Mohon tunggu...
Risma
Risma Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca Kehidupan

"Menjadi Orang yang Lebih Baik, Bukan Orang yang Baik"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pilih Mana, Ekonomi Islam atau Ekonomi Konvensional?

5 April 2021   11:27 Diperbarui: 5 April 2021   11:35 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Risma

NIM : 2009055

Ekonomi islam, saat ini sedang ramai diperbincangkan terlebih lagi di Indonesia sendiri. Dibuktikan dengan didirikannya Bank Syari'ah Indonesia (BSI) secara resmi pada 21 Februari 2021. Sebagai negara mayoritas islam, memang ekonomi islam sudah seharusnya tidak asing lagi di Indonesia. Ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang mampu menciptakan keadilan dan kesejahteraan bersama, diiringi oleh konsep keberkahan dunia dan akhirat (ajaran Islam).

Dari pengertian ekonomi islam di atas, secara sederhana ekonomi islam adalah ekonomi yang di dalamnya memuat ajaran islam (syari'ah). Saat ini, ekonomi islam dinilai menjadi solusi dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat pandemi covid-19. Bahkan saat perekonomian Indonesia memasuki jurang resesi, serangkaian program pemulihan ekonomi dilakukan salah satunya dengan gencarnya menggalakkan sektor keungan yang syari'ah.

Pada kenyataanya, ekonomi islam masih kalah eksistensinya di bandingkan dengan ekonomi konvensional. Mengapa demikian? Salah satu faktornya adalah karena kurangnya sosialisasi atau pengenalan mengenai ekonomi islam di Indonesia. Ekonomi konvensional adalah suatu kegiatan atau perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas.

Dalam ekonomi konvensional terdapat dua sistem ekonomi yang mendominasi yaitu ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Banyak negara di dunia yang mengunakan sistem ekonomi konvensional ini. Dalam praktiknya memang sistem yang digunakan adalah perpaduan antara ekonomi kapitalis yang bebas dan ekonomi sosialis yang mengganggap peran negara juga penting dalam perekonomian.

Bila diuraikan satu persatu-satu mengenai ekonomi kapitalis dan sosialis ini jelas berbeda, bahkan ada yang mengatakan bahwa kedua sistem ekonomi ini lahir karena pertentangan politik. Ekonomi kapitalis dengan segala kebebasannya berusaha untuk merauk untung semaksimal mungkin dari sumber daya alam yang terbatas. Sehingga persaingan sangat ketat terjadi dalam ekonomi kapitalis, yang kuatlah yang akan bertahan hidup.

Sedangkan dalam ekonomi sosialis yang di kedepankan adalah semangat kebersamaan. Bagaimana caranya semua orang sejahtera dengan sumber daya alam yang ada. Tidak ada kepemilikan individu semuanya dimiliki bersama. Negara yang menganut sistem ekonomi ini adalah seperti negara Uni Soviet. 

Pasca keruntuhan Uni Soviet, ekonomi kapitalis semakin mendunia banyak negara menggunakan sistem ekonomi ini. Seolah-olah keruntuhan Uni Soviet ini memang ditunggu-tunggu.

Tidak ada sistem ekonomi buatan manusia yang benar-benar sempurna. Dalam perjalanannya ekonomi kapitalis mulai kehilangan kepercayaan dari warga dunia, hal ini terjadi karena terjadinya inflasi besar-besaran atau Hyfer Inflation pada tahun 1923 di eropa dan juga terjadinya resesi pada tahun 1929-1933 di Amerika Serikat. 

Banyak kerugian terjadi karena hal ini, bank-bank berjatuhan, pengangguran meraja rela, jurang kemiskinan semakin curam dan banyak lagi. Kegagalan ekonomi kapitalis telah menghilangkan kepercayaan masyarakat bahwa ekonomi kapitalis menjadi solusi dan dapat membawa kesejahteraan.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh para penganut sosialis untuk menciptakan sistem yang menjawab masalah yang sedang terjadi. Salah satunya adalah Keynes dengan melakukan adaptasi pemikiran Karl Mark, dimana perekonomian dilakukan secara terpusat atau sentral, semuanya dikuasai oleh negara sebagai penggerak dan pengatur roda perekonomian. 

Namun, dalam perjalanannya sistem ini pun tidak dapat memberikan jalan keluar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dunia sehingga pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dekade 1990-an, sistem ekonomi tersebut mulai hancur ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin dan terpecahnya Negara Uni Soviet menjadi beberapa bagian.

Setelah dua kejadian di atas eksistensi ekonomi islam mulai mendapat sorotan dari dunia. Terlebih pasca perang dunia, negara-negara islam melakukan rekonstruksi pada ekonomi islam yang orisinil setelah kemerdekaan. Ekonomi islam telah ada sejak Nabi Muhammad SAW. diangkat menjadi nabi dan rasul serta mengajarkan tentang kebijakan-kebijakan dalam ekonomi islam itu sendiri. Sebagai pijakan bersama, ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai ilmu yang mengkaji kegiatan manusia dalam menggunakan sumber (produksi) bagi menghasilkan barang dan jasa untuk dirinya dan untuk didistribusikan kepada orang lain dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh agama Islam dengan harapan untuk mendapatkan keridaan Allah.

Melihat keberhasilan ekonomi islam dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia, mulai banyak negara yang mengadopsi sistem ekonomi ini, bahkan negara non-muslim sekalipun. Terdapat 3 pilar ekonomi islam, menurut Muhammad Arif (2018:10-11), yaitu: 1) Harta dan hak milik pribadi, bahwa sesungguhnya harta adalah milik Allah manusia hanya di titipi saja; 2) Makna kerja dan laba, dalam ekonomi islam juga diajarkan bahwa untuk mendapatkan upah harus didahului usaha atau kerja sebelumnya; 3) Kerjasama, prinsip kerjasama ini dilandasi oleh prinsip saling tolong menolong (ta'awun) dan persaudaraan (al-ukhuwah), amanah (saling percaya) dan sidq (kejujuran).

Dari uraian di atas, tergambar sudah bagaimana perbedaan ekonomi islam dam ekonomi konvensional. Ekonomi konvesional dengan dua sistem ekonomi yang mendominasi yaitu ekonomi kapitalis dengan kebebasannya dan ekonomi sosialis dengan keterikatannya pada negara. Lalu, ekonomi islam adalah ekonomi yang memberi solusi atas berbagai pemasalahan, serta sebuah sistem ekonomi yang berusaha untuk membentuk manusia ekonomi yang berkarakter dengan segala prinsip islam di dalamnya. Sekarang tinggal, Indonesia mau pilih yang mana ekonomi islam atau konvensional?

Sumber : 

Effendi, S. 2019. Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis. Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM). 6:148.

Hani U. 2017. Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional. Skripsi. Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Parepare.

Amiral. 2017. Perbandingan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam. Jurnal Penelitian dan Pengabdian. 5:148.

Arif, M. 2018. Filsafat Ekonomi Islam. 1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun