Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sensasi Kotak Ajaib

17 Oktober 2020   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2020   06:13 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tertegun menatap bangunan didepanku. Ruko tiga lantai dengan kaca gelap dan bertuliskan inisial MM di pintu masuknya. Ini kali ketiga aku mendatangi tempat ini. Setiap kali selalu berdebar sebelum memasukinya. Ada suara-suara malaikat yang menahanku sebenarnya, namun tertimbun oleh digdaya suara setan. Kutengok kiri kanan memastikan tiada seorang pun yang mengenaliku.

Kumenarik napas dalam untuk mengumpulkan keberanian. Kuhembuskan cepat lalu dengan setengah berlari aku masuk. Kudorong pintu masuk, dan kusapu pandangan kedalamnya. Suasananya tidak begitu ramai orang. Hanya ada dua orang pria sedang duduk santai sambil merokok di sofa selasar. Aku langsung menuju meja resepsionis yang ada di sebelah kanan pintu masuk. Kedatanganku disambut senyum ramah seorang wanita cantik berpakaian mini dress berwarna hitam. Tampak kontras dengan kulitnya yang terang.

"Selamat siang, Mas. Dengan Bella disini. Sudah reservasi?" tanya wanita berambut hitam lurus sebahu itu.

"Saya belum reservasi, Mba," jawabku.

Ia lalu mengarahkan pandanganku pada layar monitor. Dia lalu menunjukkan menu hidangan di tempat ini melalui layar. Menu yang disajikan tampak menggugah selera. Kupilih satu menu yang menurutku paling menarik. Bella, sang resepsionis menawarkan paket-paket layanan beserta harganya. Ada sensual package, double drop package, twin sensation, dan paket lain yang aku tak ingat namanya. Aku pilih paket standar saja, selama 2 sesi. Lalu aku diantar seorang room boy menuju ruangan yang kuberi nama kotak ajaib. Kenapa kotak ajaib? Karena hal-hal tidak terduga terjadi disini. Sulit diterka dan hampir tidak bisa diprediksi. Tak ada skenario yang pasti, mengundang improvisasi.

Dalam kotak ajaib berukuran 3x2 meter itu, terdapat matras, massage oil, tissue, dan asbak. Dindingnya dihias wallpaper gelap dengan motif batik parang warna emas. Di bagian bawah dinding, ada cermin yang mengelilingi ruangan. Lampu temaram ada di dinding bagian atas. Speaker pun ada memainkan musik bergenre EDM dengan tempo medium. Hmm... suasananya sungguh nyaman untuk relaksasi sepertinya.

Lalu kutengok kamar mandi tanpa pintu, dan hanya ditutup tirai berwarna hitam. Hanya ada shower dan peralatan mandi. Tak ada yang istimewa. Aku lalu duduk di matras yang cukup empuk dibalut sprei warna biru navy. Tak berapa lama, datanglah sesosok wanita cantik ke dalam kotak ajaib membawa 2 gulung handuk berwarna hijau tua. 

"Halo, dengan Adelia disini, panggil aja Adel. Ini dengan mas Ferdi yah?" sapa wanita cantik itu dengan senyum terkembang dan mengulurkan tangannya. Aku berdiri menatapnya sejenak dan menyambut uluran tangannya. Wajahnya mengingatkanku pada artis Mulan Jamila. Ia lalu mendekat padaku dan memberikan cipika cipiki. Adel termasuk tinggi untuk ukuran seorang wanita. Dengan high heel yang dipakainya, ia hampir menyamai tinggiku.

"Mau langsung atau mau ngobrol dulu nih, Mas Ferdi?" tanya gadis yang kutaksir berusia awal dua puluhan itu.

"Langsung aja," jawabku singkat.

Adel lalu membuka kancing kemeja Giordano putihku satu persatu. Adel lalu meletakkannya di hanger. Setelah itu kulepas kaus putih dan semua yang melekat padaku. Melepaskan pakaian terasa seperti melepaskan keimanan bagiku. Kulepaskan keimananku sampai tak tersisa. Kutatap Adel yang sedang sibuk mempersiapkan menu yang kupesan. Rasa gugup mulai menjalar seiring netraku yang menatap keindahan raga Adel. Wangi parfum wanita berkulit kuning langsat ini semakin membuaiku menuju khayalan tingkat tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun