Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Ada Cinta untuk Nayla

18 Oktober 2020   06:00 Diperbarui: 18 Oktober 2020   07:39 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Suasana Bliss resto cukup ramai malam itu. Alunan bossanova dan cahaya temaram membelai mesra para pengunjung yang datang. Mereka semua tampak larut dalam percakapan manis nan romantis dengan pasangan masing-masing. Namun ada satu pengunjung yang sedari tadi begitu tegang. Wajahnya sedikit pucat seperti menanti vonis. 

Resah dan gelisah seolah enggan pergi darinya. Fettuchini lezat dihadapannya tak mampu menggugah selera. Dialah Nayla yang mengajak Dirga bertemu malam ini untuk mempertaruhkan segalanya. Now or never. For better or worst, she will do it tonight. 

"Kamu kenapa sih sayang?" tanya Dirga sambil meneguk Sababay Wine Ludisia. Ia lalu menggenggam tangan Nayla menatapnya lembut. Sekian detik mereka beradu pandang. Tatapan teduh Dirga seketika membuat hati Nayla lumer. Tatapan yang menghangatkan bak selimut bagi hati Nayla yang kedinginan. Tatapan yang tidak pernah ia dapatkan dari lelaki mana pun, termasuk tamu-tamunya.

Benak Nayla mulai berpikir tentang kemungkinan terburuk yang akan menimpanya. Bahwa Dirga akan meninggalkannya setelah ia menyingkap rahasia yang selama ini ditutupinya.

Ia merasa tak sanggup untuk hidup tanpa lelaki yang telah menguasai hatinya itu. Ia lalu mulai mengutuk dirinya sendiri. Puluhan kata maki ia hadiahkan untuk dirinya sendiri.

"Mas, aku sayang banget sama kamu. Aku ngga bisa ngebayangin hidupku tanpa kamu." Alih-alih mengungkap rahasia, justru itu yang terucap dari bibir Nayla. Digenggamnya erat tangan Dirga seolah tak ingin dilepas lagi. Lelaki yang berprofesi sebagai Corporate Legal itu hanya tersenyum tipis. Segala tanya yang hadir, ia tepis.

"Iya, aku juga sayang kamu. Sikap kamu koq aneh sayang? Kenapa? Ada masalah? Cerita dong." Dirga berkata setenang telaga. Ia tahu ada hal yang ingin disampaikan Nayla. Gadis berusia awal dua puluh itu hanya menggeleng. Dirga tak ingin memaksa, mungkin lain waktu gadis dihadapannya itu akan mau bercerita.

"Ya sudah kalau belum mau cerita. Kita pulang yuk. Sudah hampir jam sebelas, besok kan aku kerja," tutur Dirga. Nayla mengangguk. Gagal sudah apa yang telah direncanakannya. Ia membayangkan cibiran pedas Melisa yang akan diterimanya. 

Lebih dalam lagi, ada perasaan bersalah yang semakin sulit untuk diredam. Apa yang dilakukannya selama ini adalah bentuk pengkhianatan. Jahat, sungguh jahat.

Dalam perjalanan pulang, Nayla lebih banyak melamun. Hatinya sering kali bertanya mengapa hidupnya tak bahagia. Dibesarkan dalam keluarga broken home. Dikhianati kekasih yang merenggut mahkotanya. Tak dipedulikan oleh keluarga besarnya. Akhirnya terjun ke dunia laknat pemuas dahaga pria. Dan sekarang, saat ia menemukan lelaki yang ia yakini dapat memberinya bahagia, keadaannya sudah terlanjur kacau. Ah, andai waktu dapat kuputar kembali, begitu batinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun