Mohon tunggu...
Risma Savitrioni
Risma Savitrioni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Bersama Merangkul UMKM Negeri

11 Maret 2022   10:32 Diperbarui: 11 Maret 2022   10:36 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kenyataannya tidak sedikit badan usaha yang jatuh collapse bahkan terpaksa untuk gulung tikar karena pendapatannya tidak menutup modal yang mereka bangun sejak awal. Justru yang terjadi adalah para usaha mikro mendapat kerugian lebih besar dibandingkan keuntungan. Lambat laun, maka akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi para pekerja yang terdapat di dalam industri tersebut. Sehingga berpotensi bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia. 

Usaha mikro yang tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya, maka akan berisiko tidak memenuhi kewajiban membayar kredit. Hal tersebut akan mengakibatkan bermasalahnya kredit UMKM sehingga akan memperburuk kondisi ekonomi nasional. Menilik hal ini, pemerintah tidak diam saja. Akan tetapi, segera turun tangan membuat berbagai kebijakan dalam bentuk program untuk mengatasi kompleksnya masalah tersebut. Pemerintah telah menyiapkan pinjaman bagi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) agar dapat mengatasi masalah kredit UMKM. Selain itu terdapat program lain, seperti skema bantuan sosial, skema insentif perpajakan, relaksasi dan restrukturisasi kredit UMKM, perluasaan pembiayaan, dan pemerintah sebagai penyangga ekosistem dan penyerap hasil produksi UMKM.

Berdasarkan komplekasnya permasalahan yang menimpa UMKM Indonesia akibat dari menjalarnya pandemi covid-19, masalah tersebut harus segera diatasi. Agar kehidupan masyarakat dan perkembangan ekonomi dapat pulih kembali. Dalam mengatasi permasalahan ini sudah seharusnya menjadi tanggung jawab dari seluruh aktor baik pemerintah, masyarakat, dan komunitas. Pendeketan yang dapat dilakukan adalah pendekatan berbasis pada pengelolaan sumber yang bertumpu pada masyarakat. Karena pada pendekatan ini masyarakat dapat turut aktif dalam pengambilan keputusan sehingga dapat mendiri dan berdaya.

Solusi yang dapat dilakukan oleh produsen atau penjual untuk membangkitkan kembali usaha mikronya adalah sebagai berikut: produsen memiliki visi misi yang kuat dalam menjalani usahanya dengan disertai inovasi terbaru sesuai dengan kondisi dan waktu terkini. "Karena sebuah usaha akan sukses apabila mampu menghasilkan sesuatu yang inovatif" ( Steve Job).

Penjual dapat menilik "trend" apa yang sedang berkembang di masyarakat untuk dijadikan patokan dalam menghasilkan sebuah produk/jasa. Selain itu, barang yang dihasilkan juga disesuaikan dengan yang dibutuhkan oleh mayoritas penduduk. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut: "Maka kunci untuk tetap bertahan dan berkelanjutan adalah kemampuan untuk mengelola kesempatan" (Andi Nur Baumassepe, 2020:21).

Setelah mengkonsepkan inovasi, selanjutnya menentukan target pasar yang jelas dan tepat. Apakah produk/jasa yang dijual disajikan untuk kalangan bawah? Atau atas? Apakah untuk remaja? Atau orang dewasa? Hal semacam ini perlu diperhatikan sehingga produsen dapat menyesuaikan produknya dengan harga yang sesuai dan jatuh ke tangan yang tepat. Di samping menentukan target pasar, produsen juga harus memahami para pelanggannya.

Produk/jasa seperti apa yang konsumen inginkan agar yang diberikan produsen tepat dan relevan. Hal ini nantinya akan membuat pelanggan setia kepada usaha mikro tersebut karena telah tercipta hubungan yang baik antar produsen dan konsumen.

Proses penyaluran produk tersebut juga harus diperhatikan. Apakah ingin dijual secara luring dengan membuka toko, atau mengelilingi rumah-rumah warga, atau bahkan menjualnya secara online? Pada zaman revolusi industri 4.0 ini produsen dapat memanfaatkan keberadaan teknologi e-commerce untuk memperluas pangsa pasarnya. Sudah banyak e-commerce yang tersedia di Indonesia, seperti TokoPedia, Shopee, Bukalapak, dan sebagainya dengan berbagai fitur canggih di dalamna. Terlebih lagi sampai kini mayoritas aktifitas masyarakat masih banyak dilakukan dari rumah sehingga orang-orang malas untuk keluar rumah. Hal ini berujung pada meningkatnya daya beli masyarakat melalui e-commerce.

 Sebagai warga negara yang baik, alangkah indahnya jika kita mencintai produk dalam negeri, sebagai wujud nasionalisme. Masyarakat sebagai konsumen memiliki peran untuk mendukung UMKM negeri supaya semakin berkembang. Jika UMKM negeri ini maju, perekonomian pun akan terus meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.

Sebagai masyarakat kita dapat membantu usaha mikro dengan membeli produk atau menggunakan jasa yang telah disediakan. Setelah membeli, kita dapat memberikan penilaian positif sesuai dengan kualitas barang/jasa tersebut, terlebih lagi apabila usaha mikro tersebut membuka usahanya secara online sehingga dapat dijangkau dari jarak jauh.

Dari platform online itu kita bisa follow dan bantu mempromosikannya. Dengan begitu akan semakin banyak masyarakat yang mengenal UMKM tesebut yang pada akhirnya akan membantu peningkatan penjualan serta menyejahterakan para pelaku usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun