Mohon tunggu...
risma aufa
risma aufa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Proyeksi Pemeriksaan Radiografi Abdomen pada Pasien Terindikasi Klinis Batu Ginjal

22 Juni 2024   20:05 Diperbarui: 22 Juni 2024   20:39 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://radiopaedia.org/articles/urolithiasis

Abstract 

Kidney stones or nephrolithiasis is a common medical condition that can cause severe pain and serious complications if left untreated. One of the main diagnostic methods used to identify the presence of kidney stones and determine their size and location is by performing radiography examinations. Radiography examination is used as an important and main diagnostic tool due to its wide availability. The purpose of radiography examination is to determine how effective radiography examination is in patients who have clinical indications of kidney stones. Patients are suspected of having kidney stones based on clinical indications, such as acute pelvic pain, hematuria, and impaired renal function. In this case, abdominal radiography examination with AP Supine projection was used. Based on the results of the examination, it shows that AP Supine abdominal radiography examination has a good detection rate for patients with clinical indications of kidney stones or nephrolithiasis.

Keywords : kidney stones, nephrolithiasis, radiography, abdominal radiography, AP Supine 

Abstrak

Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan kondisi medis umum yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu metode diagnostik utama yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan batu ginjal dan menentukan ukuran serta lokasinya adalah dengan melakukan pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan radiografi dijadikan sebagai alat diagnostik yang penting dan utama karena ketersediaannya yang luas. Tujuan pemeriksaan radiografi yaitu untuk mengetahui seberapa efektif pemeriksaan radiografi pada pasien yang memiliki indikasi klinis batu ginjal. Pasien yang diduga mengalami batu ginjal berdasarkan indikasi klinis, seperti nyeri panggul akut,  hematuria, serta gangguan fungsi ginjal. Pada kasus ini digunakan pemeriksaan radiografi abdomen dengan proyeksi AP Supine. Berdasarkan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pemeriksaan radiografi abdomen AP Supine memiliki tingkat deteksi yang baik bagi pasien dengan indikasi klinis batu ginjal atau nefrolitiasis.

Kata kunci : batu ginjal, nefrolitiasis, radiografi, radiografi abdomen, AP Supine

Pendahuluan 

Ginjal adalah organ tubuh yang sangat penting yang melakukan tugas seperti mengeluarkan garam, air, dan asam. Oleh karena itu, untuk mendiagnosis penyakit ginjal diperlukan kemampuan analisis yang akurat. Jika salah satu fungsinya tidak berjalan dengan baik, organ ginjal akan rusak yang dapat menyebabkan penyakit ginjal seperti batu ginjal.

Penyakit batu ginjal sudah ada sejak 7000 tahun yang lalu. Teori pembentukan batu sudah lama ada, tetapi masih belum jelas. Diduga dipengaruhi oleh banyak hal, seperti proses biologis, faktor genetik, dan kekurangan faktor perlindungan. Makanan dan minuman adalah salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan batu ginjal. Supersaturasi adalah proses biologis yang menyebabkan kristalisasi urin karena konsentrasi garam kalsium, oksalat, urat, sistin, natrium, dan xantin yang terlalu tinggi. Asupan makanan pembentuk kristal yang tinggi, seperti oksalat, kalsium, dan purin, bersama dengan asupan cairan yang lebih sedikit, menyebabkan kondisi ini terjadi. Magnesium, sitrat, dan lainnya mencegah pembentukan batu dalam urin normal. 

Batu ginjal dapat dievaluasi dengan menggunakan berbagai pencitraan radiologi salah satunya dengan menggunakan sinar-X. Bagian tubuh yang diperiksa untuk dapat mendiagnosa penyakit batu ginjal yaitu abdomen. Abdomen merupakan bagian dari tubuh dengan diafragma di bagian atas dan simphisis pubis di bagian bawah. Di dalamnya terdapat organ-organ yang membentuk dua sistem organ, yaitu sistem pencernaan dan sistem perkemihan. Sistem pencernaan dimulai dari mulut (oralcavity), esofagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Selain itu juga terdapat organ-organ penting lainnya seperti hepar, pankreas, dan kandung empedu (Lampignano, 2018). Pada pemeriksaan batu ginajal kali ini menggunakan teknik radiografi yang proyeksi abdomen AP (anteroposterior) supine (tidur telentang) (KUB). Dibutuhkan kerja sama yang baik antara radiografer dan pasien dan keluarga mereka untuk mengatur posisi pasien agar hasil gambaran menjadi lebih baik.

Metodologi 

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi abdomen pada pasien  yang terindikasi klinis batu ginjal adalah dengan pemeriksaan radiografi abdomen proyeksi AP Supine (KUB). Berikut langkah langkah pemeriksaan radiografi abdomen proyeksi AP Supine (KUB). 

A. Sebelum pemeriksaan

1. Memeriksa surat permintaan melakukan pemeriksaan radiografi yang berisi identitas pasien, indikasi klinis, surat persetujuan pasien (informed consent), jenis pemeriksaan radiografi yang akan dilakukan.

Persiapan alat dan sterilisasi ruangan pemeriksaan radiografi.

  1. Menanyakan kembali identitas pasien.

  2. Instruksi kepada pasien untuk melepas benda logam di area abdomen (jika ada).

B. Saat Pemeriksaan

1. Persiapan dan pemosisian pasien:

a. Instruksi kepada pasien untuk supine (tidur telentang) di atas meja pemeriksaan.

b. Instruksi kepada pasien untuk memposisikan kedua tangan berada di samping tubuh dengan pronasi manus dan ekstensi elbow.

c. Instruksi kepada pasien untuk rileks. Posisi seluruh tubuh ekstensi. Lutut difleksikan, jika pasien merasa tidak nyaman.

2. Pengaturan alat:

a. Gunakan kaset berukuran 35 cm x 43 cm, letakkan memanjang.

b. Gunakan grid dan meletakkannya di atas kaset dan di bawah meja pemeriksaan.

3. Pengaturan tabung:

a. Atur FFD sebesar 100 cm.

b. Atur CR tegak lurus IR.

c. Atur kolimasi dengan CP berada di crista iliaca dan kolimasi mencakup bagian yang  diinginkan.

d. Atur faktor eksposi dengan kV sebesar 80-85 dan mAs sebesar 10-18.

4. Lakukan eksposi saat pasien ekspirasi

C. Setelah Pemeriksaan

1. Instruksi kepada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.

2. Ambil kaset lalu masukkan kaset ke CR Reader untuk proses hasil citra.


Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Terindikasi gangguan batu ginjal

https://radiopaedia.org/articles/urolithiasis
https://radiopaedia.org/articles/urolithiasis


Gambar 2. Sehat

Pemeriksaan Abdomen AP adalah pemeriksaan yang ditujukan pada bagian perut dengan beberapa organ yang masuk didalamnya, seperti hati, ginjal, limpa. Abdomen AP juga berguna untuk melihat udara yang ada pada bagian rongga perut. Selain itu hasil citra yang optimal juga memperlihatkan lengkungan simfisis pubis untuk daerah kandung kemih secara optimal dengan kontras yang baik. Pemeriksaan Abdomen AP berfungsi untuk mengetahui apakah terdapat gangguan pada daerah perut atau pada organ di area abdomen, salah satu dari gangguan pada daerah abdomen adalah batu ginjal atau nefrolitiasis. 

Dari hasil citra pada gambar 1 dan 2, dapat diketahui bahwa terdapat terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Gangguan pada gambar 1 yang disebut nefrolitiasi atau biasa kita sebut sebagai batu ginjal. Pada hasil citra menggunakan sinar-X, dapat kita lihat dengan jelas bahwa terdapat batu ginjal atau nefrolit. Mengapa demikian? Batu ginjal atau nefrolit dapat terlihat jelas dikarenakan bentuknya yang menyerupai batu dan memiliki struktur padat, sehingga radiasi akan sulit untuk menembus.

Batu ginjal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, salah satunya yang paling umum adalah kurangnya mengonsumsi cairan dalam jangka waktu yang cukup lama, selain itu faktor keturunan juga berpengaruh dalam terbentuknya nephrolit. Batu ginjal juga memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda sehingga terdapat beberapa kasus dimana pasien merasakan rasa sakit yang luar biasa ketika batu ginjal tersebut berada pada saluran ureter.

Kesimpulan

Ginjal merupakan organ vital dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk menyaring limbah dan menjaga keseimbangan garam, air, dan asam. Gangguan dalam fungsi ginjal dapat mengakibatkan masalah serius seperti batu ginjal, yang merupakan kristal padat yang terbentuk dalam ginjal atau saluran kemih. Batu ginjal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk genetik, asupan makanan, dan kekurangan cairan dalam jangka waktu yang lama.

Untuk mendiagnosis batu ginjal, pemeriksaan radiologi seperti sinar-X sangat penting. Teknik radiografi proyeksi abdomen AP (anteroposterior) supine (KUB) adalah metode yang umum digunakan untuk menilai adanya batu ginjal. Prosedur ini melibatkan pemosisian pasien secara tertentu dan pengaturan alat radiologi yang tepat untuk mendapatkan gambaran yang akurat. Pemeriksaan abdomen AP Supine (KUB) berfungsi untuk mengidentifikasi gangguan seperti batu ginjal atau nefrolitiasis, hasil citra memvisualkan hati, ginjal, limpa. Perbedaan signifikan antara gambar 1 dan 2 menunjukkan adanya batu ginjal yang terlihat jelas pada hasil citra karena struktur padatnya yang menyerupai batu.

Referensi

  • Ather MH, Memon W, Aziz W, Sulaiman MN. Non-contrast CT in the evaluation of urinary tract stone obstruction and haematuria. Computed Tomography-Advanced Applications. 2017 Aug 9;1(1):5164970.
  • Brisbane W, Bailey MR, Sorensen MD. An overview of kidney stone imaging techniques. Nature Reviews Urology. 2016 Nov;13(11):654-62.
  • Raut AA, Naphade PS, Maheshwari S. Abdominal radiograph. Journal of Gastrointestinal and Abdominal Radiology. 2020 Dec;3(S 01):S22-34.
  • Timumun WW, Pontjowijono D. Teknik Pemeriksaan Intravenous Pyelography (IVP) Pada Klinis Nefrolitiasis Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo. Strada Journal of Radiography. 2023 Jun 26;4(1):8-15.
  • Wang YC, Lin CM, Chen SK. Intraperitoneal versus retroperitoneal air signs in abdominal radiographs. The American journal of emergency medicine. 2010 Jan 1;28(1):109-10.
  • Grace Orno T, Fauzi AZ, Isma J, Usman S, Feraritra R, Atmaja D, et al. Pemeriksaan Sedimen Urine Sebagai Upaya Deteksi Dini Kejadian Batu Ginjal Masyarakat Desa Awila Kabupaten Konawe Utara INFO ARTIKEL ABSTRAK. 2024;3(2):129--37. Available from: https://doi.org/10.59025/js.v3i2.209
  • Sudarmo P, Irdam AI. Pemeriksaan Radiografi Polos Abdomen pada Kasus Gawat Darurat. Maj Kedokt Indones. 2008;537--41.
  • Yudha Sambawitasia IP, Irma Wulandari P, Sukadana K. Pemeriksaan Ct Stonografi Pada Kasus Nefrolithiasis. JRI (Jurnal Radiogr Indones. 2022;5(2):96--103.
  • Ariana R. Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Post Op Percutaneous Nephrolithothomy. 2022. 1--23 p.
  • Dhahryan, Azam M. Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Entrance Skin Exposure (ESE) dan Laju Paparan Radiasi Hambur. 2009;12(1):21--7. 
  • Dicki Alamsyah AP, Normalisa. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal. International Journal of Artificial Intelligence [Internet]. 2019Jun.24 [cited 2024Jun.16];6(1):53-4. Available from: https://lamintang.org/journal/index.php/ijai/article/view/32
  • Prasetyo AD, Prasetyo AD. PROSEDUR PEMERIKSAAN INTRA VENA UROGRAFI UNTUK PENEGAKKAN DIAGNOSA BATU GINJAL (LITERATURE REVIEW).
  • Kartina Wati E. Penatalaksanaan Teknik Radiografi Abdomen 3 Posisi Pada Kasus Ileus Paralitik Dengan Modalitas Computed Radiography Di Instalasi Radiologi . JCS [Internet]. 2023Sep.30 [cited 2024Jun.16];2(9):1605-22. Available from: https://jcs.greenpublisher.id/index.php/jcs/article/view/518
  • Kresnawan T. TATALAKSANA DIET PADA PENYAKIT BATU GINJAL SAAT INI. TEMU ILMIAH NASIONAL PERSAGI. 2005;1:211-6.
  • Alamsyah AP. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal. International Journal of Artificial Intelligence. 2019 Jun 24;6(1):53-74.
  • Sudarmo P, Irdam I. Pemeriksaan radiografi polos abdomen pada kasus gawat darurat. Majalah kedokteran indonesia. 2008;52(12).
  • Bontrager KL, Lampignano J. Textbook of radiographic positioning and related Anatomy-E-Book. Elsevier Health Sciences; 2013 Aug 7.
  • Richard L. Drake PF, A. Wayne Volg, PhD F, Adam W. M. Mitchell. Gray's Basic Anatomy. 2012. 

    Yokochi R, Marty B. A determination of the neon isotopic composition of the deep mantle. Earth and Planetary Science Letters. 2004 Aug 30;225(1-2):77-88.

  • Paulsen F, Waschke J. Sobotta. Elsevier Health Sciences Germany; 2011.

  • Paulsen F, Waschke J, editors. Sobotta Atlas of Anatomy, Vol. 2, English/Latin: Internal Organs. Elsevier Health Sciences; 2023.

  • Stenhouse L. Crash Course Anatomy4: Crash Course Anatomy. Elsevier Health Sciences; 2012.

  • Watson W, Dykes MI. Crash Course: Anatomy. Elsevier Health Sciences; 2007 May 14.

  • Netter FH. Netter atlas of human anatomy: classic regional approach. Elsevier Health Sciences; 2022 Feb 19.

  • Netter FH. Netter's atlas of human anatomy. Saunders Elsevier; 2010.

  • Netter FH. Atlas of human anatomy, Professional Edition E-Book: including NetterReference. com Access with full downloadable image Bank. Elsevier health sciences; 2014 May 20.

  • Rohen JW, Yokochi C, Ltjen-Drecoll E. Color atlas of anatomy: a photographic study of the human body. Schattauer Verlag; 2006.

  • Schnke M, Schulte E, Schumacher U, Ross LM, Lamperti ED. Thieme atlas of anatomy: general anatomy and musculoskeletal system. Thieme Medical Publishers, Incorporated; 2014.

  • Widayana KA. Pemeriksaan Radiologi dan Imaging untuk Perforasi Hollow Organ Abdomen. Cermin Dunia Kedokteran [Internet]. 2022 Jan. 3 [cited 2024 Jun. 22];49(1):50-6. Available from: https://cdkjournal.com/index.php/cdk/article/view/191

  • Widyapratama A. PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ABDOMEN AKUT PADA KLINIS ILEUS PARALITIK DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. SOEDONO MADIUN (Doctoral dissertation, Universitas Widya Husada Semarang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun