Â
Fenomena bunuh diri pada remaja merupakan tantangan besar yang perlu diatasi dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan. Memang, faktor keimanan dan spiritualitas memiliki peran penting dalam mencegah tindakan bunuh diri.Â
Namun, perlu disadari bahwa masalah resiliensi juga menjadi akar persoalan yang tak kalah krusial. Dengan bekal resiliensi yang kuat, remaja akan mampu menghadapi badai kehidupan dengan penuh ketangguhan. Pendekatan psikoedukasi mindfulness terbukti efektif dalam membantu remaja meningkatkan resiliensi mereka.Â
Sudah saatnya lembaga pendidikan dan para pendidik menaruh perhatian lebih pada penguatan resiliensi dan kesehatan mental remaja. Hanya dengan generasi muda yang resilien dan bermental tangguh, Indonesia dapat mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dan bebas dari bayang-bayang bunuh diri yang menyedihkan.Â
Masa depan bangsa ada di pundak para remaja, maka sudah sepatutnya kita membekali mereka dengan resiliensi terbaik agar dapat menjadi tonggak kokoh bagi kejayaan negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H