Selamat Paskah untuk yang merayakan!
Biasanya Hari Paskah ngapain aja? jalan-jalan? liburan? ziarah ke kuburan? mendekorasi telur paskah dan mencari telur-telur yang diumpetin? gereja subuh-subuh? kumpul sama keluarga? ikut sakramen perjamuan kudus di gereja? atau tidur seharian karena udara terlalu panas dan malas keluar rumah?
Kalau saya, pernah melakukan hampir semua jawaban di atas kecuali ziarah ke kuburan dan mendekorasi telur paskah dan kegiatan mencari telur paskah. Keluarga kami tidak menjalankan tradisi ke kuburan subuh-subuh paskah, tapi saya tau ada banyak orang di Sumatera Utara yang menjalankan tradisi itu dulu (entah sekarang).
Untuk kegiatan mendekorasi telur ataupun mencari telur Paskah, sejak kecil saya tidak pernah melakukannya. Di gereja yang kami ikuti sekarang di Chiang Mai, anak-anak juga tidak ada kegiatan itu di gereja. Saya bahkan tidak pernah mencari tahu kenapa sih orang-orang sibuk mendekorasi telur dan mencari telur di hari Paskah, karena buat saya itu bukan makna dari Paskah, kegiatan-kegiatan itu hanya tradisi untuk memeriahkan hari Paskah.
Bagusnya, ketika masa sekarang ini, saya tidak perlu repot menyiapkan telur buat dihias anak-anak, karena anak-anak juga tidak dibiasakan dengan kegiatan telur-telur itu. Ah dasar aja emak malas! Ya sebenarnya kombinasi antara malas dan menurut saya telur itu bukan bagian penting dari Paskah.
Waktu masa kuliah, saya ingat pernah ke gereja jam 5 subuh untuk ibadah Paskah. Ngapain subuh-subuh? ya karena adanya jam segitu, dan sengaja pergi subuh biar siangnya bisa jalan-jalan heehhe. Tapi itu cuma 1 kali, seringnya saya ibadah Paskah jam gereja biasa saja, sekali-kalinya pergi subuh itu juga karena ramai-ramai sama teman kos, biar pernah merasakan saja.
Beberapa kali hari Paskah kami sedang dalam perjalanan pulang ke Indonesia, karena di sini biasanya libur Songkran itu di bulan April agak panjang. Kami lebih sering memilih pulang di bulan April ke Indonesia daripada bulan Desember, biar liburnya bisa lebih lama. Harga tiket pesawatnya biasanya relatif lebih murah di bulan April daripada Desember.
Tahun ini, awalnya kami juga ada rencana pulang ke Indonesia di bulan April untuk merayakan Paskah di Indonesia. Tapi ya manusia bisa berencana, Tuhan menentukan. Dengan adanya Covid-19, kami gak bisa pulang deh.
Jadi sebenarnya apa sih makna peringatan Paskah itu? Saya sudah pernah menuliskan tentang ini di tulisan lama, baiklah saya tuliskan lagi di sini. Hari Paskah merupakan hari di mana umat Kristiani memperingati tentang Yesus yang bangkit setelah mati di kayu salib pada Jumat agung, dan dikubur selama 3 hari. Yesus bangkit dan hidup kembali, mengalahkan kematian itu.
Terus kenapa Yesus harus mati? Menurut iman Kristen, manusia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dari dosa walaupun berbuat baik sebanyak-banyaknya. Manusia butuh Juruselamat untuk menyelamatkan dari dosa. Satu-satunya jalan keselamatan itu ya hanya melalui pengorbanan Yesus di kayu salib -- makanya Dia harus mati. Dan kebangkitan Yesus di hari ke-3 menjadi bukti kemenangan Yesus terhadap kematian diperingati sebagai hari Paskah.
Pada ibadah Paskah, biasanya diadakan sakramen perjamuan Kudus sebagai peringatan dari kematian dan kebangkitan Yesus. Nah karena tahun ini ibadah online, gimana dong? Kalau gak ikutan perjamuan kudus, gak sah dong Paskahnya? Ya gak gitu juga dong, itu kan untuk peringatan saja. Bukan sesuatu yang wajib. Namanya juga memperingati, sama seperti kita mengingat orang-orang yang kita kasihi dengan melakukan hal-hal yang mungkin kita pernah lakukan bersama mereka.
Saya perhatikan, beberapa gereja yang menyelenggarakan ibadah online cukup kreatif, mereka mengajak anggota gerejanya untuk menyiapkan roti dan anggur untuk mengikuti sakramen perjamuan kudus dari rumah. Ibadah yang kami ikuti hari ini tapi tidak seperti itu, tapi seperti saya sebutkan, gak ada perjamuan kudus juga tidak jadi masalah. Makna Paskah itu bukan di kegiatannya dan bukan di tradisinya, tapi peringatan kebangkitan Yesus.
Manusia bisa diselamatkan hanya dengan kasih karunia. Jadi bukan dengan kegiatan-kegiatan tradisi. Hanya dengan kasih karunia, melalui kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan Yesus manusia bisa diselamatkan dari dosa-dosa. Jadi jangan sedih kalau tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun yang lain karena hanya bisa ibadah online dan tanpa perjamuan kudus.
Sekali lagi, selamat Paskah untuk kita yang merayakannya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H