Hingga langit-langit kebahagiaanku runtuh.
Sadarkah kau kawan
Ketika sikapmu berbeda
Tatapanmu ambigu
Antara sombong atau iba
Kata-katamu terlalu dalam menusuk relung sukmaku hingga berlumuran darah
Maaf
Namun kenapa harus berulang kali
Kenapa harus aku yang kau pilih jika hanya untuk menyalurkan ego diri
Ah... rasanya tak ada gunanya mengeluh
Jika hanya mengundang air jernih di sudut kelopak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!