Tindakan sosial afektif adalah tindakan yang ditentukan oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar Dalam hal ini, pelaku melakukan tindakan berdasarkan dorongan hati, afeksi, atau impuls spontan. Pelaku tidak memperhitungkan rasionalitas atau nilai dari tindakannya, melainkan hanya mengikuti apa yang dirasakannya.
Contoh dari tindakan sosial afektif adalah jatuh cinta pada seseorang tanpa alasan yang jelas, menangis saat sedih atau tertawa saat gembira, atau marah dan memukul seseorang yang menyakiti perasaannya.
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain. Tindakan sosial memiliki makna subjektif bagi pelakunya dan dipengaruhi oleh situasi dan konteks sosial. Weber membedakan empat tipe tindakan sosial yang ideal, yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif.
Teori tindakan sosial Weber memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah teori ini dapat menjelaskan berbagai macam fenomena sosial dengan memperhatikan makna dan motif dari tindakan individu. Teori ini juga dapat menggabungkan perspektif subjektif dan objektif dalam menganalisis realitas sosial. Kekurangannya adalah teori ini sulit untuk diuji secara empiris karena makna dan motif bersifat subjektif dan tidak dapat diukur secara pasti. Teori ini juga cenderung mengabaikan struktur sosial yang membatasi pilihan dan peluang individu.
Power (kekuasaan) dan otoritas dominasi adalah konsep yang berkaitan erat dengan hubungan sosial dan politik, tetapi memiliki nuansa yang sedikit berbeda.
1. Power (Kekuasaan):
  Kekuasaan merujuk pada kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi, mengendalikan, atau mengarahkan tindakan orang lain sesuai dengan keinginan mereka. Kekuasaan dapat bersifat formal (seperti yang ditemukan dalam struktur hierarki organisasi) atau informal (seperti pengaruh sosial). Kekuasaan bisa dipertahankan melalui berbagai cara, seperti persetujuan, paksaan, atau pengaruh yang muncul dari sumber daya tertentu.
  Contoh: Seorang pemimpin negara yang memiliki kemampuan untuk memutuskan kebijakan nasional atau seorang manajer yang mengontrol jalannya sebuah perusahaan.
2. Otoritas Dominasi:
  Otoritas dominasi merujuk pada otoritas yang diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk mendominasi atau mengendalikan situasi, individu, atau kelompok lain. Ini biasanya mencakup kontrol yang diterima atau diakui oleh pihak yang berada di bawah otoritas tersebut. Konsep ini sering kali terkait dengan hierarki sosial, di mana pihak yang dominan memiliki kekuasaan yang lebih besar dan dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang lebih besar.
  Dalam hal ini, dominasi lebih menekankan pada kontrol yang lebih kuat dan bersifat lebih mutlak dibandingkan kekuasaan biasa yang bisa lebih bersifat fleksibel atau terbatas.
Perbedaan utama:
- Kekuasaanlebih luas dan bisa terjadi dalam berbagai bentuk relasi sosial dan politik, baik dengan atau tanpa persetujuan dari pihak yang dikendalikan.
- Otoritas dominasi lebih mengarah pada bentuk kekuasaan yang diterima atau diakui oleh pihak yang dikuasai, sering kali terkait dengan hierarki atau kontrol yang lebih kuat dan permanen.