangat oleh tekanan batas waktu: Termotivasi untuk bekerja dalam tekanan waktu.
Orang dengan preferensi Perceiving lebih suka menjaga opsi tetap terbuka. Mereka cenderung fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan.
Perbedaan Utama:
| Fitur | Judging (J) | Perceiving (P) |
|---|---|---|
| Gaya Hidup | Teratur, terencana | Luwes, spontan |
| Keputusan | Suka membuat keputusan | Lebih suka menjaga opsi tetap terbuka |
| Waktu | Lebih suka memiliki banyak waktu | Termotivasi oleh tekanan waktu |
| Struktur | Menyukai struktur dan rutinitas | Lebih suka fleksibilitas |
Kesimpulan:
Dimensi Judging (J) dan Perceiving (P) dalam MBTI menggambarkan bagaimana seseorang mengatur kehidupan dan pekerjaannya. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk antara J dan P, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penting untuk memahami preferensi diri sendiri dan orang lain agar dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan lebih efektif.
Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari:
 * Seseorang dengan preferensi J: Mungkin lebih suka membuat daftar tugas harian, merencanakan liburan jauh-jauh hari, dan bekerja sesuai dengan jadwal.
 *Seseorang dengan preferensi P: Mungkin lebih suka bekerja tanpa rencana yang terlalu detail, spontan mencoba hal-baru, dan mudah beradaptasi dengan perubahan rencana.

1. https://www.themyersbriggs.com

2. https://www.16personalities.com

3.https://www.psychologytoday.com/us/basics/myers-briggs

.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun