Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengkhianat dalam Pelarian

24 November 2020   11:16 Diperbarui: 24 November 2020   11:22 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai diperiksa, Subandi harusnya ditahan. Namun di negara yang dikuasai para bedebah ini, segala urusan bisa diatur. Ia menawarkan sejumlah uang agar penahanannya ditangguhkan. 

Sial bagi Subandi, mereka minta jumlah yang cukup besar. Maklum, kasus ini bukan main-main. Tapi tak mengapa, karena jika Subandi ditahan, bisa-bisa nanti ia akan dijerat oleh pasal yang lebih berat lagi.

Selepas keluar dari tahanan, Subandi tak langsung menuju apartemen Golden Sky tempat ia biasa melakukan komunikasi untuk transaksi narkoba. Ia khawatir diintai polisi. Ia sengaja berkeliling menaiki Transjakarta. Setelah yakin bahwa dirinya tak dikuntit polisi, barulah ia menuju apartemen mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk itu.

Diperiksanya gawai yang biasa dipakai untuk transaksi. Ada notifikasi baru masuk dari Martell, atasannya di jaringan Black Rose. Di jaringan ini, semua anggotanya memakai nama sandi yang diambil dari merk minuman keras. Martell, Chivas Regal, Jack Daniels, Black Label, Captain Morgan, Bacardi, dll. 

Notifikasi dari Martell sangat mengejutkan Subandi. Absolut tertangkap, hapus segala jejak. Merunduk untuk sementara. Menjauh sampai kondisi terkendali. Dan yang terpenting, jangan percaya siapa pun.

Subandi lalu menghapus semua jejak transaksi dan komunikasi di gawai dan laptop. Ia lalu segera kabur, dipikirannya adalah kabur ke luar kota. Ketika sampai di selasar apartemen, telah menanti orang tadi pagi menangkapnya. 

Wajah mereka terlihat tidak senang. Ini jelas situasi yang gawat bagi Subandi. Ia lalu memilih keluar lewat pintu belakang. Namun disana telah menanti dua orang polisi yang bersiaga.

Subandi memakai tudung jaketnya dan berusaha setenang mungkin melewati dua orang polisi itu. Salah satu dari polisi itu menaruh curiga, namun ketenangan Subandi berhasil mengelabuinya.

Setelah melewati kedua polisi itu, Subandi bergegas menuju parkiran. Sial bagi Subandi. Di pintu keluar parkir, saat ia men-tap kartu pada mesin parkir, ada polisi yang melihatnya.

Ditekannya pedal gas dengan keras. Adegan kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Dengan kecepatan tinggi Subandi melajukan Honda Jazz RS miliknya menjauh dari kejaran polisi. Dengan lihainya, ia kabur dari kejaran mobil polisi. Ia melesat menuju arah barat, tujuannya adalah pulau Sumatra. 

Di pelosok Lampung Barat ada sahabatnya Helmi atau yang dikenal sebagai Gilbeys yang telah pensiun dari dunia hitam. Menurut Subandi disana bisa jadi tempat persembunyian yang aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun