Bakteri Xanthomonas axonopodis merupakan jenis patogen terbawa benih pada kedelai. Bakteri X. axonopodis dapat muncul ketika tanaman kedali berusia 3 minggu. Salah satu upaya untuk menekan pertumbuhan patogen terbawa benih kedelai adalah dengan penanganan organik memberikan ekstrak rimpang lengkuas. Penggunaan rimpang lengkuas yang berpotensi menjadi bakterisida organik yang dapat menghambat pertumbuhan patogen karena mengandung saponin sehingga dapat menyebabkan efek antibakteri. Saponin merupakan salah satu senyawa glikosida yang memiliki berat molekul tinggi yang dapat dihasilkan oleh tumbuhan ataupun hewan laut dan beberapa bakteri (Putri dkk, 2023). Menurut Laraswati, dkk (2021), semakin tinggi dosis ekstrak rimpang lengkuas yang diberikan pada benih kedelai dapat menekan pertumbuhan dan keaktifan cendawan. Pengaplikasian ekstrak rimpang lengkuas pada benih kedelai dapat dilakukan dengan perendaman benih selama semalaman untuk memastikan seluruh benih terkena ekstrak rimpang lengkuas secara merata. Perendaman benih kedelai merupakan cara yang dapat digunakan untuk invigorasi benih. Invigorasi benih merupakan perlakuan yang dapat diaplikasikan pada saat pasca panen sehingga dapat meningkatkan daya kecambah dan pertumbuhan bibit tanaman (Wahyuni, 2022). Penggunaan rimpang lengkuas yang mengandung flavonoid yang dapat berperan sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) alami memungkinkan menekan terjadinya infeksi benih dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Penelitian Yulia dkk, (2015) menyebutkan bahwa pengaplikasian ekstrak rimpang lengkuas pada benih kedelai dapat meningkatkan daya kecambah benih hingga 100% setelah benih di inkubasi selama 3 hari.
KESIMPULAN
      Pengendalian Xanthomonas axonopodis dapat dilakukan secara organik atau ramah lingkungan yaitu dengan pemanfaatan ekstrak rimpang lengkuas. Pengaplikasian ekstrak rimpang lengkuas dapat dilakukan dengan merendam benih kedelai kurang lebih semalam yang bertujuan agar semua bagian benih terkena cairan ekstrak rimpang lengkuas. Penggunaan ekstrak rimpang lengkuas dapat menekan pertumbuhan bakteri Xanthomonas axonopodis yang menginfeksi tanaman kedelai.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyah, Q., Ramdan, E. P., & Yulianti, F. (2024). Perlakuan Panas Kering dan Ekstrak Rimpang Lengkuas terhadap Benih Kedelai Terinfeksi Xanthomonas axonopodis. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 20(1).
Laraswati, R., Kulsum, U., & Ramdan, E. P. (2021). Efikasi Ekstrak Sirih, Rimpang Lengkuas dan Kunyit terhadap Penekanan Pertumbuhan Xanthomonas oryzae: Effication of Better, Galangal Rhizom and Turmeric Extract on the Growth Pressure of Xanthomonas oryzae. Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan, 8(1), 53-65.
Munawara, W., & Haryadi, N. T. (2020). Induksi ketahanan tanaman kedelai (Glycine max (L.) merril) dengan cendawan endofit Trichoderma harzianum dan Beauveria bassiana untuk menekan penyakit busuk pangkal batang (Sclerotium rolfsii). Jurnal pengendalian hayati, 3(1), 6-13.
Putri, P. A., Chatri, M., & Advinda, L. (2023). Karakteristik Saponin Senyawa Metabolit Sekunder pada Tumbuhan. Jurnal Serambi Biologi, 8(2), 252-256.
Wahyuni, W. (2022). KAJIAN TEKNIK INVIGORASI BENIH KEDELAI (Glycine max) DI INDONESIA: Review Artikel. Fruitset Sains: Jurnal Pertanian Agroteknologi, 10(4), 146-156.
Yulia, E., Suganda, T., Widiantini, F., & Prasetyo, R. I. (2015). Uji keefektifan antijamur ekstrak air rimpang lengkuas (Alpinia galanga [L] Willd.) sebagai perlakuan pratanam untuk mengendalikan Colletotrichum spp. pada kedelai (Glycine max L.). Agrikultura, 26(2).