Mohon tunggu...
Rismayanti
Rismayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just Human

Happy Kiyowo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik antar Kelompok akibat Adanya Perbedaan Pendapat

9 Maret 2022   17:19 Diperbarui: 9 Maret 2022   17:22 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaitan dengan kasus diatas adalah pada saat seseorang memaksa seseorang yang lainnya untuk mengikuti kegiatan yel-yel atau suporteran disitu terdapat sebuah kebebasan yang dilanggar, karena bisa saja dengan memaksa maka seseorang telah kehilangan kebebasannya. 

Karena pada dasarnya manusia yang semakin bebas maka ia akan semakin bertanggung jawab dan sebuah tanggung jawab tidak akan menghambat kebebasan seseorang melainkan memungkinkan sebuah kebebasan.

Saya berpendapat bahwa ketika seseorang memaksakan kehendak seseorang lainnya maka setidaknya seseorang tersebut telah melanggar kebebasan eksistensial.

Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk berfikir dan berkehendak dan terwujud dalam bentuk tindakan. Kemudian mengapa seseorang memaksa seseorang yang lainnya padahal secara sadar mereka paham bahwa setiap orang memiliki hak dan kewajibannya masing-masing? Hal tersebut berkaitan dengan kesadaran moral.

Kaitan Kasus dengan Kesadaran Moral

Kesadaran moral dalam kasus ini hanya membahas tentang tingkat kesadaran moral seseorang. Orang yang memaksakan kehendak orang lain dapat diposisikan pada tingkatan tahap konvensional yaitu perilaku yang menyenangkan membantu orang lain serta disetujui oleh mereka, dalam kasus ini memaksa orang untuk menerima ajakan dalam mendukung tim yang sedang bertanding. Tahap konvensional biasanya masih berpikir tentang bagaimana caranya menjadi good boy atau nice girl tanpa memikirkan prinsip hidupnya. 

Sedangkan orang yang mendapat paksaan dan menolaknya karena sadar akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, maka orang tersebut dalam tingkat kesadaran moral pascakonvensional yaitu "Tingkat berprinsip" hidup moral dipandang sebagai penerimaan tanggung jawab atas perkembangan prinsip pribadi.

            Untuk meminimalisir terjadinya perbedaan pendapat, berikut beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut:

  • Mencoba memahami pendapat yang lain dulu
  • Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam suatu organisasi maka terlebih dahulu pahami pendapat yang lain terlebih dahulu. lihat dari berbegai sudut pandang, karena tidak semua orang memiliki sudut pandang yang sama.
  • Utamakan untuk tidak egois
  • Selalu utamakan kepentingan glolongan di atas kepentingan pribadi. Karena dalam suatu organisasi sangat penting untuk mendengar pendapat yang lain.
  • Mencari penengah dan solusi terbaik bersama-sama
  • Libatkan semua orang yang bersangkutan dalam memilih keputusan terbaik, dan usahakan untuk selalu objektif dalam menilai dan tidak memihak.
  • Tidak menghakimi dan hati-hati dalam berbicara
  • Jika terdapat  pendapat yang berbeda dalam suatu diskusi maka jangan langsung menghakimi dan selalu berhati-hati dalam berucap. Jangan gunakan kata-kata yang sensitive atau berpotensi menyinggung perasaan orang lain. Hal ini dikarenakan agar perbedaan pendapat itu tidak menyulut emosi atau pertengkaran.
  • Tidak melibatkan orang luar yang tidak bersangkutan.
  • Hal ini dikarenakan orang luar tidak akan paham dengan situasinya, dan bisa saja keterlibatannya malah menambah buruknya keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun