Mohon tunggu...
Risma Yunita W
Risma Yunita W Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa yang sangat tertarik di bidang kepenulisan. Suka travelling. Suka membaca. Suka berdiskusi. Instagram: rismayw Twitter: rismayw email: rismayunitaw@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menumbuhkan Minat Baca pada Balita

22 Januari 2016   08:06 Diperbarui: 23 Januari 2016   08:55 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa kali hal itu saya lakukan, hingga suatu hari ketika saya berkunjung (bahkan saya masih di depan pintu), Gibran muncul membawa buku kain tersebut, menarik saya, dan mengajak saya membacakan nama-nama hewan di buku itu. Hihihi, lucu sekali....... Disitu saya merasa haru.... (bukan sedih ya, kaya di meme-meme yang lagi tren itu. Haha)

2. Poster

Hayooo, beberapa dari Anda pasti ndak asing dengan poster yang ada di bawah ini. Ya! Poster buah-buahan, hewan maupun transportasi sangat membantu merangsang minat baca anak. Dulu ketika saya kecil, orangtua saya memajang beberapa poster tersebut di dinding rumah. Poster-poster tersebut antara lain: poster nama buah-buahan, poster huruf hijaiyah, poster angka 1-100, dan poster nama hewan. Baru saya sadari, ketika saya sudah dewasa, ternyata secara tdak langsung, poster-poster tadi telah 'menumbuhkan' minat baca saya. Waktu saya kecil saya sering dituntun oleh orangtua saya, mereka menunjukkan sebuah gambar buah dan saya menebaknya, begitu seterusnya hingga secara tidak langsung saya sebenarnya sudah belajar membaca. Saya beruntung, orangtua saya menyediakan media sederhana ini di dalam rumah. Makasih, Pak, Bu! :)

Nah, sayangnya, poster-poster semacam ini sudah mulai jarang saya temui. Ketika kakak saya meminta saya untuk mengantarnya mencarikan poster tersebut, saya sempat pesimis. "Hah? Emangnya masih ada?" Dia bilang masih ada, waktu itu sempat melihat di sekitar Pecinan alias Pasar Rejowinangun (Anda yang tinggal di Magelang pasti tahu). Ternyata benar, kami menemukan seorang ibu berjualan poster-poster, kaos kaki, dan perlengkapan sekolah lainnya di trotoar jalan. Iba rasanya. Tetapi melihat semangat ibu tersebut berjualan, saya merasa tertegun. Malu pada diri sendiri.

Yak, kembali ke topik, disitu ada banyak poster antara lain: poster angka, poster buah, poster hewan, poster transportasi, poster huruf, poster jenis ikan, dan lain sebagainya. Karena usia Gibran masih kecil, saya dan kakak saya akhirnya sepakat untuk membeli poster yang penuh warna dan menarik baginya, yaitu poster buah-buahan, poster jenis ikan, poster hewan, poster nama transportasi. Kami terkejut, karena ternyata harganya sangat murah: sepuluh ribu dapat tiga poster.

Seperti yang dilakukan orangtua kami dahulu, kakak saya pun memajang poster tersebut di dinding rumah agar mudah menarik perhatian Gibran. Dan, benar saja. Singkat cerita, Gibran kini sudah hafal beberapa nama-nama di poster tersebut. Kuda, sapi, ayam, kucing, buaya, ikan, jerapah, gajah, kambing, burung, dan lain sebagainya. Ia juga sudah bisa menunjukkan mana gambar pesawat, mobil, dan lain sebagainya. 

Rahasianya?

Baik orangtuanya maupun saya, sebagai tante (hehehe), selalu berusaha menanggapinya ketika ia tertarik menyebutkan nama-nama di poster tersebut. Meskipun kadang bosan karena mendengarnya berulang-ulang, tapi singkirkan itu, karena tidak ada yang lebih menyenangkan ketika melihat keponakan yang masih berumur sangat antusias untuk belajar "membaca".

3. Buku Bergambar

Selain poster dan buku kain tersebut, buku bergambar juga cukup membantu menumbuhkan minat baca anak. Menurut saya, buku apa saja yang bergambar dapat menjadi media menumbuhkan minat baca anak. Asalkan, kita harus teliti melihat konten buku, apakah cocok dengan anak usia balita atau tidak. Selain itu, sebagai orang yang lebih dewasa, hendaknya selain memberikannya buku bergambar, kita harus banyak-banyak berbicara, menjelaskan kepada anak guna melatih kemampuan bahasanya. Saya pernah baca di sebuah buku, anak yang sejak kecil terbiasa diajak berbicara, memiliki lebih baik kemampuan berbahasanya. Meskipun ia belum bisa menerjemahkan setiap kata yang diucapkan oleh orangtuanya, setidaknya ia memiliki perbendaharaan kosakata yang lebih banyak daripada anak yang jarang diajak berbicara oleh orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun