Topik mengenai kebhinekaan global dibawakan oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp.,M.Pd. Topik ini membahas tentang dunia yang berwarna. Dunia yang berwarna di sini maksudnya adalah keberagaman yang ada di seluruh dunia, mulai dari beragamnya ras, suku, bangsa, budaya, kepercayaan, dan lain sebagainya. dalam kebhinekaan global dijelaskan bahwa pentingnya ada sebuah toleransi dalam masyarakat yang beragam. Jika di suatu daerah tidak ditemukan toleransi, maka daerah tersebut akan kesulitan mencapai kedamaian. Toleransi dengan orang yang berbeda dengan kita sangat dibutuhkan dalam dunia abad ke-21 saat ini. Hal itu dikarenakan kembali ke hakikat manusia sebagai makhluk social yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Maka toleransi terhadap keberagaman yang ada di dunia ini wajib dilakukan.
Topik 2: Kebhinekaan Nasional (Indonesia)
Topik mengenai kebhinekaan nasional (Indonesia) masih disajikan oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp.,M.Pd. Pembahasan pada topik ini mengenai memahami konsep dasar kebhinekaan nasional yang menciptkan negeri yang harmoni. Harmoni di sini maksudnya adalah negeri yang penuh toleransi. Toleransi dibagi menjadi 2, yaitu toleransi murah dan toleransi mahal. Toleransi murah diartikan sebagai toleransi yang biasa dilakukan oleh manusia. Misalnya berteman dengan semua orang tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan sebagainya. Sedangkan toleransi mahal adalah toleransi yang dilakukan secara ekstrem. Toleransi mahal adalah dia yang mendahulukan kepentingan kelompok lain dibandingkan kelompoknya sendiri meskipun dia akan menjadi korban dari toleransi yang dilakukannya tersebut. Dalam kehidupan berbangsa kita bisa memilih toleransi seperti apa yang akan dilakukan, tentunya ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Topik 3: Kebhinekaan dalam Skala Pribadi
Topik tentang kebhinekaan dalam skala pribadi sampaikan oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd.,M.Pd. yang membahas tentang cara yang bisa dilakukan untuk memahami identitas diri sendiri. Sebagai calon seorang guru, perlu bagi kita untuk memahami diri sendiri sebelum mencoba untuk memahami orang lain. Selain itu diperlukan untuk menghapus ataupun mengurangi berbagai prasangka yang bermunculan di dalam diri kita. Beberapa prasangka akan membuat kita menjadi seseorang yang sesak oleh pikiran negatif dan tentunya akan merusak emosi dalam menikmati hidup. Kebhinekaan dalam skala pribadi ini juga mengharuskan untuk menghargai keberagaman yang ditemui di sekitar lingkungan kita. Jangan sampai keberagaman menimbulkan perpecahan dan menimbulkan diskriminasi.
Topik 4: Kebhinekaan dalam Skala Sekolah
Topik kebhinekaan dalam skala sekolah juga disajikan oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd.,M.Pd. Topik ini membahas bagaimana seorang guru bertindak dalam menghadapi berbagai keberagaman yang ada di sekolah. Seorang guru harus memahami latar belakang setiap peserta didiknya untuk mengatur strategi pembelajaran seperti apa yang sesuai diberikan. Keberagaman di saat mengajar juga bisa diatasi oleh guru melalui pembelajaran yang menarik, misalnya dengan cara memberikan ice breaking dan permainan tentang kebhinekaan sehingga menambah wawasan serta mendorong terbentuknya toleransi di antara peserta didik.
Topik 5: Menuju Sekolah Damai
Topik ini juga disajikan oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd.,M.Pd. melalui permainan ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Setiap kelompok disuruh untuk memilih kartu secara acak sesuai dengan aturan permainan. Hasil akhir kartu terbanyak akan dijumlahkan, kartu ancaman dikalikan dengan kartu kerentanan kemudian dibagi dengan banyak kartu kapasitas. Hasilnya adalah ciri sekolah yang mungkin saja akan terjadi sesuai dengan pilihan dan aktivitas yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Untuk menuju sekolah yang damai, seorang guru harus memahami berbagai konsep sekolah yang damain itu seperti apa. Guru harus banyak mencari informasi yang bisa dijadikannya motivasi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang damai, damai dalam artian pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan diklat ini berakhir setelag penyampaian topic 5 selesai. Setelah penyajian materi dan melakukan implementasi dari semua topic, kegiatan diklat ditutup dengan cara refleksi antara dosen dan mahasiswa. Setelah refleksi dilakukan mahasiswa PPG Prajabatan sebagai peserta diklat mengerjakan soal post test yang telah disediakan oleh pihak UM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H