Pengendalian Bakteri Xanthomonas axonopodis pada Benih Kedelai dengan Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah
Â
Risnanda Deva Martha Niagara dan Sundahri
Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Korespondensi : sundahrifaperta@unej.ac.id
PENDAHULUAN
     Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia setelah padi dan jagung  yang mengandung protein nabati dan dapat digunakan sebagai bahan pangan (Munawara dan Haryadi, 2020). Menurut Badan Pusat Statistik (2021) produksi kedelai nasional tahun 2019 mencapai 14.87 kuintal/ha dan meningkat menjadi 14.94 kuintal/ha di tahun 2020. Namun produksi kedelai di tahun 2020 tersebut masih belum memenuhi target, padahal target produksi di tahun 2020 seharusnya adalah 16.58 kuintal/ha (Fauziah dkk, 2024). Benih unggul dan bermutu diperlukan dalam budidaya tanaman kedelai agar menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang maksimal. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi kedelai di Indonesia, salah satunya adalah penurunan kualitas benih kedelai akibat adanya patogen terbawa benih. Patogen terbawa benih dapat diartikan setiap agen yang terbawa oleh benih baik secara internal maupun dari eksternal yang memiliki potensi penyebab penyakit (Zahara dan Pamekas, 2022). Infeksi patogen terbawa benih dapat ditemukan sebelum ataupun sesudah berkecambah. Salah satu patogen terbawa benih kedelai adalah Xanthomonas axonopodis. Pengendalian bakteri Xanthomonas axonopodis dapat dilakukan secara manual yaitu dengan penggunaan ekstrak rimpang lengkuas.
PEMBAHASAN
Pembuatan Ekstrak Rimpang Lengkuas
   Pembuatan ekstrak rimpang lengkuas adalah sebagai berikut :
- Memilih  rimpang lengkuas merah dengan kondisi yang baik.
- Mengupas rimpang lengkuas dan mencuci rimpang hingga bersih.
- Timbang rimpang lengkuas seberat 500 gram dan potong rimpang lengkuas dengan ukuran 1 -- 2 cm.
- Rebus rimpang lengkuas dengan akuades 500 ml hingga endidih.
- Ekstrak kemudian disaring dengan sarigan kemudian diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas.
Pengaplikasian Ekstrak Rimpang Lengkuas pada Benih Kedelai
     Bakteri Xanthomonas axonopodis merupakan jenis patogen terbawa benih pada kedelai. Bakteri X. axonopodis dapat muncul ketika tanaman kedali berusia 3 minggu. Salah satu upaya untuk menekan pertumbuhan patogen terbawa benih kedelai adalah dengan penanganan organik memberikan ekstrak rimpang lengkuas. Penggunaan rimpang lengkuas yang berpotensi menjadi bakterisida organik yang dapat menghambat pertumbuhan patogen karena mengandung saponin sehingga dapat menyebabkan efek antibakteri. Saponin merupakan salah satu senyawa glikosida yang memiliki berat molekul tinggi yang dapat dihasilkan oleh tumbuhan ataupun hewan laut dan beberapa bakteri (Putri dkk, 2023). Menurut Laraswati, dkk (2021), semakin tinggi dosis ekstrak rimpang lengkuas yang diberikan pada benih kedelai dapat menekan pertumbuhan dan keaktifan cendawan. Pengaplikasian ekstrak rimpang lengkuas pada benih kedelai dapat dilakukan dengan perendaman benih selama semalaman untuk memastikan seluruh benih terkena ekstrak rimpang lengkuas secara merata. Perendaman benih kedelai merupakan cara yang dapat digunakan untuk invigorasi benih. Invigorasi benih merupakan perlakuan yang dapat diaplikasikan pada saat pasca panen sehingga dapat meningkatkan daya kecambah dan pertumbuhan bibit tanaman (Wahyuni, 2022). Penggunaan rimpang lengkuas yang mengandung flavonoid yang dapat berperan sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) alami memungkinkan menekan terjadinya infeksi benih dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Penelitian Yulia dkk, (2015) menyebutkan bahwa pengaplikasian ekstrak rimpang lengkuas pada benih kedelai dapat meningkatkan daya kecambah benih hingga 100% setelah benih di inkubasi selama 3 hari.
KESIMPULAN
      Pengendalian Xanthomonas axonopodis dapat dilakukan secara organik atau ramah lingkungan yaitu dengan pemanfaatan ekstrak rimpang lengkuas. Pengaplikasian ekstrak rimpang lengkuas dapat dilakukan dengan merendam benih kedelai kurang lebih semalam yang bertujuan agar semua bagian benih terkena cairan ekstrak rimpang lengkuas. Penggunaan ekstrak rimpang lengkuas dapat menekan pertumbuhan bakteri Xanthomonas axonopodis yang menginfeksi tanaman kedelai.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyah, Q., Ramdan, E. P., & Yulianti, F. (2024). Perlakuan Panas Kering dan Ekstrak Rimpang Lengkuas terhadap Benih Kedelai Terinfeksi Xanthomonas axonopodis. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 20(1).
Laraswati, R., Kulsum, U., & Ramdan, E. P. (2021). Efikasi Ekstrak Sirih, Rimpang Lengkuas dan Kunyit terhadap Penekanan Pertumbuhan Xanthomonas oryzae: Effication of Better, Galangal Rhizom and Turmeric Extract on the Growth Pressure of Xanthomonas oryzae. Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan, 8(1), 53-65.
Munawara, W., & Haryadi, N. T. (2020). Induksi ketahanan tanaman kedelai (Glycine max (L.) merril) dengan cendawan endofit Trichoderma harzianum dan Beauveria bassiana untuk menekan penyakit busuk pangkal batang (Sclerotium rolfsii). Jurnal pengendalian hayati, 3(1), 6-13.
Putri, P. A., Chatri, M., & Advinda, L. (2023). Karakteristik Saponin Senyawa Metabolit Sekunder pada Tumbuhan. Jurnal Serambi Biologi, 8(2), 252-256.
Wahyuni, W. (2022). KAJIAN TEKNIK INVIGORASI BENIH KEDELAI (Glycine max) DI INDONESIA: Review Artikel. Fruitset Sains: Jurnal Pertanian Agroteknologi, 10(4), 146-156.
Yulia, E., Suganda, T., Widiantini, F., & Prasetyo, R. I. (2015). Uji keefektifan antijamur ekstrak air rimpang lengkuas (Alpinia galanga [L] Willd.) sebagai perlakuan pratanam untuk mengendalikan Colletotrichum spp. pada kedelai (Glycine max L.). Agrikultura, 26(2).
Zahara, N., & Pamekas, T. (2022). Karakteristik Cendawan Terbawa Benih Padi Asal Kota Bengkulu. CERMIN: Jurnal Penelitian, 6(1), 78-85.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H