Kesetaraan gender merupakan salah satu elemen fundamental dalam upaya menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Konsep ini tidak hanya berbicara tentang hak asasi manusia, tetapi juga tentang potensi yang dapat dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan kualitas hidup yang lebih baik. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender secara eksplisit diakui dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada Tujuan 5, yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
Di Indonesia, isu kesetaraan gender menjadi perhatian penting mengingat peran perempuan yang signifikan dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga politik. Namun, tantangan budaya, sosial, dan struktural masih menjadi penghalang utama dalam mencapai kesetaraan yang ideal. Data menunjukkan bahwa perempuan sering kali menghadapi hambatan dalam akses terhadap pendidikan, peluang kerja yang setara, serta keterwakilan dalam pengambilan keputusan.
Pendekatan berbasis gender dalam pembangunan berkelanjutan tidak hanya bermanfaat untuk perempuan, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa ketika perempuan diberdayakan, hasilnya meluas ke berbagai aspek kehidupan, seperti peningkatan kesejahteraan keluarga, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan pengurangan kemiskinan. Oleh karena itu, memastikan kesetaraan gender bukan hanya pilihan moral, tetapi juga strategi praktis untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Kesetaraan gender, sebagaimana dijelaskan oleh Mansour Fakih (2000), merujuk pada kondisi di mana laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memenuhi hak dan kewajibannya secara adil. Dalam konteks pembangunan, kesetaraan gender berarti memastikan bahwa perempuan memiliki akses setara untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, baik sebagai penerima manfaat maupun sebagai pengambil keputusan.
Idealnya, pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang melibatkan kontribusi laki-laki dan perempuan secara seimbang. Hal ini tidak hanya menciptakan keadilan sosial, tetapi juga memastikan bahwa hasil pembangunan dirasakan oleh semua pihak secara merata. Ketika perempuan diberi peluang untuk terlibat aktif dalam pembangunan, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perempuan itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat luas. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan keluarga, pertumbuhan ekonomi, dan solusi yang lebih inovatif untuk tantangan sosial.
Kesetaraan gender memainkan peran krusial dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan bagaimana kesetaraan gender berkontribusi terhadap berbagai tujuan SDGs:
1. Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan (SDG 3)
Perempuan berperan penting dalam meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, mengurangi angka kematian ibu dan bayi, serta memastikan kesehatan reproduksi yang baik bagi masyarakat. Dengan memberdayakan perempuan dalam sektor kesehatan, kualitas hidup keluarga dan komunitas dapat ditingkatkan secara signifikan.
2. Pendidikan Berkualitas (SDG 4)
Akses dan kesempatan yang sama dalam pendidikan bagi perempuan dapat membantu mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas dan inklusif untuk semua. Perempuan yang terdidik cenderung mendukung pendidikan anak-anak mereka, menciptakan siklus positif yang berkelanjutan dalam masyarakat.