Entah di mana kesalahannya. Di keluarga? Atau di pendidikan dasar atau menengah?
Soal karakter, Pendidikan Tinggi tidak boleh lepas tangan. Di beberapa Univesitas di Yogya, hal ini sudah menjadi perhatian. Biasanya diberikan di masa awal studi saat masa orientasi. Hal-hal seperti misalnya etika berbicara dengan dosen . Kelihatan remeh tetapi itu penting.
Ada satu Perguruan Tinggi swasta (memang berkualitas), yang mengadakan semacam diklat khusus beberapa hari untuk mahasiswa barunya yang berasal dari luar Jawa.
Mengenai bagaimana menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat Yogya. Sehingga saat kos atau kontrak di rumah-rumah masyarakat tidak ada gesekan-gesekan yang tidak perlu.
Sayangnya saya yakin masih sedikit kampus di Yogya yang melakukan hal ini. Padahal ada ratusan kampus di Yogya dari yang jelas sampai yang "tidak jelas" hehehe , menjadi tempat menuntut ilmu para mahasiswa.Â
Pengetahuan saat ini adalah barang murah. Di masa ini apa saja yang kita mau tahu dan segala informasi bahkan ilmu mudah kita akses dimana-mana. Pesatnya teknologi informasi sangat memungkinkan hal itu. Tetapi memiliki karakter dan kebiasaan baik ternyata tidak mudah. Hal itu harus dibentuk dan dibiasakan. Bukan sekedar dipelajari.Â
Amat disayangkan jika berpendidikan tinggi tetapi tidak meningkatkan kualitas hidup dari segi membentuk karakter, belajar etika, berkebiasaan baik, dan berinisatif.
Pendidikan mestinya membentuk bahkan merubah pola pikir. Jangan sampai kuliah tinggi-tinggi apalagi kalau harus sampai merantau tetapi pola pikir tetap saja tidak maju-maju.
Tentunya kita semua tidak ingin negara ini kebanjiran orang pandai tetapi tidak bermental dan berkarakter baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H