Mohon tunggu...
Risqi Ariansyah
Risqi Ariansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Universitas Dian Nusantara

Mengkoleksi barang antik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kepemimpinan: Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme_Max Weber

27 November 2024   22:15 Diperbarui: 27 November 2024   22:19 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ia menulis esai ini, Weber percaya bahwa dukungan dari etika Protestan pada umumnya telah lenyap dari masyarakat. Khususnya, ia mengutip tulisan Benjamin Franklin, yang menekankan kesederhanaan, kerja keras dan penghematan, tetapi pada umumnya tidak mengandung isi rohani.

Weber juga mengatakan bahwa sukses dari produksi massal sebagian disebabkan oleh etika Protestan. Hanya setelah barang-barang mewah yang mahal ditolak, maka individu-individu dapat menerima produk-produk yang seragam, seperti pakaian dan mebel, yang ditawarkan oleh industrialisasi.

Perlu dicatat bahwa Weber menegaskan bahwa sementara gagasan-gagasan agama Puritan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan tatanan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat, mereka bukanlah faktor satu-satunya (yang lainnya termasuk rasionalisme dalam upaya-upaya ilmiah, penggabungan antara observasi dengan matematika, aturan-aturan ilmiah dan yurisprudensi, sistematisasi rasional terhadap administrasi pemerintahan, dan usaha ekonomi. Pada akhirnya, studi tentang etika Protestan, menurut Weber, semata-mata hanyalah menyelidiki suatu tahap dari emansipasi dari magi, pembebasan dari ilusi dunia, yang dianggapnya sebagai ciri khas yang membedakan dari budaya Barat.

Weber menyatakan dalam catatan kaki terakhirnya bahwa ia meninggalkan penelitian terhadap Protestanisme karena rekannya Ernst Troeltsch, a seorang teolog profesional, telah mulai menulis buku Ajaran Sosial Gereja-gereja Kristen dan Sekte. Alasan lain untuk keputusan Weber ini ialah bahwa esainya telah memberikan perspektif untuk perbandingan yang luas antara agama dan masyarakat, yang dilanjutkannya dalam karya-karyanya berikutnya (studi tentang agama di Tiongkok, India, dan agama Yudaisme.)

Buku ini juga merupakan upaya pertama Weber dalam menggunakan konsep rasionalisasi. Gagasannya bahwa kapitalisme modern berkembang dari pengejaran kekayaan yang bersifat keagamaan berarti suatu perubahan terhadap cara keberadaan yang rasional, kekayaan. Pada suatu titik tertentu, rasional ini berhenti, mengalahkan, dan meninggalkan gerakan keagamaan yang mendasarinya, sehingga yang tertinggal hanyalah kapitalisme rasional. Jadi intinya, "Semangat Kapitalisme" Weber pada dasarnya adalah Semangat Rasionalisme, dalam pengertian yang lebih luas.

Esai ini juga dapat ditafsirkan sebagai salah satu kritik Weber terhadap Karl Marx dan teori-teorinya. Sementara Marx berpendapat, pada umumnya, bahwa semua lembaga manusia - termasuk agama - didasarkan pada dasar-dasar ekonomi, Etika Protestan memalingkan kepalanya dari teori ini dengan menyiratkan bahwa gerakan keagamaan memperkuat kapitalisme, dan bukan sebaliknya.

Tindakan sosial adalah salah satu konsep penting dalam sosiologi yang dikemukakan oleh Max Weber, seorang ahli sosiologi dan sejarah Jerman. Weber melihat sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tindakan sosial antar hubungan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain. Tindakan sosial memiliki makna subjektif bagi pelakunya dan dipengaruhi oleh situasi dan konteks sosial.

Weber membedakan empat tipe tindakan sosial yang ideal, yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif. Tipe-tipe ini dibedakan berdasarkan motif, tujuan, cara, dan nilai yang melandasi tindakan sosial. Dalam artikel ini, kita akan membahas ciri-ciri dan contoh dari masing-masing tipe tindakan sosial tersebut.

Mengapa tindakan sosial instrumental-rasional adalah tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Dalam hal ini, pelaku memilih cara yang paling efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara rasional. Pelaku tidak terikat oleh nilai-nilai, tradisi, atau emosi, melainkan oleh logika dan kalkulasi. Contoh dari tindakan sosial instrumental-rasional adalah bekerja keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup, berinvestasi di pasar saham untuk mendapatkan keuntungan maksimal, atau memilih sekolah terbaik untuk menjamin masa depan yang cerah.

Tindakan sosial berorientasi nilai adalah tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat. Dalam hal ini, pelaku melakukan tindakan sesuai dengan keyakinan, prinsip, atau ideologi yang diyakini secara pribadi. Pelaku tidak mempertanyakan tujuan atau nilai dari tindakannya, melainkan hanya memperhatikan cara yang sesuai dengan nilai tersebut.
Contoh dari tindakan sosial berorientasi nilai adalah beribadah sesuai dengan agama yang dianut, berpartisipasi dalam gerakan sosial untuk membela hak-hak tertentu, atau mengorbankan diri demi kepentingan nasional.

Tindakan sosial tradisional adalah tindakan yang tidak rasional karena berorientasi pada tradisi masa lalu. Dalam hal ini, pelaku melakukan tindakan berdasarkan kebiasaan, adat istiadat, atau norma sosial yang telah diwariskan secara turun-temurun. Pelaku tidak mempertimbangkan akibat atau alternatif dari tindakannya, melainkan hanya mengikuti apa yang sudah menjadi tradisi.
Contoh dari tindakan sosial tradisional adalah membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua, merayakan hari raya tertentu sesuai dengan kalender tradisional, atau menikah sesuai dengan aturan adat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun