Tanpa saya pancing, teman saya akhirnya membeberkan cerita. Kalau saja dia bisa menceraikan sang istri yang mirip nenek lampir itu. Dan hal itu tidak mungkin, karena sang istri pernah mengancam perceraian hanya akan membuat sang suami tidak akan pernah punya akses melihat anaknya lagi. Itu mengerikan bagi seorang bapak! Lebih mengerikan ketimbang kehilangan rumah, mobil dan harta lain untuk sang mantan istri.
Atau kalau saja dia bisa menikahi perempuan lain tanpa menceraikan istri pertama. Ah mana mungkin! Duit darimana? Tahu sendiri jatahnya cuma Rp 20 ribu sehari dari gaji yang banyak itu. Makanya teman saya paling hobi mencari side job untuk uang tambahan. Kasihan.
Kalau melihat kasus ini, sejujurnya saya mendukung jika lelaki memilih perempuan lain untuk jadi istri. Perempuan yang tidak hanya bisa membahagiakan sang lelaki dari segi seks tetapi juga perasaan nyaman.
Walau saya perempuan, saya menganggap perempuan pertama seperti kasus di atas memang kurang ajar!
Kesimpulan akhir, jangan pernah memberi label buruk kepada orang lain tanpa tahu yang sebenarnya terjadi!
'Mistress' atau gundik tidak selalu berkonotasi negatif. Begitupun istri pertama tidak selalu 'lebih mulia'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H