Mohon tunggu...
Rismayani Putri Utari
Rismayani Putri Utari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Semangat Pantang Mundur

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Money

Tingkat Kepuasan Konsumsi dalam Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan

15 Februari 2019   18:57 Diperbarui: 17 Februari 2019   09:04 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Keinginan (want) merupakan bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Manusia mempunyai keinginan yang nyaris tanpa batas, tetapi sumber daya terbatas. Jadi, mereka akan memilih produk yang memberikan nilai dan kepuasan paling tinggi untuk uang yang dimilikinya. Dengan keinginan dan sumber daya yang dimiliki manusia menciptakan permintaan akan produk dengan manfaat yang paling memuaskan.

Keinginan manusia itu tidak terbatas. Hampir-hampir tidak pernah berhenti berkeinginan. Jika satu keinginan sudah terpenuhi, maka akan muncul keinginan lain yang timbul, maka dengan demikian manusia memperjuangkan seluruh hidupnya untuk memuaskan rentetan keinginan yang tiada hentinya, tapi semua tidak akan memberikan kepuasan kepada mereka. Sebenarnya itulah sifat dari keinginan yang memerlukan dan mengarah usaha-usaha yang tetap dari sisi kehidupan manusia untuk memenuhi keinginan yang senantiasa bertambah.

Pada dasarnya, aktivitas ekonomi berasal dari kebutuhan fisik manusia agar tetap survive dalam hidupnya. Adanya kebutuhan untuk mempertahankan hidup memunculkan interaksi antara manusia dengan sesamanya. Dalam interaksi ini kehendak seseorang untuk membeli atau memiliki sesuatu bisa muncul karena faktor kebutuhan (need) ataupun keinginan (want).

Oleh karena itu, islam mensyaratkan setiap makanan yang kita makan maupun yang kita gunakan hendaknya memiliki unsur kemanfaatan. Tidak selamanya sesuatu yang kita konsumsi dapat memenuhi kebutuhan hakiki. Maksudnya, apabila konsumsi mengkibatkan terjadinya disfungsi bahkan kerusakan dan tidaka ada unsur kemaslahatannya, tentu itu bukanlah kebutuhan hakiki manusia.

Islam tidak melarang manusia untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya. Selama hal itu mendatangkan maslahah dan tidak mendatangkan mafsadah. Tingkat ekonomi tertentu sebuah barang dikonsumsi  karena motivasi keinginan. Pada tingkat konsumsi yang lebih baik barang tersebut menjadi kebutuhan.

Daftar Pustaka

[1] Rokhim Abdul. 2013. Ekonomi Islam Perspektif Muhammad SAW. Mangli jember: STAIN Jember Press.

[2] Rozalinda. 2014. EKONOMI ISLAM (Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi). Jakarta: PT   Raja Grafindo.

[3] Khan, M Fahim. 1995. Essays in Islamic Economic. United Kingdom: The Islamic Foundation.

[4] Rahman Afzahur. 2002. Doktrin Ekonomi Islam Jilid II. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa.

[5] P3EI UII. 2008. Ekonomi islam. Jakarta: Rajawali Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun