Mohon tunggu...
Risma
Risma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS dalam Menghadapi Era Society 5.0

3 Januari 2023   04:59 Diperbarui: 3 Januari 2023   04:59 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kurikulum KTSP (2006)

Dalam kurikulum 2006, pemerintah menetapkan standar kompetensi dan kompetensi inti, sedangkan sekolah dalam hal ini guru harus mampu mengembangkan kurikulum dan penilaian sesuai dengan kondisi sekolah dan daerah. Hasil pengembangan seluruh mata pelajaran disusun dalam sebuah instrumen yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah arahan dan pengawasan Dinas Pendidikan dan Wilayah.

Dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dianjurkan menggunakan pendekatan terpadu. Model pembelajaran terpadu memungkinkan siswa secara aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Pusat Kurikulum 2006: 6). Ada tiga model yang dapat dikembangkan dalam implementasi pembelajaran terpadu mata pelajaran IPS yaitu, (1) model integrasi berdasarkan topik, (2) model integrasi berdasarkan potensi utama, dan (3) model integrasi berdasarkan permasalahan. Berdasarkan penerapan model pembelajaran ini, siswa akan mampu memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal yang dipelajarinya. Dengan begitu, siswa akan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

Berdasarkan penelitian Edy Sutrisno dan Wasino tahun 2010 yang mengkaji sistem pembelajaran IPS dalam realita di era KTSP pada SMP di kabupaten Pati menemukan bahwa hampir semua guru tidak menerapkan pembelajaran IPS terpadu. Ada beberapa alasan yang menjadikan tidak terlaksananya pembelajaran IPS terpadu, yaitu (1) pemahaman tentang pendekatan terpadu IPS yang kurang, (2) perencanaannya sulit, (3) standar isi tidak disusun secara terpadu, (4) para guru tidak memiliki pengetahuan ke-IPS-an secara menyeluruh karena berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda, (5) kebijakan sekolah yang masih membagi tugas mengajar secara terpisah, (6) keterbatasan jumlah guru, serta (7) sarana dan bahan pelajaran yang kurang. Selain itu, para guru juga masih menerapkan pembelajaran "teacher centered" yang mana transfer of knowledge dilakukan dengan metode ceramah. Strategi belajar ini, masih kurang menerapkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hal ini juga yang menjadi kegagalan dalam penerapan IPS terpadu di sekolah.

Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh siswa. Kurikulum ini memuat seperangkat kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan sehingga dapat diamati keefektifan dari segi tingkah laku atau keterampilan siswa sebagai ukuran keberhasilan. Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 diarahkan untuk membantu siswa menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan utama dari kurikulum 2013 ini ialah menghasilkan generasi Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, kurikulum 2013 didesain dengan menggunakan konsep pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah). Hal ini karena pendekatan saintifik dianggap relevan dalam proses pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Dalam proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah berarti mengedepankan proses penalaran induktif dibandingkan penalaran deduktif. Penalaran induktif melihat fenomena umum kemudian menarik kesimpulan secara keseluruhan. Langkah-langkah penerapan pendekatan saintifik menurut Kemendikbud dalam (Silvi Nur, 2017) terdiri dari lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Berdasarkan kajian penelitian Silvi Nur Afifah tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di MTsN Malang 1 menunjukkan bahwa sebagian guru IPS masih mengalami beberapa kendala dan masih dibutuhkan penyesuaian dengan kondisi real di lapangan. Kurangnya sosialisasi, terbatasnya waktu saat pelatihan kurikulum 2013 dan ketidakyakinan guru akan kesiapan siswa menjadi penyebab terkendalanya penerapan program kurikulum ini. Walaupun sebagian guru IPS sudah menerapkan pendekatan saintifik, namun pembelajaran IPS masih banyak dilakukan di dalam kelas, sehingga kurang memberikan pengalaman belajar pada siswa. Dibutuhkan inovasi dan keberanian dari guru IPS untuk melaksanakan pendekatan saintifik secara lebih konkrit dan mendalam agar penerapan kurikulum 2013 dapat mencapai tujuan.

Kurikulum Darurat (2019)

Kurikulum darurat adalah satuan tingkat pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan di masa darurat dengan memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan. Masa darurat yang dimaksud bukan hanya saat pandemic covid-19 tetapi juga saat darurat lainnya seperti bencana alam, huru-hara, dan sebagainya. Dalam menyusun kurikulum darurat, setiap satuan pendidikan diperbolehkan melakukan inovasi dan modifikasi kurikulum sebelumnya, yang mana hal ini disesuaikan kembali dengan kondisi dan kebutuhan tiap satuan pendidikan.

Pembelajaran dalam kurikulum darurat difokuskan pada pembelajaran esensial dan kontekstual. Kompetensi dasar disederhanakan oleh pemerintah agar berfokus pada  kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat. Dengan disederhanakannya kompetensi dasar, siswa dan guru tidak terbebani tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan orang tua juga dipermudah dalam pendampingan pembelajaran di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun