Mohon tunggu...
Rismattus Fadila
Rismattus Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan orang yang suka mencoba hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Talal Asad: Tokoh Representatif Visi Toleransi Melalui Lensa Religiusitas dalam Konteks Multikulturalisme

21 Mei 2023   14:09 Diperbarui: 21 Mei 2023   14:12 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam sebagai rahmatan lil 'alamin membawa kedamaian dan kasih sayang kepada manusia dan alam semesta. Pendidikan memainkan peran penting sebagai dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan dengan baik. 

Bidang antropologi yang mempelajari manusia dan budaya yang dihasilkannya, memberikan kontribusi yang berarti dalam kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang beragam tentu diiringi dengan perbedaan dalam berbagai aspek manusia, seperti suku, agama, ras, tradisi, dan sebagainya. 

Namun, perbedaan tersebut tidak harus menjadi masalah selama terdapat toleransi yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, terdapat salah satu tokoh antropologi bernama Talal Asad yang mana kontribusi-kontribusinya menjadi representasi dari visi toleransi melalui implementasi nilai-nilai religiusitas dalam konteks multikulturalisme.

Ilmu pengetahuan serta realitas sosial dengan agama seringkali dipandang secara parsial. Hal ini tercermin dalam bagaimana ilmu sosial menghindari kesadaran normatif, sehingga sering kali manusia ditempatkan di atas agama. Namun, pada kenyataannya, agama melibatkan aspek kemanusiaan yang tak terpisahkan. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi umat Muslim, mengingat dalam ajaran Islam, penuntutan ilmu pengetahuan dianggap sebagai suatu kewajiban dan mengembangkan pengetahuan dianggap sebagai suatu bentuk keutamaan. 

Dalam Diskursus Islam Sosial, Mohamad Sobary mengatakan, "Agama memang membawa misi kebenaran, bukan agama jika tidak membawa misi ini. Bahwa agama memang menawarkan jalan kebenaran, namun demikian kita tidaklah boleh merasa paling benar. Agama boleh menawarkan jalan kemenangan, tapi kita tidak boleh ingin menang sendiri."

Upaya pengubahan pesan sosial yang berkaitan dengan agama saat ini  telah mencapai momen penting. Dalam ranah publik, terutama di konteks kebangsaan Indonesia, membahas pesan sosial agama menjadi lebih konstruktif daripada terlibat dalam perdebatan tentang kebenaran agama masing-masing. 

Agama tidak hanya bertujuan untuk membangun kesalehan ritual secara individu melalui pelaksanaan ibadah pribadi, tetapi juga mengusung serangkaian nilai-nilai yang bertujuan untuk membangun kesalehan sosial. Artinya, agama memiliki peran dalam mewujudkan pesan agama dalam kehidupan sosial, kemanusiaan, dan masyarakat dengan cara yang konkret dan nyata.

Kemajuan dalam dunia pendidikan, terutama dalam bidang Antropologi, membutuhkan kontribusi dan peran yang signifikan dari para akademisi. Bidang Antropologi menyajikan pandangan yang menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan dalam kehidupan sebenarnya tidak menjadi masalah. 

Sebaliknya, perbedaan tersebut harus dijadikan sarana untuk saling mendekatkan manusia. Sebagai intelektual, sudah sepatutnya kita mampu menyeimbangkan logika dan keyakinan dalam agama. Sebagai akademisi, penting bagi kita untuk mengenal dan menghargai tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi dalam perkembangan pendidikan, terutama dalam bidang Antropologi. 

Mengenal tokoh-tokoh kontributor dalam bidang Antropologi adalah bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa mereka yang telah memberikan dampak nyata untuk kemaslahatan umat manusia. Salah satu contoh tokoh tersebut adalah Talal Asad, seorang Antropolog asal Arab Saudi. Talal Asad banyak melakukan penelitian dan kajian dalam bidang religiusitas, studi Timur Tengah, pascakolonialisme, dan gagasan tentang kekuasaan, hukum, dan disiplin.

Talal Asad memperkenalkan konsep antropologi Islam merujuk pada bidang antropologi yang fokus pada studi dan pemahaman tentang budaya, praktik, kepercayaan, dan dinamika sosial yang beragam dalam masyarakat dan komunitas Muslim. Hal ini melibatkan penerapan metode dan teori antropologi untuk menyelidiki berbagai aspek Islam, termasuk ritual, tradisi, interpretasi, struktur sosial, dinamika gender, dan interaksi dengan tradisi budaya dan agama lainnya. 

Antropologi Islam berusaha memberikan pemahaman yang nuansa dan menyeluruh tentang Islam sebagai agama yang dijalani, dengan mempertimbangkan konteks dan kompleksitas yang beragam dari masyarakat Muslim di seluruh dunia. Dengan demikian, kajian-kajian yang dicetuskan oleh Talal Asad banyak merepresentasikan visi-visi toleransi dengan mengimplementasikan nilai-nilai religiusitas dalam konteks multikulturalisme. Hal ini sama artinya dengan upaya untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin yang mengayomi seluruh umat demi tujuan kemaslahatan umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun