Mohon tunggu...
Risma Rismawati
Risma Rismawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Hobi saya yaitu menyanyi, mendengarkan musik, berkebun dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kesadaran Kewarganegaraan dalam Ketahanan Sosial Masyarakat pada Tahun 1950-an

23 Desember 2023   21:13 Diperbarui: 23 Desember 2023   21:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   2. Perkumpulan pemuda dan pelajar

Selain koperasi dan perkumpulan, juga maraknya organisasi yang didirikan oleh pemuda. Contohnya seperti, Panitia Aksi Mahasiswa Surabaya, 18 Oktober 1952 dengan dokumen pendirian ditandatangani oleh ketua Jitno Soegardjo dan sekretaris panitia Tjemblek Poeger. Tujuan didirikannya yaitu untuk mempelajari perkembangan politik yang berhubungan dengan situasi di Jakarta. Selain itu, berdiri juga Ikatan Pelajar Pulau Sumbawa (IPPS) pada hari Minggu 10 Agustus 1952. Organisasi serupa misalnya adalah Ikatan Pemuda Peladjar Kalipare (IIPK) Panggang, Gunung Kidul yang diketuai oleh Tukimin. Di Yogyakarta berdiri Panitia Persatuan Nasional yang mengadakan peringatan Hari Kebangunan Nasional, 20 Mei 1955 dan berbagai organisasi lainnya.

  • Gugatan rakyat sebagai kontrol.

 Rakyat menggugat sebagai wujud partisipasi sipil. Pada tahun 1950-an masyarakat mulai memiliki kesadaran mengenai kewarganegaraan dengan protes warga atas berbagai permasalahan tentang hak-hak sipilnya sebagai warga negara. Masyarakat mulai menyampaikan ketidakpuasan dan tuntutan mereka atas berbagai persoalan melalui bermacam saluran ekspresi seperti surat kabar salah satunya yang ingin disampaikan kepada pemerintahan.  

 Berdasarkan pemaparan diatas, sebagai masyarakat Indonesia kita perlu memahami pentingnya mengenai kewarganegaraan dengan hak-hak dan kewajiban yang dimiliki untuk menjaga ketahanan sosial dari rongrongan penjajah. Dengan memiliki kesadaran sebagai masyarakat dan warga negara Indonesia kita perlu menjaga dan mencintai tanah air untuk mensejahterakan masyarakat pribumi. Karena itu, semangat persatuan dan gotong royong menjadi semangat masyarakat Indonesia pada masa itu dan masa kini yang harus terus dibangun dan diperbaiki demi mecapai indonesia Maju.  

Sumber:

Agus Suwignyo, R. D. (2018). Praktik Kewargaan Sehari-hari Sebagai Ketahanan Sosial Masyarakat Tahun 1950-an (Sebuah Tinjauan Sejarah). Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 1, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun