Mohon tunggu...
Risma
Risma Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca Kehidupan

"Menjadi Orang yang Lebih Baik, Bukan Orang yang Baik"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pilih Mana, Ekonomi Islam atau Ekonomi Konvensional?

5 April 2021   11:27 Diperbarui: 5 April 2021   11:35 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi ini dimanfaatkan oleh para penganut sosialis untuk menciptakan sistem yang menjawab masalah yang sedang terjadi. Salah satunya adalah Keynes dengan melakukan adaptasi pemikiran Karl Mark, dimana perekonomian dilakukan secara terpusat atau sentral, semuanya dikuasai oleh negara sebagai penggerak dan pengatur roda perekonomian. 

Namun, dalam perjalanannya sistem ini pun tidak dapat memberikan jalan keluar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dunia sehingga pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dekade 1990-an, sistem ekonomi tersebut mulai hancur ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin dan terpecahnya Negara Uni Soviet menjadi beberapa bagian.

Setelah dua kejadian di atas eksistensi ekonomi islam mulai mendapat sorotan dari dunia. Terlebih pasca perang dunia, negara-negara islam melakukan rekonstruksi pada ekonomi islam yang orisinil setelah kemerdekaan. Ekonomi islam telah ada sejak Nabi Muhammad SAW. diangkat menjadi nabi dan rasul serta mengajarkan tentang kebijakan-kebijakan dalam ekonomi islam itu sendiri. Sebagai pijakan bersama, ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai ilmu yang mengkaji kegiatan manusia dalam menggunakan sumber (produksi) bagi menghasilkan barang dan jasa untuk dirinya dan untuk didistribusikan kepada orang lain dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh agama Islam dengan harapan untuk mendapatkan keridaan Allah.

Melihat keberhasilan ekonomi islam dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia, mulai banyak negara yang mengadopsi sistem ekonomi ini, bahkan negara non-muslim sekalipun. Terdapat 3 pilar ekonomi islam, menurut Muhammad Arif (2018:10-11), yaitu: 1) Harta dan hak milik pribadi, bahwa sesungguhnya harta adalah milik Allah manusia hanya di titipi saja; 2) Makna kerja dan laba, dalam ekonomi islam juga diajarkan bahwa untuk mendapatkan upah harus didahului usaha atau kerja sebelumnya; 3) Kerjasama, prinsip kerjasama ini dilandasi oleh prinsip saling tolong menolong (ta'awun) dan persaudaraan (al-ukhuwah), amanah (saling percaya) dan sidq (kejujuran).

Dari uraian di atas, tergambar sudah bagaimana perbedaan ekonomi islam dam ekonomi konvensional. Ekonomi konvesional dengan dua sistem ekonomi yang mendominasi yaitu ekonomi kapitalis dengan kebebasannya dan ekonomi sosialis dengan keterikatannya pada negara. Lalu, ekonomi islam adalah ekonomi yang memberi solusi atas berbagai pemasalahan, serta sebuah sistem ekonomi yang berusaha untuk membentuk manusia ekonomi yang berkarakter dengan segala prinsip islam di dalamnya. Sekarang tinggal, Indonesia mau pilih yang mana ekonomi islam atau konvensional?

Sumber : 

Effendi, S. 2019. Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis. Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM). 6:148.

Hani U. 2017. Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional. Skripsi. Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Parepare.

Amiral. 2017. Perbandingan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam. Jurnal Penelitian dan Pengabdian. 5:148.

Arif, M. 2018. Filsafat Ekonomi Islam. 1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun