Mohon tunggu...
Risna Septianty
Risna Septianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nasional

Saya suka menulis dan mendekorasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Tarif Penyewaan Multipleksing (MUX) yang Diresahkan TV Lokal dan Komunitas

2 Agustus 2022   09:36 Diperbarui: 2 Agustus 2022   09:41 2947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan

Era digitalisasi menuntut industri penyiaran terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Hal ini menjadikan teknologi penyiaran harus mengambil langkah kedepan demi keberlangsungan industri penyiaran di Indonesia, salah satunya dengan mengimplementasikan siaran digital di dunia pertelevisian sebagai bentuk perwujudan Pemerintah dalam melakukan transformasi digital. Karena Indonesia termasuk negara yang terlambat dalam menerapkan Analog Switch-off (ASO) dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Dengan adanya penyalur siaran digital (STB), masyarakat dapat menikmati manfaat siaran TV yang berkualitas, dapat diakses secara gratis, terdapat fitur-fitur pelengkap, dan sebagainya. Hal ini juga disebabkan oleh penyiaran multipleksing (mux) yang menjadi infrstruktur penting dalam mengelola siaran digital secara efisien, sehingga dengan menggunakan satu mux, masyarakat akan mendapatkan dua belas program siaran secara bersamaan dengan standar Digital Video Broadcasting -- Terrestrial second generation (DVB-T2) yang kualitas gambar dan suaranya jelas dan jernih.

Para lembaga penyiaran tentu sangat membutuhkan mux untuk menyalurkan program-program siarannya ke siaran digital agar tetap dapat dinikmati oleh masyarakat. Karena ketika ASO telah di berlakukan secara total, otomatis setiap siaran analog akan diberhentikan dan beralih pada siaran digital. Para lembaga harus menyediakan pendanaan untuk penyewaan mux sekitar 40 juta per bulannya. Tarif penyewaan mux tersebut terbilang cukup tinggi untuk kategori lembaga penyiaran lokal dan komunitas. Maka dari itu para pengelola penyiaran lokal dan komunitas meminta keringanan akan tarif sewa mux agar mereka tetap bisa beroperasi di industri penyiaran.

Hal ini telah di tangani oleh pihak penyelenggara mux bahwa mereka akan memberikan keringanan harga sewa hingga 70% ditambah dengan skema pembayaran yang dapat dicicil untuk lembaga penyiaran lokal dan komunitas. Biaya sewa di setiap wilayah tentu berbeda-beda tergantung dari nilai investasi, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya keringanan tersebut para pelaku penyiaran lokal dan komunitas tetap dapat berkarya di industri penyiaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun